Jumat, 22 Agustus 2014

Aliran-Aliran Pokok Pendidikan


ALIRAN-ALIRAN POKOK PENDIDIKAN

LAPORAN
Disusun untuk memenuhi UTS matakuliah Pengantar Pendidikan
Yang dibimbing oleh Dr. Heny Kusdiyanti, Spd, M.M



Oleh
Nita Lily Mardiyansah                                    130411604493















UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA NIAGA
NOVEMBER 2013

1.      ALIRAN KONVENSIONAL
Kata konvensional berasal dari kata konvensi. Istilah konvensi awalnya digunakan untuk menyatakan atau mengkomunikasikan segala sesuatu yang didasarkan kepada kesepakatan. Kesepakatan itu dilakukan oleh sejumlah atau banyak orang, Jumlahnya yang meliputi sebuah lembaga, daerah tertentu atau yang berskala internasional.
Kesepakatan tersebut dapat juga dilakukan oleh sejumlah orang dalam suatu kelompok atau antar kelompok. Sekelompok orang bisa saja dalam suatu organisasi atau dalam suatu masyarakat. Sedangkan jumlah orang yang meliputi antar kelompok, bisa saja antar kabupaten, antar propinsi. Dan tidak jarang sebuah kesepakatan meliputi dunia internasional seperti dalam forum PBB. Sering kesepakatan dilakukan oleh beberapa orang, namun demikian mereka mewakili jumlah orang yang relatif banyak.
Di dalam sistem berfikir, prinsip-prinsip harus disepakati dengan tujuan untuk membangun suatu sistem yang bersifat formal. Sampai hari ini belum ada seperangkat aksioma (tentang aturan, kesimpulan, postulat atau metode ) yang menjadi dasar utama dalam sistem berfikir (logika). Kebenaran aksioma dalam suatu sistem berfikir merupakan soal kesepakatan konseptual mengenai fokus suatu persoalan dan bagaimana selanjutnya atau penyelesaiannya. Paling tidak telah disusun dalam bentuk metodologi penelitian dan etika profesional.
Selanjutnya sebutan konvensional, adalah sebuah kata yang menujukan sifat. Yakni, untuk menyatakan segala sesuatu kegiatan (bersama) atau tindakan berdasarkan konvensi. Artinya setiap konsep yang akan dikerjakan pelaksanaannya harus berdasarkan ketentuan-ketentuan yang telah disepakati. atau perundang-undangan. Biasanya setiap orang yang terkait dengannya telah memahaminya, sehingga proses kegiatan dapat berjalan dengan baik.
Contoh Aliran Konvensional :
            Suatu Lembaga yang dalam  melakukan suatu keputusan harus berdasarkan ketentuan atau pedoman yang ada. Missal Kepala Sekolah  menambah ekstrakurikuler yang ada sesuai dengan yang pembelajaran.
2.      ALIRAN PROGRESIVISME
Sesuai namanya, aliran progresivis memandang bahwa kehidupan ini terus bergerak dan tidak statis.Oleh karena itu pendidikan seharusnya mendasarkan pada kebutuhan hidup yang selalu berubah-ubah.Filsafat ini lahir di Amerika yang memang dikenal memiliki jiwa anti kemapanan.Mereka berpikiran merdeka, tidak memandang adanya kebenaran dogmatis yang mutlak.Dengan demikian, ukuran kemanfaatan harus didasarkan pada kebutuhan sehari-hari.Apa yang saat ini dianggap sebagai sebuah kebenaran, bisa jadi di kemudian hari sudah berubah lagi. Sehingga pandangan ini bersifat aktif, progresif, relatif, dinamis, ilmiah.Tokoh aliran ini adalah John Dewey.
Implikasi dari pandangan ini adalah pendidikan diarahkan kepada metode berpikir yang sistimatis dan bisa diterapkan pada setiap situasi yang selalu berubah.Dengan tujuan yang berubah-ubah pula, maka alat yang digunakan pun juga berubah-ubah.Kurikulumnya adalah kehidupan itu sendiri dan tidak seharusnya dibatasi oleh ruang-ruang yang bersifat akademis.Saat ini padangan tentnag kurikulum kehidupan yang praktis ini juga marak dengan munculnya sekolah-sekolah alam dan sekolah berbasis enterpreneurship.
Contoh Aliran Progresivisme :
            Dengan adanya Kurikulum yang berubah setiap tahunnya, diharapkan bisa menjadi tolak ukur dalam pemerataan system pembelajaran dan menjadikan siswa menjadi lebih kreatif dan inovatif.
3.      ALIRAN PERENIALISME
Filsafat perennialisme memandang bahwa kebenaran hanyalah dari wahyu Tuhan saja.Sehingga semua ide pemikiran harus dirujukkan kepada kebenaran kitab suci yang merupakan wahyu Tuhan.Pandangan ini tampaknya dipengaruuhi oleh dominasi gereja pada abad pertengahan yang menjadi sombol kemajuan pemikiran gereja Kristen-Katholik. Banyak tokoh agama yang lahir pada masa ini yang menghembuskan pemikiran mengenai kebenaran mutlak agama yang darinya semua pendidikan harus diarahkannya .
Di Indonesia, lembaga pendidikan yang berangkat dari pemikiran keagamaan sangat banyak, baik dari Islam, Kristen-Katolik, Hindu, Budha, dan sebagainya. Dalam Islam bisa dilihat penyelenggaraan pondok pesantren yang di dalamnya terdapat lembaga pendidikan umum.Ada juga seminari di dalam agama Katolik yang juga mengajarkan pengetahuan umum di samping ilmu pengetahuan agama.Tokoh dari filsafat ini adalah Agustinus dan Thomas Aquinas.
Contoh Aliran Perenialisme :
            Sekarang ini marak didirikan Pondok Pesantren yang didalamnya ada sekolah umum bagi yang mau sekolah. Ada juga sekolah yang umum tapi berbasis agama seperti MI, MTs, MA, dan MAK bagi yang agama islam. Yang Kristen contohnya SDK, SMPK, SMAK, dan lain sebagainya.Jadi sekolah umum tidak semata-mata mengajarkan pengetahuan umum saja tapi keagamaan juga.


4.      ALIRAN REKONTRUKSIONISME
Yang lebih ekstrim lagi adalah teori pendidikan rekonstruksionisme yang menekankan pada pembentukan kembali orientasi kehidupan manusia.Lebih dari progresivisme, aliran rekonstruksionisme menganggap bahwa kehidupan manusia harus dibentuk kembali berdasarkan pandangan yang baru.Ini nampak mirip dengan pandangan progresifisme, hanya saja bedanya adalah bahwa progresivisme memandang perubahan yang diinginkan disesuaikan dengan keadaan, yang berarti masih memungkinkan mempertahankan pandangan sebelumnya. Sementara filsafat rekonstruksionisme memandang bahwa manusia harus dibentuk dengan sesuatu yang baru sama sekali secara total .
Contoh Aliran Rekontruksionisme :
            Pembelajaran yang ada dibuat inovasi yang berbeda dari sebelumnya, misal Ekstrakurikuler yang ada selama ini kita buat sebagai sarana dalam pengembangan pembelajaran yang mengasyikan. Kita ambil contoh Pramuka, kita bisa mewajibkan siswa untuk mengikutinya karena Pramuka bisa dijadikan pondasi yang bermanfaat dimasa yang akan datang karena rasa kekeluargaan yang ditonjolkan.
5.      ALIRAN EMPIRISME
Aliran empirisme bertolak dari Lockean Tradition yang mementingkan stimulasi eksternal dalam perkembangan manusia, dan tidak mementingkan bakat anak yang dibawa dari lahir. Aliran ini menekankan bahwa pengalaman empiric yang diperoleh dari lingkungan akan berpengaruh besar dalam menentukan perkembangan anak. Namun, banyak yang tidak sepaham dengan aliran ini karena berdasarkan fakta di lapangan ada anak yang berhasil karena berbakat, meskipun lingkungan sekitarnya tidak mendukung.
Contoh Aliran Empirisme :
            Aliran yang seperti ini yang bisa membuat anak menjadi tidak bebas dalam hal yang mereka sukai. Sekarang banyak Sekolah yang Akselerasi dimana siswa dituntut lulus dengan waktu yang singkat yang mengakibatkan mereka tidak menikmati masa dimana mereka tumbuh dan berkembang dengan normal diusiannya. Mereka hanya mementingkan nilai akademik yang dicapai.
6.      ALIRAN NATIVISME
Aliran nativisme bertolak dari Leibnitzian Tradition yang menekankan kemampuan dalam diri anak, sehingga factor lingkungan termasuk factor pendidikan, kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak.Hasil perkembangan tersebut sudah ditentukan oleh pembawaan yang sudah diperoleh sejak lahir.Seorang filsuf dari aliran ini, G. Leibnitz menyatakan bahwa dalam diri manusia terdapat suatu inti pribadi yang mendorong manusia untuk menentukan pilihan sendiri.Pernyataan inilah yang merupakan pokok acuan dari aliran nativisme.Namun sebenarnya, factor hereditas dan lingkungan merupakan dua hal yang penting dalam perkembangan anak.
Contoh Aliran Nativisme :
            Sekarang ini banyak tempat untuk melatih bakat seseorang, dimana siswa diarahkan untuk lebih mengetahui dan memperdalam minat dan bakat yang mereka miliki.Dimana sekolah formal tidak dilupakan karena ini merupakan kesatuan yang sulit untuk dipisahkan.
7.       Aliran Naturalisme
Pandangan ini dipelopori oleh seorang filsuf Prancis J.J. Rousseau, dia berpendapat bahwa semua anak yang baru dilahirkan mempunyai pembawaan buruk.Inti dari aliran ini adalah pendidik wajib membiarkan pertumbuhan anak pada alam.
Contoh Aliran Naturalisme :
            Dalam aliran ini orangtua lah yang menjadi tolak ukurnya, dimana orangtua yang mendidik anak dari bayi sampai jenjang sekolah.Yang mengajarkan dasar dalam berkomunikasi dengan lingkungan.
8.      Aliran Konvergensi
Aliran ini menyatakan bahwa dalam proses perkembangan anak, baik factor pembawaan maupun factor lingkungan sama-sama mempunyai factor yang sangat penting.
Contoh Aliran Konvergensi :
            Dalam hal ini sekolah dituntut untuk mengembangkan jiwa cinta alam, lingkungan, dan masyarakat sekitar.Misalnya mengadakan Camping untuk lebih peduli alam yang semakin tidak karuan ini untuk lebih mengkampanyekan gogreen dan juga melakukan Bakti Sosial yang lebih mendekatkan kita dengan masyarakat yang kurang mampu.
9.      Konstrukivisme  adalah pengetahuan secara aktif diterima orang melalui indera atau melalui komunikasi atau pengalaman.
Adapun macam-macamnya sebagai berikut :
a.       Konstruktivisme KognitifDari sudut pandang konstruktivisme kognitif, pengetahuan merupakan hasil internalisasi dan rekonstruksi dari realitas eksternal. Hasil dari proses internalisasi ini adalah struktur-struktur dan proses-proses kognitif yang secara akurat berkaitan dengan struktur-struktur dan proses-proses yang terdapat di dunia nyata
b.      Konstruktivisme radikal bukan suatu teori pengembangan atau teori pembelajaran, tetapi suatu model pengetahuan yang dapat digunakan oleh para ahli teori pengembangan pembelajaran untuk mengembangkan suatu model pembelajaran (Steffe, 1996). Pembelajaran beracuan konstruktivisme radikal memfokuskan pada siswa secara individu mengkonstruksi pengetahuan berdasar pengalaman siswa sendiri.
c.       Konstruktivisme sosial meyakini bahwa pengetahuan merupakan hasil dari interaksi sosial dan pemakaian bahasa, jadi merupakan pengalaman yang dihasilkan dari kesepakatan melalui tukar pendapat dalam interaksi sosial,dan bukan pengalaman yang hanya dihasilkan secara individu.
Contoh Aliran Kontruktivisme :
            Kurikulum 2013 inilah yang cocok digunakan dalam aliran ini, karena individulah yang dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif.
10.  ALIRAN GERAKAN BARU PENDIDIKAN
Gerakan baru pendidikan dan pengaruhnya terhadap pelaksanaan di Indonesia
a.       Pengajaran alam sekitar
Gerakan pendidikan yang mendekatkan anak dengan sekitarnya adalah gerakan pengajaran alam sekitar, perintis gerakan ini antara lain: Fr. A. Fingerb(1808-1888). Dengan pengajajaran alam sekitar guru dapat meragakan secara langsung.Pengajaran ini memberikan kesempatan sebanyak-banyaknya agar anak aktif atau giat tidak hanya duduk, dengar dan catat saja.
b.      Pengajaran Pusat Perhatian
Pengajaran ini dirintis oleh Ovideminat Decroly (1871-1932) dari Belgia.Dalam pengajaran ini harus dididik untuk dapat hidup dalam masyarakat dan dipersiapkan dalam masyarakat, anak harus diarahkan kepada pembentukan individu dan anggota masyarakat.Oleh karena itu, anak harus mempunyai pengetahuan terhadap diri sendiri (tentang hasrat dan cita-citanya) dan pengetahuan tentang dunianya (lingkungan tempat hidup dihari depannya).
c.       Sekolah kerja
Menurut J.A Comenius (1592-1670) gerakan sekolah kerja menekankan agar pendidikan mengembangkan fikiran, ingatan, bahasa, dan tangan (keterampilan kerja tangan).Selain itu menurut J.H Pestalozzi (1746-1827) mengajarkan bermacam-macam mata pelajaran pertukaran disekolahnya.
d.      Pengajaran Proyek
Menurut John Dewey (1859-1952) mengemukakan bahwa pendidikan adalah suatu proses kehidupan itu sendiri dan bukannya penyiapan untuk kehidupan masa depan. Dalam pengajaran ini, anak bebas menentukan pilihannya (terhadap pekerjaan), merancang serta memimpinnya.
Contoh Aliran Gerakan Baru Pendidikan :
            Dalam hal ini sekolah dituntut untuk mengembangkan jiwa cinta alam, lingkungan, dan masyarakat sekitar.Misalnya mengadakan Camping untuk lebih peduli alam yang semakin tidak karuan ini untuk lebih mengkampanyekan gogreen dan juga melakukan Bakti Sosial yang lebih mendekatkan kita dengan masyarakat yang kurang mampu.


















DAFTAR RUJUKAN

Widha N.S. 2013. Filsafah Kontuktivisme (Online).
Putri M. 2012. Aliran Konvensional dalam Pendidikan (Online)
Amarstain. 2013. Makalah Tentang Aliran-aliran Pendidikan (Online)
Aisyah B. 2012. Tugas Pengantar Pendidikan (Online)
SriGuno N.C. 2013. Aliran-Aliran Pendidikan (Online)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar