METODOLOGI SIKLUS HIDUP SISTEM
MAKALAH
UNTUK
MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Sistem
Informasi Manajemen
Yang
dibina oleh Lifa Farida Panduwinata, S.Pd, M.Pd
Oleh:
1.
Anggadika Ismawanto 130411612548
2.
Nita Lily Mardiyansah 130411604493
3.
Oktafiany Widhi Astuti 130411604477
Offering A

UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS
EKONOMI
JURUSAN
MANAJEMEN
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN TATA NIAGA
Februari
2015

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................ i
BAB I: PENDAHULUAN
BAB II: METODOLOGI SIKLUS HIDUP
SISTEM
2.1
Siklus Hidup Sistem................................................................................ 4
2.2
Langkah-langkah dalam Tahap Perencanaan........................................... 6
2.3
Tahap Analisis.......................................................................................... 10
2.4
Tahap Rancangan..................................................................................... 11
2.5
Tahap Penerapan...................................................................................... 12
2.6
Tahap Penggunaan................................................................................... 14
2.7
Menempatkan Siklus Hidup Sistem dalam Prespektif............................. 15
2.8
Menempatkan SLC, Prototyping dan RAD dalam Perspektif................ 22
BAB IV : PENUTUP
3.1
Kesimpulan.............................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 26

BAB
I
PENDAHULUAN
Konsep
siklus hidup cocok dengan segala sesuatu yang lahir, tumbuh berkembang dan
akhirnya mati. Pola ini juga berlaku
untuk system berbasis computer seperti aplikasi pengolahan data, atau system
pendukung keputusan (decision support
system-DSS).
Siklus
hidup system terdiri dari lima tahap. Empat tahap yang pertama-perencanaan,
analisis, rancangan, dan penerapan-dimaksudkan bagi pengembangannya. Tahap
kelima dimaksudkan untuk penggunaanya. Semua tahap dapat melibatkan pemakai,
dapat pula melibatkan spesies informasi jika end-user computing tidak diikuti sepenuhnya. Kegiatan siklus hidup
system, baik bagi pemakai maupun spesialis informasi dikelola dari beberapa
sudut pandang dalam perusahaan. Eksekutif menetapkan kebijakan dan membuat
rencana yang mengatur pemakaian computer. Pada tingkat yang sedikit lebih
rendah, suatu komite khusus yang disebut dengan komite pengarah SIM (MIS
steering committee) dapat mengelola seluruh siklus hidup dalam perusahaan.
Ketika tiap suklus hidup melalui tahap pengembangan, para pemimpin proyek
mengawasi para anggota tim.
Siklus
hidup system merupakan penerapan pendekatan system untuk tugas mengembangkan
dan menggunakan system berbasis computer. Siklus hidup system itu sendiri
merupakan metodologi, tetapi polanya lebih dipengaruhi oleh kebutuhan untuk
mengembangkan system yang lebih cepat. Pengembangan system yang lebih
responsive dapat dicapai dengan peningkatan sklus hidup dan penggunaan
peralatan pengembangan berbasis computer (computer-based development tools).
Dua peningkatan itu adalah prototyping dan rapid application development (RAD).
Saat perusahaan-perusahaan berusaha memanfaatkan sepenuhnya teknologi informasi
mereka memperbarui system mereka dengan menggunakan rancang ulang proses bisnis
(business process resign-BPRI).

1.
SIKLUS HIDUP SISTEM
Metodologi
adalah suatu cara yang disarankan untuk melakukan suatu hal. Siklus hidup
system (system life cycle- SLC )
merupakan penerapan pendekatan system untuk mengembangkan dan menggunakan
system berbasis computer. SLC terdiri dari serangkaian tugas yang mengikuti langkah-langkah
pendekatan system dan dilakukan secara top-down SLC disebut sebagai pendekatan
air terjun (waterfall approach) bagi
pengembangan dan penggunaan system.
·
Tahap-tahap Siklus
Hidup
Siklus hidup system digambarkan
sebagai suatu pola serupa roda

Empat tahap yang pertama adalah
perencanaaan, analisis, rancangan dan penerapan yang dinamakan siklus hidup
pengembangan system (system development life cycle- SDLC). Tahap kelima adalah
tahap penggunaanya yang berlangsung sampai sudah waktunya untuk merancang
system iitu kembali yang mengakibatkan siklus itu akan diulangi.
·
Pengelolaan Siklus
Hidup
Siklus hidup sistem yang pertama
dikelola oleh manajer unit jasa informasi, dibantu oleh amanajer dari analisis
system, program dan operasi.
![]() |
Pemasaran
Manufaktur
Keuangan
Sumber daya manusia
Hierarki
para manajer dalam Siklus Hiidup Produk
Tanggung
jawab eksekutif :Memutuskan untuk mengawasi proyek
pengembangannya. Ketika ingkup system menyempit dan fokusnya lebih oerasional
kepemimpinan akan dipegang oleh eksekutif tingkat yang lebih rendah seperti
wakil direktur utama, direktur bagian administrasi dan CIO.
Komite
Pengarah SIM : Bertanggung jawab atas pegawasan
seluruh proyek system. Jika tujuan komte adalah memberikan petunjuk, pengarahan
dan pengendalian yang berkesinambungan
disebut dengan komite pengarah. Jika perusahaan membentuk komite
pengaruh untuk mengarahkan pengguna sumber daya computer perusahaan disebut
dengan komite pengarah SIM.
Komite pengarah SIM melaksanakan tiga
fungsi utama :
·
Menetapkan
kebijakan yang memastikan dukungan computer untu
menncapai tujuan strategi perusahaan.
·
Menjadi
pengendali keuangan dengan bertindak
sebagai badan yang berwenang memberi persetujuan bagi semua permntaan dana yang
berhubungan dengan computer.
·
Menyelesaikan
pertentangan yang timbul sehubungan dengan
prioritas penggunaan computer.
Akibatnya tugas dari komite pengarah SIM
ini adalah menjalankan strategi yang ditetapkan oleh komite eksekutif dan
rencana strategi sumber daya informasi. Dengan emmeutuskan manajemen siklus
hidup system dalam komite pengarah, diperoleh dua keuntungan :
ü Komputer
akan digunakan untuk mendukung pemaka diseluruh perusahaan.
ü Proyek-proyek
computer akan mempunyai perencanaan dan pengendalian yang baik. Komite pengrah SIM merupakan bukti yng nyata
bahwa perusahaan bermaksud menyediakan sumber daya informasi bagi semua pemakai
yang memang membutuhkan.
·
Kepemimpinan Proyek
Komite pengarah SIM
jarang terlibat langsung dengan rincian pekerjaan, tanggung jawab tersebut ada
pada tim proyek.Tim Proyek mencakup
semua orang yang ikut serta dalaam pengembangan system berbasis computer. Suatu
tim memiliki belasan anggota, yang terdir dari pemakai, spesialis informasi dan
auditor internal. Kegiatan tim diarahkan oleh seorang peminmipin proyek yang memberikan pengarahan sepanjang
berlangsungnya proyek.
·
Tahap Perencanaan
Keuntungan dari
merencanakan proyek CBIS :
ü
Menentukan lin gkup
dari proyek.
ü
Mengenali bebagai area
permasalahan potensial.
ü
Mengatur urutan tugas.
ü
Memberikan dasar untu
pengendalian.
2. LANGKAH-LANGKAH
DALAM TAHAP PERENCANAAN
1) Menyadari
Masalah. Kebutuhan akan royek CBIS biasanya dirasakan oleh manajer perusahaan, non manajer dan elemen-elemen
dalam lingkungan perusahaan untuk mengamati gejala – gejala permasalahan.
2)
Mendefinisikan Masalah.
Setelah manajer emnyadari adanya masalah, ia harus memaahaminya dengan baik
supaya dapat mengatasi permasalahan itu. Namun, manajer tidak berusaha untuk
mengumpulkan semua informasi pada titik ini. Manajer hanya mencari untuk
mengidentifikasikan dimana letak
permasalahannya dan penyebabnya.

3)
Menentukan Tujuan
Sistem. Manajer dan analis system mengembangkan suatu daftar tujuan sistem yang
harus dipenuhi oleh system untuk ememuaskan pemakai.
4)
Mengidentifikasi
Kendala-kendala system. Sistem baru tidak akan beroperasi bebas dari kendala.
Beberapa kendala yang ditimbulkan oleh lingkungna, seperti laporan pajak yang
diminta oleh pemerintah dan informasi pembayaran yang dibutuhkan konsumen.
Kendala lain misalnya yang ditimbulkan oleh manajemen perusahaan, seperti
keharusan menggunakan perangkat keras yang telah ada atau menyiapkan dan
menjalankan system pada tanggal tertentu.
Kendala-kendala harus diindentifikasi sebelum system benar-benar mulai
dikerjakan. Dengan cara ini baik rancangan system maupun kegiatan proyek akan
berada diantara kendala-kendala ini.
5)
Membuat studi kelayakan
merupakan suatu tinjauan sekilas pada factor-faktor utama yang akan
mempengaruhi kemampuan system untuk mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan. Ada
enam dimensi kelayakan:
ü Teknis tersediakah
perangkat keras dan perangkat lunak untuk melakasanakan pemrosesan yang
diperlukan ?
ü Pengembalian ekonomis Dapatkah
system yang diajukan dimulai secara keuangan dengan membandingkan kegunaan dan
biaya?
ü Pengembalian non
ekonomis Dapatkah system yang diajukan dinilai
berdasarkan keuntungankeuntungan yang tidak dapat diukur dengan uang ?
ü Hukum dan Etika Akankah
system yang diajukan beroperasi dalam batasan hukum dan etika?
ü Operasinal
Apakah rancangan system seperti itu akan didukung oleh orang-orang yang
akan menggunakannya ?
ü Jadwal Mungkinkah
menerapkan system dalam kendala waktu yang ditetapkan ?
Analisis system mengumpulkan
informasi yang diperlukan untuk menawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan
mewawancarai beberapa pegawai penting dalam area pemakai.
6)
Mempersiapkan Usulan
Penelitiian Sistem. Peneltan system (system study) akan memberikan dasar yang
terinci untuk rancangan system baru mengenai apa yang harus dilakukan system
itu dan bagaimana system itu melakukannya. Analis akan menyiapkan usulan
penelitian system yang memberikan dasar bagi manajer untuk menentukan perlu tidaknya pengeluaran
untuk analisis.

7)
Menyetujui atau Menolak
Penelitian Proyek.
Manajer dan komite pengarah
menimbang pro dan kontra dari proyek dan rancangan system yang diusulkan, serta
menetukan apakah erlu diteruskan atau dihentikan. Ketika komite membuat
keputusannya, diajukan dua pertanyaan penting.
1) Akankah
system yang diajukan mencapai tujuannya?
2) Apakah
penelitian proyek yang diusulkan merupakan cara terbaik untu melakukan analisis
system ?
Jika keputusannya adalah
teruskan,proyek akan berlanjut ke tahap penelitian. Jika keputusannya adalah
hentikan, semua pihak mengalihkan perhatiannya ke masalah-masalah lain.
8)
Menetapkan Mekanisme
Pengendalian.
Sebelum penelitian system dimulai,
komite pengarah SIM menetapkan pengendalian proyek dengan menentukan apa yang
harus dikerjakan, siapa yang melakukannya dan kapan akan dilakssanakan. Tabel
berikut akan menjawab pertanyaan ini. Jumlah waktu yang diperlukan untuk setiap
tugas disusun berdasarkan orang buulan. Rang Bulan adalah jumlah waktu yang
dibutuhkan oleh satu orang, yang bekerja sebulan kalender penuh untuk
menyelesaikan suatu tugas.
Jadwal Proyek
|
||
SISTEM PEMASARAN :
PEMASARAN
SUBSISTEM : PRODUK
MODEL : PENGHAPUSAN PRODUK
|
||
SUBTUGAS
|
PENANGGUNGJAWAB
|
PERKIRAAN WAKTU (ORANG-BULAN)
|
1.
Mengidentifikasi kriteria penghapusan
|
Analis system
Manajer produk
|
0,75
|
2.
Mengidentifikasi kebutuhan informasi
output
|
Analis system
Spesialis jaringan Manajer Produk
|
0,25
|
3.
Menegidentifikasi kebutuhan data input
|
Analisis
system Pengelola database
|
0,50
|
3.
Menyiapkan dokumentasi system baru
|
Analis system
|
2,00
|
4.
Merancang jaringan
|
Spesialis
jaringan
|
1,50
|
5.
Merancanga database
|
Pengelola
database
|
0,50
|
6.
Menelaah rancangan
|
Manajer produk
Analis system
|
0,25
|
7.
Menyiapkan dokumentasi program
|
Programer
|
1,00
|
8.
Mengkodekan program
|
Programer
|
1,25
|
9.
Menguji program
|
Programer Staf
operasi
|
0,75
|
10.
Menyetujui program
|
Manajer produk
Wakil direktur pemasaran
|
0,50
|
11. Menyiapkan
daabase
|
Pengelola
database
|
2,00
|
12. Mendidik
pemakai
|
Analis system
|
0,50
|
13. Memulai
model
|
Staf operasi
|
0,75
|
Memantau kemajuan proyek. Setelah
jadwal proyek ditetapkan, jadwal itu harus didokumentasikan dalam bentuk yang
memudahkan pengendalian. Teknik dokumentasi dapat digunakan,termasuk berbagai
jens table,grafk, dan diagram. Terdapat perangkat lunak manajemen proyek
dipasaran yang dapat menghasilkan dokumentasi yang diperlukan. Contoh yang
popular adalah Microsoft Projek.
3. TAHAP
ANALISIS
Analisis system adalah penelitian
atas system yang telah ada dengan tujuan untuk merancang system yang baru
diperbarui. Selama tahap analisis, analisis system terus bekerja sama dengan
manajer dan komite pengarah SIM terlibat dalam titik-titik yang penting seperti
berikut :
Komite pengarah SIM Maanajer Analisis system
1. Mengumunkan
penelitin system. Ketika perusahaan menerapkan aplikasi computer baru,
manajemen mengambil langkah-langkah untuk memastikan kerjasama dari para
pekerja, perhatian awal ditujukan pada kekuatiran pegawai mengenai cara
computer mempengaruhi kerja mereka, cara melawan kekuatiran adalah 1) alasan
perusahaan melaksanakan proyek 2) bagaimana istem baru akan menguntungkan
perusahaan dan pegawai. Manajer dapat bertemu dengan pegawai,baik secra
perorangan maupun kelompok, dengan media tertulis (memo,dan penerbitan berkala
perusahaan).
2. Mengorganisasikan
Tim Proyek. Tim proyek yang akan meakukan penelitian system dikumpulkan.
Ebanyakan perusahaan mempunyai kebijakan menjadikan pemakai sebagai pemmpin
proyek. Agar proyek berhasil, pemakai sangat berperan aktif daripada berperan
pasif.
3. Mendefinisikan Kebutuhan Informasi. Analisis
mempelajari kebutuhan informasi pemakai
dengan terlibat dalam kegiatan pengumpulan informasi : wawancara perorangan, pengamatan,pencarian
cacatan dan survey. Dari semua metode, wawncara perorangan sangat disukai
karena :
ü Menyediakan
komunikasi dua arah dan pengamatan terhadap bahasa tubuh.
ü Dapat
meningkatkan antusiasme pada proyek baik dari pihak spesialis, maupun pihak
pemakai.
ü Dapat
menjalin kepercayaan antara pemakai dan spesialis informasi.
ü Memberi
kesempatan bagi peserta proyek untuk mengungkapkan pandangan yang berbeda
bahkan bertentangan.
4. Mendefinisikan
Krieria Kinerja Sistem. Apabila kebutuhan informasi manajer didefinisikan,
kemudian dapat ditentukan secara tepat apa yang harus dcapai oleh system, yaitu
krteria kinerjanya. Misal seorang manajer pemasaran membutuhkan laporan biaya
bulnan mungkin bersikeras dengan kriteria berikut :
ü Laporan
harus disiapkan dalam bentuk Salinan kertas dan tampilan (dilayar computer).
ü Laporan
harus tersedia tidak lebih dari 3hari setelah akhir bulan.
ü Laporan
harus membandingkan pendapat dan biaya aktual dengan anggarannya baik untuk
bulanan maupun sepanjang tahun hingga sekarang (year to date).
Spesifikasi ini diambil sebagai
kriteria kinerja hanya tim proyek setuju bahwa hal ini dapat dicapai.
5. Menyiapkan
Usulan Rancangan. Analis system memberikan kesempatan bagi manajer untuk
membuat keputusan teruskan atau hentikan untuk kedua kalinya. Manajer harus
menetujui tahap rancangan dan dukungan bagi keputusan itu termasuk didalam
usulan rancangan.
1. Ikhtisar
eksekutif
2. Pendahuluan
3. Definisi
masalah
4. Tujuan
dan kendala sistem
5. Kriteria
kinerja
6. Berbagai
alternative system yang mungkin
7. Dampak
yang diharapkan dari sistem
7.1
Dampak pada struktur
orgnisasi perusahaan
7.2
Dampak pada operasi
perusahaan
7.3
Dampak pada sumber daya
perusahaan
8. Rancangan
proyek yang harus disarankan
8.1
Tugas yang harus
dilaksanakan
8.2
Kebutuhan dan sumber
daya manusia
8.3
Jadwal kerja
8.4
Perkiraan biaya
9. Rencana
pengembangan umum (tahap analisis,rancangan dan penerapan)
10. Ikhtisar
6. Menyetujui
atau Menolak Rancangan Proyek. Manajer dan komite pengarah SIM mengevaluasi
usulan rancangan dan menentukan apakah akan memberikan peretujuan atau tidak.
Dalam beberapa kasus, tim diminta untuk melakukan analisis lain dan menyerahkan
kembali, atau proyek mungkin ditinggalkan. Jika persetuuan diberikan, proyek
maju ketahap rancangan.
4. TAHAP
RANCANGAN
Dengan memahami system baru, tim
proyek dapat membahas rancangan system baru. Rancangan system baru adalah penentuan proses dan data yang
diperlukan oleh system baru. Langkah-langkah tahap rancangan sebagai berikut :
1.
Menyiapkan
Rancangan Sistem yang Terperinci
Beberapa alat memudahkan analisis
untuk menyiapkan dokumentasi secara top-down.
Dimulai dengan gambaran besar dan secara bertahap mengarah pada yang lebih
terperinci. Pendekatan ini merupakan cirri rancangan
terstruktur (structure design). Yaitu
rancangan yang bergerak dari tingkat system ke subsistem.
2.
Mengidentifikasi
Bagian Alternatif Konfigurasi Sistem
Dalam tahap ini analis harus
mrngidentifikasikan konfigurasi-bukan
merek atau model-peralatan computer yang akan memberkan hasil terbaik bagi
system untuk menyelesaiakan pemerosesan. Analisis merupakan suatu proses yang
berurutan.
3.
Mengevakuasi
Berbagai Alternatif Konfigurasi Sistem
Analisis bekerja sama erat dengan
manajer, mengevaluasi berbagai alternative. Alternative yang dipilih adalah
yang paling memungkinkan subsistem memenuhi kriteria kinerja.
4.
Memilih
Konfigurasi yang Terbaik
Analisis mengevakuasi semua
konfigurasi subsistem dan menyesuaikan kombinasi peralatan sehingga semua
subsistem menjadi satu konfigurasi tunggal. Setelah selesai, analis membuat
rekomendasi kepada manajer untuk disetujui. Hasil dari proses rancangan ini
adalah konfigurasi peralatan yang terbaik bagi system untuk mencapai tujuannya
dengan kendala yang ada. Spesifikasi system ini akan menjadi dasar pekerjaan
yang dilaksanakan dalam proses penerapan.
5.
Menyiapkan
Usulan Penerapan
Analisis menyiapkan usulan penerapan (implementation proposal) yang mengikhtisarkan tugas-tugas
penerapan yang harus dilakukan. Keuntunngan yang diharapkan dan biayanya
6.
Menyetujui
atau Menolak Penerapan Sistem.
Keputusan untuk terus ada pada
tahap penerapan ini sangatlah penting, karena usaha ini akan sangat
meningkatkan jumlah orang yang terlibat. Jika keuntungan yang diharapkan dari
system melebihi biayanya. Penerapan akan disetujui.
5. TAHAP
PENERAPAN
Penerapan
merupakan kegiatan memperoleh dan mengintegrasikan
sumber daya fisik dan konseptual yang menghasilkan suatu system yang bekerja.
1.
Penerapan
Merencanakan
Karena hanya tersisa satu
pengembangan yang tersissa sebelum system baru dikembangakan, manajer dan
spesialis informasi mamahami dengan baik pekerjaan yang diperlukan untuk menerapkan rancangan
system. Mereka dapat menggunakan pengetahuan ini untuk mengembangkan rencana
penerapan yang sangan terperinci
2.
Mengumumkan
Penerapan
Proyek penerapan diumumkan kepada para
pegawai dengan cara yang sama seperti padad penelitian system. Tujuan
pengumuman ini adalah menginformasikan pegawai mengenai keputusan untuk
menerapkan system baru dan meminta kerja sama keryawan
3.
Mendapatkan
Sumber Daya Perangkat Keeras
Rancangan system disediakan bagi
para pemasok berbagai jenis peralatan yang terdapat pada konfigurasi yang
disetujui. Setiap pemasok diberikan request
for proposal (REP), request for proposal adalah spesifikasi
yang disediakan oleh perusahaan bagi pemasok.
4.
Mendapatkan
Sumber Daya Perangkat Lunak.
Pemilihan pemasok perangkat lunak
dapat mengikuti prosedur yang sama seperti yang digunakan untuk memilih pemasok
perangkat keras atau REP jika perangkat lunak aplikasi jadi (prewwitten
aplicatition software) dibeli.
5.
Mendapatkan
Sumber Daya Perangkat Lunak.
Pengelola database bertanggung jawab untuk semua kegiatan yang berhubungan
dengan data, dan ini mencakup persiapan database
Dalam beberapa kasus,perlu dikumpulkan
data-data baru, dan dalam kasus lain data yang sudah ada perlu dibentuk kembali
untuk menyesuaikan dengan system yang baru. Tugas-tugas ini dilaksanakan dan
data dimasukkan dalam database
6.
Menyiapkan
Fasilitas Fisik
Jika perangkat keras dari system
baru tidak sesuai dengan fasilitas yang ada, maka perlu konstruksi baru atau
perombakan.
7.
Mendidik
Peserta dan Pemakai
System baru berkemungkinan
mempengaruhi banyak orang, beberapa orang akan membuat system bekerja, mereka
ini disebut peserta.
8.
Menyiapkan
usulan Cutover
Cutover adalah proses penghentian
system lama dan memulai penggunaan system baru.
9.
Menyetujui
atau Menolak Masuk ke Sistem Baru
Manajer dan komite pengarah SIM mnelaah
status proyek dan menyetujui atau menolak rekomendasi tersebut. Bila manajemen
menyetujui rekomendasi itu, manajemen menentukan tanggal cutover. Bila
manajemen menolak rekomendasi itu, manajemen menentukan tindakan yang harus
diambil dan tugas yang harus diselesaikan sebelum custover akan dipertimbangkan kembali, kemudian manjemen
menjadwalkan tanggal baru.
10.
Masuk
ke Sistem Baru
Empat pendekatan dasar untuk
percobaan serentak :
1. Percontohan
(Pilot) adalah suatu system percobaan
yang diterapkan dalam satu subset dari keseluruhan operasi. Contoh : Angkatan
udara mungkin mencoba suatu system persediaan baru pada satu pangkalan udara.
2. Serentak
(Immediate) : Perangkat yang paling
sederhana adalah beralih dari system lama kesistem baru pada satu hari
tertentu.
3. Bertahap
(Phased) : Dalam cutover bertahap, system baru digunakan bagian per bagian pada
suatu waktu. Misalnya perusahaan dapat melakukan system cutover pada sistem
pemasukan pesanan, diikuti oleh system persediaan dan seterusnya.
4. Pararel
(Parallel) : Cutover pararel mengharuskan system lama diertahankan sampai system
baru telah diperiksa sampai menyeluruh. Tindakan ini memberikan pengamanan yang
paling baik terhadap kegagalan tapi merupakan yang paling mahal, Karena kedua
sumber yang harus digunakan.
6. TAHAP
PENGGUNAAN
1. Menggunakan
system
Pemakai menggunakan system untuk
mencapai tujuan yang diidentifikasikan pada tahap perencanaan.
2. Audit
system
Setelah system dinyatakan layak, penelitian
formal dilakukan untuk menentukan seberapa baik system baru itu memenuhi
kriteria kinerja. Studi ini disebut dengan penelaahan setelah penerapan (postimplementation riview) dan dapat
dilakukan oleh seseorang dari jasa informasi atau oleh seorang auditor
internal.
3. Memelihara
system
Modifikasi pemeliharaan system (system maintenance) dilakukan untuk 3
alasan :
1. Memerbaiki
kesalahan : penggunaan sstem mengungkapkan kesalahan (bugs) dalam program atau
kelemahan rancangan yang tidak terdeteksi dalam pengujiansistem.
2. Menjaga
kemutakhiran system : Dari berlalunya waktu terjadi perubahan dalam lingkungan
system yang mengharuskan modifikasi dalam rancangan atau perangkat lunak.
Contoh : Pemerintah mengubah rumus perhitungan pajak jaminan social.
3. Meningkatkan
system : Saat manajer menggunakan system, mereka melihat cara-cara membuat
peningkatan. Saran-saran ini diteruskan kepada spesialis informasi yang
memodifikasi system sesuai saran tersebut.
4. Menyiapkan
usulan rekayasa ulang
Ketika para pemakai dan spesialis
informasi bahwa system itu tidak dapat digunakan, suatu usulan dibuat kekomite
pengarah SIM bahwa system itu perlu direkayasa ulang dengan menggunakan
rekayasa ulang proses bisnis (Business
process reengineering – BPR).
5. Menyetujui
atau menolak rekayasa ulang system
Komite pengarah SIM menentukan
apakah suatu siklus hidup system baru perlu. Jika perlu, dibuat keputusan
tentang kapan tahap perencanaan akan dimulai. Siklus hidup yang baru dapat mengikuti
pola rancang ulang proses bisnis. Sistem yang ada sekarang digunakan hingga
saat cutover ke system yang
direkayasa ulang.
7. MENEMPATKAN
SIKLUS HIDUP SISTEM DALAM PERSPEKTIF
Siklus hidup
system merupakan metodologi tertua dalam bidang computer. Pembuat system yang
paling awal telah menyadari perlunya merencanakan, menganalisis, meracang, dan
menerapkan. Tanpa memandang keadaan, logika ini dapat diterima sepenuhnya.
Namun masalahnya
adalah, porsi perkembangan dari SLC, yaitu System
Development Life Cycle (SDLC), lebih sesuai pada masa-masa awal computer
dibandingkan saat ini. Selama tahun awal, system terutama terdiri dari program
aplikasi akuntansi dan pemakai bersabar untuk menunggu proses tahap demi tahap.
Pemakai masa kini, sebaliknya, mengerti keuntungan dari penggunaan computer dan
tidak dapat menunggu lama. Pemakai masa kini, menginginkan hasilnya sekarang.
Sebagai suatu
cara untuk memberi respon yang lebih baik bagi kebutuhan pemakai, spesialis
informasi telah membuat modifikasi pada SDLC sehinggan waktu yang diperlukan
untuk menerapkan system dikurangi. Dari banyak modifikasi yang dicoba, dua hal
mendapatkan banyak perhatian. Kedua hal tersebut adalah prototyping dan Rapid
Application Development atau RAD. Ketika sudah jelas bagi manajemen
perusahaan bahwa salah satu system barbasis computer perusahaan tidak
memanfaatkan sepenuhnya teknologi computer, dibuat keputusan untuk memperbaiki
seluruhnya, dengan menggunakan rancangan ulang proses bisnis atau BPR.
PROTOTYPING
Prototipe
memberikan ide bagi pembuat maupun pemakai potensial tentang cara system akan
berfungsi dalam bentuk lengkapnya. Proses menghasilkan sebuah prototype disebut
dengan prototyping.
Jenis-jenis Prototipe
Ada
2 jenis prototype antara lain :
1.
Prototype
jenis I
Sesungguhnya
akan menjadi system operasional. Langkah-langkah yang terdapat pada
pengembangan prototype jenis I antara lain:
1. Mengidentifikasi
kebutuhan pemakai.
Analisis system
mewawancarai pemakai untuk mendapatkan gagasan dari apa yang diinginkan pemakai
terhadap system.
2.
Pengembangan
prototype
Analisis system,
mungkin bekerjasama dengan spesialis informasi lain, menggunakan satu atau
lebih peralatan prototyping untuk mengembangkan suatu prototyping.
3.
Menentukan
apakah prototype dapat diterima
Analisis
mendidik pemakai dalam menggunakan prototype dan memberikan kesempatan kepada pemakai
untuk membiasakan diri dengan system. Pemakai memberikan masukan bagi analis
apakah prototype memuaskan
4.
Menggunakan
Prototipe
Prototype ini
menjadi sitem operasional
2.
Prototipe
jenis II
Menunjukan
langkah-langkah yang terdapat pada pengembangan prototype jenis II, antara
lain:
1. Mengidentifikasi
kebutuhan pemakai.
Analisis system
mewawancarai pemakai untuk mendapatkan gagasan dari apa yang diinginkan pemakai
terhadap system.
2. Pengembangan
prototype
Analisis system,
mungkin bekerjasama dengan spesialis informasi lain, menggunakan satu atau
lebih peralatan prototyping untuk mengembangkan suatu prototyping.
3. Menentukan
apakah prototype dapat diterima
4. Mengkodekan
system operasional
Programmer menggunakan
prototype sebagai dasar untuk pengkodean (coding)
system operasional
5. Menguji
system operasional
Programmer
menguji system
6. Menentukan
jika system operasional dapat diterima
Pemakai memeberi
masukan pada analis apakah system dapat diterima
7. Menggunakan
system operasional
8. Pendekatan
ini diikuti jika prototype tersebut hanya dimaksudkan untuk memiliki penampilan
seperti system operasional dan tidak dimaksudkan untuk memuat semua elemen
penting.
Prototyping dan Siklus
Hidup Pengembangan Sistem
Bagi
system berkala kecil, prototyping dapat menggantikan siklus hidup pengembangan
system. Namun, bagi system berskala besar atau system yang mempengaruhi unit
organisasi yang besar, prototyping dipadukan dengan SDLC. Misalnya, prototyping
dapat digunakan dalam tahap analisis untuk membantu para pemakai mendefinisikan
kebutuhan informasi mereka dan dalam tahap rancangan untuk mengevaluasi
konfigurasi system alternative.
Daya
Tarik Prototyping
Pemakai
maupun spesialis informasi menyukai prototyping, untuk alas an-alasan berikut:
·
Komunikasi antara
analis system dan pemakai membaik
·
Analis dapat bekerjja
lebih baik dalam menentukan kebutuhan pemakai
·
Pemakai berperan lebih
aktif dalam pengembangan system
·
Spesialis informai dan
pemakai menghabiskan lebih sedikit waktu dan usaha dalam mengembangkan system
·
Penerapan menjadi lebih
mudah Karen pemakai mengetahui apa yang diharapkan
Keuntungan-keuntungan ini memungkinkan prototyping
menghemat biaya pengembangan dan meningkatkan kepuasan pemakai dengan system
yang dihasilkan
Poteni
Kegagalan Prototyping
Prototyping
bukannya tanpa potensi kegagalan
ü Ketergesaan
untuk membuat prototype mungkin menghasilkan jalan pintas dalam definisi
permasalahan, evaluasi alternative dan dokumentasi. Istilah ‘’cepat dan kotor’’
digunakan untuk menjelaskan beberapa usaha prototyping
ü Pemakai
mungkin begitu tertarik dengan prototype sehingga mereka mengharapkan sesuatu
yang tidak realistis dari system operasional
ü Prototype
jenis I mungkin tidak seefisien yang dikodekan dalam bahasa pemrograman
ü Hubungan
computer manusia yang disediakan oleh peralatan prototyping tertentu mungkin
tidak mencerminkan teknik perancangan yang baik
Baik pemakai maupun spesialis informasi harus
waspada terhadap kegagalan potensial ini saat mereka memilih untuk mengikuti
pendekatan prototyping.
Penerapan
yang Berprospek Baik untuk Prototyping
Prototyping
bekerja paling baik pada penerapan-penerapan yang berciri sebagai berikut:

Masalah
tidak terstruktur dengan baik, terdapat tingkat perubahan yang tinggi dari
waktu ke waktu, dan persyaratan data tidak menentu

System
menyediakan dialog yang online antara pemakai dan computer mikro atau terminal

Kesepakatan
mengenai rincian rancangan sukar untuk dicapai tanpa pengalaman langsung



System
tersebut merupakan yang paling mutakhir, baik dalam cara penyelesaian masalah,
maupun dalam penggunaan perangkat kerasnya

Pemakai
tidak mempunyai pengalaman sebelumnya dengan system seperti ini
Penerapan
yang tidak mempunyai ciri-ciri ini dapat dikembangkan dengan mengikuti SDLC
secara tradisional
RAPID
APPLICATION DEVELOPMENT
Metodologi
yang memiliki tujuan yang sama seperti prototyping, yaitu memberikan respon
yang cepat pada kebutuhan pemakai, tetapi dengan lingkup yang lebih luas adalah
RAD (Rapid Application Developmment) adalah istilah yang dibuat oleh James
Martin, seorang konsultan computer dan pengarang, untuk suatu siklus hidup
pengambangan yang dimaksudkan untuk menghasilkan system secara cepat tanpa
mengorbankan kualitas.
RAD adalah seperangkat strategi,
metodologi dan peralatan yang terintegrasi yang ada dalam satu kerangka kerja
menyeluruh yang disebut information
engineering. Information engineering (IE)
adalah nama yang Martin berikan bagi pendekatannya yang menyeluruh dalam
pengembangan system, yang memperlakukannya sebagai kegiatan seluruh perusahaan.
Istilah enterprise digunakan untuk
menggambarkan keseluruhan perusahaan.
Information
Engineering dimulai dari tingkat eksekutif, dengan perencanaan sumber daya
informasi strategis yang diterapkan pada seluruh perusahaan. Martin menggunakan
istilah perencanaan strategi informasi atau ISP, untuk menggambar SPIR.
Selanjutnya, setiap unit bisnis dalam perusahaan menjadi subyek dari analis
area bisnis atau BBA, untuk mendefinisikan kegiatan atau proses dan data yang
diperlukan bagi unit tersebut untuk berfungsi seperti yang diinginkan. Dengan
selesainya BBA, rapid application
development dapat berjalan.
Unsur-unsur
Penting RAD
RAD
memerlukan empat unsur penting manajemen, manusia, metodologi, dan peralatan,
diantaranya:
1. Manajemen
Manajemen,
khususnya manajemen puncak, harus orang yang suka bereksperimen, yang suka
melakukan hal yang baru atau orang yang cepat tanggap, yang cepat menggunakan
metodologi baru. Manajemen harus mendukung RAD sepenuhnya dan menyediakan
lingkungan kerja yang membuat kegiatan tersebut sangat menyenangkan.
2. Manusia
Daripada
menggunakan satu tim tunggal untuk mengerjakan semua kegiatan SLC, RAD
menyadari efisien yang dapat dicapai melalui penggunaan beberapa tim yang
terspesialisasi. Dapat dibuat tim-tim untuk perencanaan kebutuhan, rancangan
pemakai, kontruksi, penelaahan pemakai dan cutover. Anggota tim-tim adalah para
ahli metodologi dan peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas-tugas
khusus mereka. Martin menggunakan istilah tim SWAT dalam menggambarkan tim ini.
SWAT merupakan singkatan dari ‘’ skilled
with advanced tools’’.
3. Metodologi
Metodologi
dasar RAD adalah siklus hidup RAD, yang terdiri dari empat tahap:
1. Perencanaan
kebutuhan
2. Rancangan
pemakai
3. Kontruksi
4. Cutover
Tahap-tahap ini, seperti SDLC, mencerminkan
pendekatan system. Pemakai berperan penting dalam setiap tahap, bekerja sama
dengan spesialisasi informasi.
4. Peralatan
Peralatan
RAD terutama terdiri dari bahasa-bahasa pemrograman generasi keempat dan
peralatan CASE yang memudahkan
prototyping dan pembuatan kode. Bahasa pemrograman generasi keempat
memungkinkan spesialis informasi atau pemakai untuk menghasilkan kode computer
tanpa menggunakan bahasa pemrograman konvesional. Contoh dari bahasa
pemrograman generasi keempat adalah Natural, FOCUS, dan SQL.
RANCANGAN
ULANG PROSES BISNIS
Penggantian
proses yang ketinggalan jaman dengan yang lebih baru disebut rancangan ulang
proses bisnis atau BPR. Istilah rekayasa ulang proses bisnis juga digunakan.
BPR mempengaruhi jasa informasi (IS)
dalam dua cara. Pertama, IS dapat menerapkan BPR untuk merancang ulang system
berbasis computer yang tidak dapat dipertahankan lagi melalui pemeliharaan
system biasa. System seperti ini desebut system warisan (legacy system) karena terlalu berharga untuk dibuat tetapi
memboroskan sumber daya IS. Kedua, jika perusahaan menerapkan BPR untuk
berbagai operasi utamanya, usaha tersebut pasti menimbulkan dampak gelombang
yang mengakibatkan rancangan ulang system berbasis computer.
IS telah menciptakan tiga teknik
untuk menerapkan BPR pada CBIS. Teknik-teknik ini dikenal sebagai tiga R yaitu
rekayasa mundur, restrukturisasi, dan rekayasa ulang. Komponen-komponen ini
dapat diterapkan terpisah atau dalam kombinasi.
Rekayasa
Mundur
Rekayasa
mundur berasal dari intelijen bisnis. Perusahaan-perusahaan mengikuti
perkembangan terakhir produk pesaing dengan membeli contoh produk dan
membongkarnya untuk melihat cara kerjanya. Spesifikasi rancangan dari produk
pesaing diturunkan dari produk itu sendiri, berawalan dengan pola normal, yang
diawali dengan rancangan.
Dalam hal computer, rekayasa mundur
adalah proses menganalisis suatu system untuk mengidentifikasi elemen-elemennya
dan antar hubungannya, serta untuk menciptakan dokumentasi dalam tingkat
abstraksi yang lebih tinggi dari yang sekarang ada. Rekayasa mundur diterapkan
pada suatu system jika terdapat kebutuhan untuk menyiapkan dokumen baru.
Sering, tidak ada dokumentasi sama sekali.
Titik awal dalam merekayasa mundur
suatu system adalah kode program, yang diubah menjadi dokumentasi program
sepertidiagram tindakan dan bagan arus program. Dokumntasi ini dapat, pada
gilirannya, diubah menjadi penjelasan yang lebih abstrak seperti diagram arus
data dan bagan arus system. Transformasi ini dapat dicapai secara manual atau
oleh perangkat lunak BPR.
Restrukturisasi
Restrukturisasi
adalah transformasi suatu system menjadi bentuk lain tanpa mengubah
fungsionalitasnya. Contoh restrukturisasi yang baik adalah transformasi suatu
program yang ditulis pada tahun-tahun computer, ketika hanya ada sedikit
standar pemrograman, menjadi program dalam format terstruktur atau modul-modul
herarki. Setelah suatu program direstrukturisasi, program ini kembali
digunakan, sehingga menghasilkan pola lingkaran. Restrukturisasi dapat
dilakukan dalam arah mundur melalui tiap tahap dari siklus hidup system.
Hasilnya adalah suatu system yang terstruktur lengkap darirencana ke kode.
Rekayasa
Ulang
Rekayasa
ulang adalah rancangan ulang lengkap suatu system dengan tujuan mengubah
fungsionalitasnya. Itu bukan pendekatan ‘’hapus habis’’ krena pengetahuan
mengenai cara system yang sedang berjalan tidak diabaikan sama sekali.
Pengetahuan ini dapat diperoleh dengan pertama-tama terlibat dalam rekayasa
mundur. Lalu system baru ini dapat dikembangkan secara normal. Nama rekayasa
maju (forward engineering) diberikan
untuk proses yang mengikuti siklus hidup system secara normal saat terlibat
dalam BPR.
Pemilihan
komponen-komponen BPR
Komponen-komponen
BPR dapat diterapkan secara terpisah atau dalam kombinasi, tergantung pada
tingkat perubahan yang diinginkan. Paduan yang tepat tergantung pada keadaan
system saat ini dalam hal kualitas teknis dan fungsional. Kualitas fungsional
adalah suatu ukuran mengenai apa yang dilakukan system. Kualitas teknis,
sebaliknya merupakan suatu ukuran mengenai bagaimana itu dilakukan.
8. MENEMPATKAN
SLC, PROTOTYPING DAN RAD DALAM PERSPEKTIF
Siklus
hidup system, prototyping dan RAD
semuanya merupakan metodologi. Tiga metodologi ini merupakan cara-cara yang
dianjurkan dalam menerapkan system berbasis computer. SLC merupakan penerapan
dari pendekatan system bagi masalah penerapan system kmputer, dan berisis semua
elemen, dimulai dari identifikasi masalah dan akhiri dengan penggunaan system.
Prototyping
merupakan bentuk pendek dari pendekatan system yang berfokus pada definisi dan
pemuasan kebutuhan pemakai. Prototyping dapat berada didalam SLC. Kenyataannya,
selama proses pengembangan satu system tunggal mungkin diperlukan banyak uasaha
prototyping.
RAD
merupakan pendekatan alternative untuk tahap rancangan dan penerapan dari SLC.
Sumbangan terbesar dari RAD adalah kecepatannya menghasilkan system untuk
digunakan, yang terutama dicapai melalui penggunaan peralatan-peralatan
berbasis computer dan tim-tim proyek yang terspesialisasi.
Dari
semua metodologi yang ada, SLC merupakan metodologi tertua dan akan terus
menjadi dasar sebagian besar kerja pengembangan system. Prototyping juga
merupakan metodologi yang telah cukup mapan, dan akan terus digunakan bagi
proyek-proyek yang kebutuhan pemakainya masih sulit didefinisikan. RAD telah
memperoleh banyak dukungan sejak kelahirannya diawal tahun 1990an dan mungkin
menjadi metodologi utama bagi perancangan dan penerapan di masa depan. Saat ini
banyak perusahaan memperbaiki system-sistem yang menggunakan teknologi computer
yang telah using. Upaya untuk memanfaatkan teknologi yang terbaru ini diknal
istilah BPR. Prototyping dan RAD dapat digunakan dalam suatu proyek BPR untuk
memenuhi kebutuhan pemakai secara responsive.
Penutup
Kesimpulan
Evolusi system
berbasis computer mengikuti suatu pola yang disebut siklus hidup system. Empat
tahap pertama adalah perencana, analisis, rancangan, dan penerapan. Empat tahap
tersebut ditujukan bagi pengembangan. Istilah siklus hidup pengembangan system
sering digunakan bagi empat tahap ini. Tahap yang kelima adalah tahap
penggunaan.
Tanggung jawab
manajemen siklus hidup dapat berada pada beberapa tingkatan organisasi. Pada
tingkat puncak, pengarahan menyeluruh dapat dating dari direktur utama dan
eksekutif lain, yang sering berfungsi sebagai suatu komite pengarah. Pada
tingkatan yang sedikit lebih rendah, kepemimpinan berada pada komite pengarah
SIM. Dalam tim-tim proyek, pengarahan diberikan oleh para pemimpin proyek.
Para pemakai
dapat melaksanakan semua siklus hidup system saat mereka terlibat dalam
end-user computing, tetapi para spesialis informasi dapat melakukan sebagian
besar pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus mereka. Auditor internal sering
pula dipanggil untuk memberikan bantuan khusus.
Manajer dari
area pemakai terlibat dalam perencanaan siklus hidup dengan maksud memperoleh
manfaat yang nanti dalam proyek. Analis system membantu manajer mendefinisikan
masalah, menetapkan tujuan, dan mengenali kendala-kendala, kemudian mengadakan
studi kelayakan. Studi kelayakan menjadi dasar bagi komite pengarah SIM dan
manajer untuk menentukan apakah perlu melanjutkan proyek tersebut. Keputusan
untuk maju menjadi tanda bagi para peserta untuk menetapkan suatu mekanisme
pengendalian.
Tahap analisis
dimulai dengan pengumuman kepada para pegawai dan pembentukan tim proyek.
Langkah-langkah selanjutnya sangat penting bagi keberhasilan proyek : pemakai
mendefinisikan kebutuhan informasi mereka dan menentukan kriteria kinerja.
Analis menyiapkan usulan rancangan, yang memberikan justifikasi untuk merancang
system baru.
Tahap rancangan
mulai saat analis terlibat dalam rancangan system yang terinci, dengan
menggunakan teknik-teknik dan peralatan terstrukturnya yang mendokumentasikan
baik proses maupun data. Konfigurasi system alternative diidentifikasikan dan
dievaluasi, dan yang terbaik dipilih. Usulan penerapan memberikan manajemen
dasar untuk menciptakan suatu system kerja dari dokumentasi rancangan.
Tahap penerapan
melibatkan para spesialis informasi yang lain, pemakai tambahan, dan mungkin
orang luar seperti konsultan dan kontraktor. Setelah perencanaan yang dirinci
dan pengumuman, diperoleh perangkat keras dan perangkat lunak, dan diciptakan
database. Saat fasilitas fisik telah siap dan pendidikan yang diperlukan telah
dilaksanakan, manajemen menentukan apakan cutover
ke system baru perl dilaksanakan.
Segera setelah
tahap penggunaan dimula, analis system dan auditor internal melaksanakan
penelaahan setelah penerapan, yang diulangi secara berkala sepanjang umur hidup
system. Spesialis informasi juga melakukan pemeliharaan.
Walau siklus
hidup system mewakili bentuk dasar dari kerja system, siklus hidup system
terpengaruh oleh metodologi-metodologi lain yang menekankan penggunaan
peralatan pengembangan berbasis computer. Rapid application development adalah
salah satu metodologi tersebut. Yang lain adalah rancangan ulang proses bisnis,
yang yang berusaha mencapai siklus hidup pengembangan system yang baru deengan
cara melakukan pembaharuan system secara lengkap.
Daftar
Pustaka
Raymond MCleod, George Schell.
2001. Sistem Informasi Manajemen.
Indeks. Jakarta.
Halaman
website
Bahan
SIM, 2013. Siklus Hidup Sistem, (Online),
Diakses
pada tanggal 23 Februari 2015
Fsaifulrahman,
2010. Metodologi Sklus Hidup Sistem, (Online),
(http://Fsaifulrahman.lecture.ub.ac.id/2010/05/METODOLOGI-SIKLUS-HIDUP-SISTEM.pdf.html)
Diakses
pada tanggal 24 Februari 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar