MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Belajar dan
Pembelajaran
Yang dibimbing oleh
Dr. H. Agung Winarno, M.M
Oleh
Nita Lily Mardiyansah
130411604493
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA NIAGA
APRIL 2014
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
A. Pengertian
Istilah
model pembelajaran amat dekat dengan pengertian strategi pembelajaran dan
dibedakan dari istilah strategi, pendekatan dan metode pembelajaran. Istilah
model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada suatu strategi, metode, dan teknik. Sedangkan istilah
“strategi “ awal mulanya dikenal dalam dunia militer terutama terkait dengan
perang atau dunia olah raga, namun demikian makna tersebut meluas tidak hanya
ada pada dunia militer atau olahraga saja akan tetapi bidang ekonomi, sosial,
pendidikan. Menurut Ruseffendi (1980), istilah strategi, metode, pendekatan dan
teknik mendefinisikan sebagai berikut :
1. Strategi pembelajaran adalah separangkatkebijaksanaan
yang terpilih, yang telah dikaitkan dengan faktor yang menetukan warna atau
strategi tersebut, yaitu :
a. Pemilihan
materi pelajaran (guru atau siswa)
b. Penyaji materi pelajaran (perorangan atau kelompok,
atau belajar mandiri)
c. Cara menyajikan materi pelajaran (induktif atau
deduktif, analitis atau sintesis, formal atau non formal)
d. Sasaran penerima materi pelajaran ( kelompok, perorangan, heterogen, atau homogen.
2. Pendekatan Pembelajaran adalah jalan
atau arah yang ditempuh oleh guru atau siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran dilihat bagaimana materi itu disajikan. Misalnya
memahami suatu prinsip dengan pendekatan induktif atau deduktif.
3. Metode
Pembelajaran adalah cara mengajar secara umum yang dapat diterapkan pada semua
mata pelajaran, misalnya mengajar dengan ceramah, ekspositori, tanya jawab,
penemuan terbimbing dan sebagainya.
4. Teknik mengajar adalah penerapan secara khusus suatu metode
pembelajaran yang telah disesuaikan dengan kemampuan dan kebiasaan guru,
ketersediaan media pembelajaran serta kesiapan siswa. Misalnya teknik
mengajarkan perkalian dengan penjumlahan berulang.
Sedangkan Model Pembelajaran adalah sebagai suatu disain yang menggambakan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada diri siswa (Didang : 2005)
Sedangkan menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (1998 : 203), pengertian strategi (1) ilmu dan seni menggunakan sumber daya
bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam dan perang damai, (2)
rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.
Soedjadi (1999 :101) menyebutkan strategi
pembelajaran adalah suatu siasat melakukan kegiatan pembelajaran yang bertujuan
mengubah keadaan pembelajaran menjadi pembelajaran yang diharapkan. Untuk dapat
mengubah keadaan itu dapat ditempuh dengan berbagai pendekatan pembelajaran.
Lebih lanjut Soedjadi menyebutkan bahwa dalam satu pendekatan dapat dilakukan
lebih dari satu metode dan dalam satu metode dapat digunakan lebih dari satu
teknik. Secara sederhana dapat dirunut sebagai rangkaian :
teknik metode pendekatan strategi model
Istilah “
model pembelajaran” berbeda dengan strategi pembelajaran, metode pembelajaran,
dan pendekatan pembelajaran. Model pembelajaran meliputi suatu model
pembelajaran yang luas dan menyuluruh. Konsep model pembelajaran lahir dan
berkembang dari pakar psikologi dengan pendekatan dalam setting eksperimen yang
dilakukan. Konsep model pembelajaran untuk pertama kalinya dikembangkan oleh
Bruce dan koleganya (Joyce, Weil dan Showers, 1992)
Lebih
lanjut Ismail (2003) menyatakan istilah Model pembelajaran mempunyai empat
ciri khusus yang tidak dipunyai oleh strategi atau metode tertentu yaitu :
1.
rasional teoritik yang logis disusun oleh perancangnya,
2.
tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
3.
tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut
dapat dilaksanakan secara berhasil dan
4.
lingkungan belajar
yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.
Berbedanya pengertian antara model, strategi, pendekatan
dan metode serta teknik diharapkan guru
mata pelajaran umumnya dan khususnya matematika mampu memilih model dan mempunyai
strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi dan standar kompetensi serta
kompetensi dasar dalam standar isi.
B.. Pemilihan Model Pembelajaran Sebagai
Bentuk Implementasi Strategi Pembelajaran.
Dalam pembelajaran guru diharapkan mampu memilih model pembelajaran yang sesuai dengan
materi yang diajarkan. Dimana dalam pemilihan
Model pembelajaran meliputi pendekatan suatu model pembelajaran yang
luas dan menyeluruh. Misalnya pada model
pembelajaran berdasarkan masalah, kelompok-kelompok kecil siswa bekerja sama
memecahkan suatu masalah yang telah disepakati oleh siswa dan guru. Ketika guru
sedang menerapkan model pembelajaran tersebut, seringkali siswa menggunakan
bermacam-macam keterampilan, prosedur pemecahan masalah dan berpikir kritis.
Model pembelajaran berdasarkan masalah dilandasi oleh teori belajar konstruktivis.
Pada model ini pembelajaran dimulai dengan menyajikan permasalahan nyata yang
penyelesaiannya membutuhkan kerjasama diantara siswa-siswa. Dalam model
pembelajaran ini guru memandu siswa menguraikan rencana pemecahan masalah
menjadi tahap-tahap kegiatan; guru memberi contoh mengenai penggunaan
keterampilan dan strategi yang dibutuhkan supaya tugas-tugas tersebut dapat
diselesaikan. Guru menciptakan suasana kelas yang fleksibel dan berorientasi
pada upaya penyelidikan oleh siswa.
Model-model pembelajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan
tujuan pembelajarannya, sintaks (pola
urutannya) dan sifat lingkungan belajarnya. Sebagai contoh pengklasifikasian
berdasarkan tujuan adalah pembelajaran langsung, suatu model pembelajaran yang
baik untuk membantu siswa mempelajari keterampilan dasar seperti tabel
perkalian atau untuk topik-topik yang banyak berkaitan dengan penggunaan alat.
Akan tetapi ini tidak sesuai bila digunakan untuk mengajarkan konsep-konsep
matematika tingkat tinggi.
Sintaks (pola urutan) dari suatu model pembelajaran adalah
pola yang menggambarkan urutan alur tahap-tahap keseluruhan yang pada umumnya
disertai dengan serangkaian kegiatan pembelajaran. Sintaks (pola urutan) dari
suatu model pembelajaran tertentu menunjukkan dengan jelas kegiatan-kegiatan
apa yang harus dilakukan oleh guru atau siswa. Sintaks (pola urutan) dari
bermacam-macam model pembelajaran memiliki komponen-komponen yang sama. Contoh,
setiap model pembelajaran diawali dengan upaya menarik perhatian siswa dan
memotivasi siswa agar terlibat dalam proses pembelajaran. Setiap model
pembelajaran diakhiri dengan tahap menutup pelajaran, didalamnya meliputi kegiatan merangkum
pokok-pokok pelajaran yang dilakukan oleh siswa dengan bimbingan guru.
Tiap-tiap model pembelajaran membutuhkan sistem pengelolaan
dan lingkungan belajar yang sedikit berbeda. Misalnya, model pembelajaran
kooperatif memerlukan lingkungan belajar yang fleksibel seperti tersedia meja
dan kursi yang mudah dipindahkan. Pada model pembelajaran diskusi para siswa
duduk dibangku yang disusun secara melingkar atau seperti tapal kuda. Sedangkan
model pembelajaran langsung siswa duduk berhadap-hadapan dengan guru.
Pada
model pembelajaran kooperatif siswa perlu berkomunikasi satu sama lain,
sedangkan pada model pembelajaran langsung siswa harus tenang dan memperhatikan
guru.
Pemilihan model dan metode pembelajaran menyangkut strategi
dalam pembelajaran. Strategi pembelajaran adalah perencanaan dan tindakan yang
tepat dan cermat mengenai kegiatan pembelajaran agar kompetensi dasar dan
indikator pembelajarannya dapat tercapai. Pembelajaran adalah upaya menciptakan
iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan
peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan
siswa serta antara siswa dengan siswa. Di madrasah, tindakan pembelajaran ini
dilakukan nara sumber (guru) terhadap peserta didiknya (siswa). Jadi, pada
prinsipnya strategi pembelajaran sangat terkait dengan pemilihan model dan
metode pembelajaran yang dilakukan guru dalam menyampaikan materi bahan ajar
kepada para siswanya.
Pada saat ini banyak
dikembangkan model-model pembelajaran. Menurut penemunya, model pembelajaran
temuannya tersebut dipandang paling tepat diantara model pembelajaran yang
lain. Untuk menyikapi hal tersebut diatas, maka perlu kita sepakati hal-hal
sebagai berikut :
1.
Siswa Pendidikan Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah banyak
yang masih berada dalam tahap berpikir konkret. Model dan metode apapun yang
diterapkan, pemanfaatan alat peraga masih diperlukan dalam menjelaskan beberapa
konsep matematika.
2.
Kita tidak perlu mendewakan salah satu model pembelajaran
yang ada. Setiap
model pembelajaran pasti memiliki kelemahan dan kekuatan.
3.
Kita dapat memilih salah satu model pembelajaran yang kita
anggap sesuai dengan materi pembelajaran kita; dan jika perlu kita dapat
menggabungkan beberapa model pembelajaran.
4.
Model apa pun yang kita terapkan, jika
kita kurang menguasai meteri dan tidak disenangi para siswa, maka hasil
pembelajaran menjadi tidak efektif.
5.
Oleh kerena itu komitmen kita adalah
sebagai berikut :
a.
Kita perlu menguasai materi yang harus
kita ajarkan, dapat mengajarkannya, dan terampil dalam menggunakan alat peraga.
b.
Kita berniat untuk memberikan yang kita
punyai kepada para siswa dengan sepenuh hati, hangat, ramah, antusias, dan
bertanggung jawab.
c.
Menjaga agar para siswa “mencintai”
kita, menyenangi materi yang kta ajarkan, dengan tetap menjaga kredibilitas dan
wibawa kita sebagai guru dapat mengembangkan model pembelajaran sendiri. Anggaplah kita sedang
melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas.
Model
pembelajaran yang dapat diterapkan oleh para guru sangat beragam. Model
pembelajaran adalah suatu pola atau langkah-langkah pembelajaran tertentu yang
diterapkan agar tujuan atau kompetensi dari hasil belajar yang diharapkan akan
cepat dapat di capai dengan lebih
efektif dan efisien.
C. Macam-Macam Model Pembelajaran
- Pembelajaran mencari dan bermakna
- Pembelajaran terpadu
- Pembelajaran kooperatif
- Pembelajaran Picture and Picture
- Pembelajaran cooperative integrated Reading and composition (CIRC)
- Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah
- Model Penemuan Terbimbing
- Model Pembelajaran Langsung
- Model Missouri Mathematics Project (MMP)
- Model Pmbelajarn Problem solving
- Model Pmbelajarn Problem posing
12. Pembelajaran kontekstual.
Langkah-langkah pada Madel model Pembelajaran
1.
Model Pembelajaran Langsung
Sintaknya :
1. Menjelaskan tujuan
pembela-jaran dan mempersiapkan siswa
Guru menjelaskan
TPK, informasi latar belakang pembelajaran, pentingnya pelajaran dan memotivasi
siswa
2. Mendemonstrasikan
pengetahuan atau keterampilan
Guru
mendemonstrasikan keterampilan dengan benar, atau memberi informasi tahap demi
tahap
3. Membimbing pelatihan
Guru merencanakan
dan memberi bimbingan pelatihan awal
4. Menelaah pemahaman
dan memberikan umpan balik
Guru mengecek apakah
siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik dan memberikan umpan balik
5. Memberikan
kesempatan untuk pelatihan dan penerapan
Guru mempersiapkan
kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, khusus penerapan pada situasi kompleks
dalam kehidupan sehari-hari.
2. Model Pembelajaran Kooperatif
1. Menyampaikan tujuan
dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai dan memberi motivasi siswa agar dapat belajar dengan aktif
dan kreatif
2. Menyajikan informasi
Guru menyajikan
informasi kepada siswa dengan cara demonstrasikan atau lewat bahan bacaan
3. Mengorganisasikan
siswa dalam kelompok-kelompok
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana
caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan
transisi secara efisien
4. Membimbing kelompok
bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok belajar pada
saat mereka mengerjakan tugas-tugas
5. Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang
materi yang dipelajari dan juga terhadap presentasi hasil kerja masing-masing
kelompok
6. Evaluasi
Guru mencari cara-cara untuk
menghargai upaya atau hasil belajar individu maupun kelompok
3.Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD
1. Langkah 1
Guru menyampaikan materi pembelajaran ke
siswa secara klasikal (paling sering menggunakan model pembelajaran langsung,
2. Langkah 2
Guru
menyampaikan materi pembelajaran ke siswa secara klasikal (paling sering
menggunakan model pembelajaran langsung,
3.
Langkah 3
Dilanjutkan diskusi kelompok untuk
penguatan materi (saling bantu membantu untuk memperdalam materi yang sudah
diberikan)
4. Langkah 4
Guru memberikan tes individual, masing-masing mengerjakan
tes tanpa boleh saling bantu membantu diantara anggota kelompok.
5. Langkah 5
Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan
nilai peningkatan individual dari skor dasar ke skor kuis (cara penilaian akan
dijelaskan di akhir bab ini)
4. Model
pembelajaran Kooperatif tipe jigsaw
a.
Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok (disebut
dengan kelompok asal, setiap kelompok terdiri dari 4 – 6 siswa dengan kemampuan
yang heterogen). Setiap anggota kelompok nantinya diberi tugas untuk memilih
dan mempelajari materi yang telah disiapkan oleh guru (misal ada 5
materi/topik).
b.
Di kelompok asal, setelah masing-masing siswa menentukan
pilihannya , mereka langsung membentuk kelompok ahli berdasarkan materi yang
dipilih.
c.
Setelah setiap kelompok ahli mempelajari
(berdiskusi) tentang materinya masing-masing, setiap anggota dalam kelompok
ahli kembali lagi ke kelompok asal untuk menjelaskan/menularkan apa-apa yang
telah mereka pelajari/diskusikan di kelompok ahli. Ilustrasinya adalah sebagai
berikut:
d.
Dalam tipe ini peran guru lebih banyak
sebagai fasilitator, yaitu memfasilitasi agar pelaksanaan kegiatan diskusi
dalam kelompok ahli maupun penularan dalam kelompok asal berjalan secara
efektif dan optimal.
e.
Setelah masing-masing anggota dalam
kelompok asal selesai menyampaikan apa yang dipelajari sewaktu dalam kelompok
ahli, guru memberikan soal/kuis pada seluruh siswa. Soal harus dikerjakan
secara individual.
f.
Nilai dari pengerjaan kuis individual
digunakan sebagai dasar pemberian nilai penghargaan untuk masing-masing
kelompok. Teknik penilaian/penghargaan akan dijelaskan tersendiri di akhir bab pembelajaran
kooperatif ini.
5. Model Pembelajaran Kooperatif tipe think Pair
and Share
•
Guru mengajarkan materi seperti biasa, alat peraga
disarankan .
•
Dengan tanya jawab, guru memberikan contoh soal.
•
Guru membrikan soal yg dikerjakan siswa berdasar persyaratan
soal sebagai problem.
•
Siswa di pandu guru menyelesaikan soal.
•
Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok
mengemukakan hasil diskusinya
•
Berawal dari kegiatan tersebutmengarahkan pembicaraan pada
pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diuangkapkan para siswa
•
Guru memberi kesimpulan
•
Penutup
6.
Langkah-langkah model pembelajaran
Missouri Mathematics Project (MMP) yaitu :
Langkah
pertama : Review
·
dengan cara mengulah ulang mata pelajaran yang lalu,
·
membahas tugas yang diberikan /pekerjaan
rumah.
Langkah kedua :Pengembangan
·
penyajian ide baru atau perluasan konsep matematika yang terdahulu
·
penjelasan tentang diskusi, demonstrasi,
dengan contoh kongkret yang sifatnya piktoral dan simbolik.
Langkah
ketiga : Latihan Terkontrol
·
siswa merespon soal
·
guru mengamati
·
belajarnya kooperatf
Langkah
keempat : Seatwork
·
siswa bekerja sendiri untuk latihan atau
perluasan konsep
Langkah
kelima : Pekerjaan Rumah
·
Tugas membuat pekerjaan rumah.
7.
Langkah-langkah model pembelajaran
Penemuan Terbimbing
Langkah yang
ditempuh oleh guru dalam pembelajaran adalah
sebagai berikut :
·
Merumuskan masalah yang diberikan kepada siswa dengan data
secukupnya. Perumusan harus jelas,
hindari pernyataan yang menimbulkan salah tafsir sehingga arah yang di tempuh
siswa tidak salah.
·
Dari data yang diberikan guru, siswa menyusun, memproses,
mengorganisir, dan menganalisis data tersebut. Bimbingan guru dapat diberikan
sejauh yang di perlukan. Bimbingan sebaiknya mengarah siswa untuk melangkah ke
arah yang hendak dituju, melalui pertanyaan-pertanyaan, atau lembar kerja siswa
(work sheet).
·
Siswa menyusun konjektur (prakiraan) dari hasi analisis yang
dilakukan
·
Konjektur yang telah dibuat siswa, diperiksa oleh guru. Hal
ini digunakan untuk meyakinkan kebenaran prakiraan siswa, sehingga akan menuju
arah yang hendak dicapai.
·
Apabila telah diperoleh kepastian tentang
kebenaran konjektur teresbut, maka verbalisasi konjektur sebaiknya diserahkan
kepada siswa untuk menyusunnya.
·
Sesudah siswa menemukan apa yang dicari,
hendaknya guru menyediakan soal latihan atau soal tambahan.
8.
Langkah-langkah Model
Pembelajaran Berdasarkan Masalah
1.
Orientasi siswa kepada masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,
menjelaskan logistik yang diperlukan, memotivasi siswa terlibat aktif dan
kreatif dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya
2. Mengorganisasikan
siswa untuk belajar
Guru membantu siswa mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut
3.
Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang
sesuai dan melaksanakan eksperimen untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah
4.
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Guru membantu siswa dalam merencanakan
dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model dan membantu
mereka untuk berbagi tugas dengan temannya
5.
Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah
Guru membantu siswa untuk melakukan
refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang
mereka gunakan
9. Langkah-langkah
Model pembelajaran Problem posing
Prinsipnya:mewajibkn siswa unt mengjukn soal sndiri melalui
belajar soal secara mandiri.Sintaknya :
a. guru menjelaskan
materi pelajaran, alat peraga disarankan.
b. memberikn latihan
soal secukupnya.
c. siswa mengajukan
soal yang menantang,& dapat menyelesaikan. Bisa secara kelompok.
d. pertemuan
berikutnya, guru menyuruh siswa menyajikan soal temuan di depan kelas.
e. guru memberikan tugas rumah secara
individual
10. Langkah-langkah
Model pembelajaran TGT
•
Beri informasi secara klasikal
•
Bentuk kelompok beranggotakan 4-5 siswa (kemampuan siswa
heterogen)
•
Diskusi kelompok untuk penguatan pemahaman materi yang dikaitkan
dengan kuis/latihan yang telah diberikan (mempelajari kembali)
•
Permainan/turnamen (dalam setiap kelompok diwakili satu
orang)
•
Beri soal untuk dilombakan
•
Beri penghargaan pada kelompok yang wakilnya dapat maju terus
sampai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
11. Langkah
Model Pembelajaran Problem Solving
syarat (siswa)
a. Memlki prasyarat untk
mngrjakn soal tsb.
b.
Belum tahu cara pmchan soal tsb.
c.
Soal terjangkau
d.
Siswa mau dan berkehendak
untk menyelesaikan soal tsb
Langkah guru
a.
Guru mengjarkn materi seperti biasa, alat peraga disarankan .
b.
Dngan tanya jawab, guru memberikan contoh soal.
c.
Guru membrikn soal yg dikerjakan siswa brdsar persyaratan
soal sbgai problem.
d.
Siswa di pandu guru menyelesaikan soal.
12. Komponen Model Pembelajaran
Kontekstual
1. Konstruktivisme
•
Membangun pemahaman mereka sendiri dari pengalaman baru
berdasar pada pengetahuan awal
•
Pembelajaran harus dikemas menjadi proses “mengkonstruksi”
bukan menerima pengetahuan
2. Inquiri (menemukan)
•
Proses perpindahan dari pengamatan menjadi pemahaman
•
Siswa belajar menggunakan keterampilan berpikir kritis
3.Questioning (bertanya)
•
Kegiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai
kemampuan berpikir siswa
•
Bagi siswa yang merupakan bagian penting dalam pembelajaran
yang berbasis inquiry
4.Learning Community (masyarakat belajar)
• Sekelompok orang yang
terikat dalam kegiatan belajar
• Bekerjasama dengan orang
lain lebih baik daripada belajar sendiri
• Tukar pengalaman
• Berbagi ide
5. Modeling
(pemodelan)
• Proses penampilan suatu contoh
agar orang lain berpikir, bekerja dan belajar
• Mengerjakan apa yang guru
inginkan agar siswa mengerjakannya
6. Authentic Assesment (penilaian yang sebenarnya)
•
Mengukur pengetahuan dan keterampilan siswa
•
Penilaian produk (kinerja)
•
Tugas-tugas yang relevan dan kontekstual
7. Reflection (refleksi)
•
Cara berpikir tentang apa yang telah kita pelajari
•
Mencatat apa yang telah dipelajari
•
Membuat jurnal, karya seni, diskusi kelompok
1.
Langkah Model Pembelajaran Example
Non Example
Contohdapat dari kasus/gambaryang relevan dengan kurikulum
dasar
Langkah-langkah :
1.
Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan
pembelajaran
2.
Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP
3.
Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk
memperhatikan/menganalisa gambar
4.
Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari
analisa gambar tersebut dicatat pada kertas
5.
Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya
6.
Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan
materi sesuai tujuan yang ingin dicapai
7.
Kesimpulan
2.
Langkah Model Pembelajaran Role
Playing
Langkah-langkah :
1.
Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan
2.
Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dua hari
sebelum kbm
3.
Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang
4.
Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai
5.
Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan
skenario yang sudah dipersiapkan
6.
Masing-masing siswa duduk di kelompoknya, masing-masing
sambil memperhatikan mengamati skenario yang sedang diperagakan
7.
Setelah selesai dipentaskan, masing-masing siswa diberikan
kertas sebagai lembar kerja untuk membahas
8.
Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya
9.
Guru memberikan kesimpulan secara umum
10. Evaluasi
11. Penutup
3.
Langkah Model Pembelajaran Group
Investigation
Langkah-langkah :
1.
Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen
2.
Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan
tugas kelompok
3.
Guru memanggil ketua-ketua untuk satu
materi tugas sehingga satu kelompok mendapat tugas satu materi/tugas yang
berbeda dari kelompok lain
4.
Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara
kooperatif berisi penemuan
5.
Setelah selesai diskusi, lewat juru bicara, ketua
menyampaikan hasil pembahasan kelompok
6.
Guru memberikan penjelasan singkat
sekaligus memberi kesimpulan
7.
Evaluasi
8.
Penutup
4. Langkah Model Pembelajaran Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC)
Langkah-langkah :
1.
Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara
heterogen
2.
Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik
pembelajaran
3.
Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok
dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas
4.
Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok
5.
Guru membuat kesimpulan bersama
6.
Penutup
DAFTAR RUJUKAN
Depdiknas. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka
Ismail.(2003). Media Pembelajaran (Model-model Pembelajaran), Modul Diklat
Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Mata Pelajaran Matematika. Jakarta:
Direktorat PLP.
Rahmadi Widdiharto. (2006). Model-model Pembelajaran Matematika.Makalah diklat guru
pengembang matematika SMP. Yogyakarta: PPPG Matematika.
Slavin
(1994). Cooperative Learning, Theory, Research, and Practice (Second Edition).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar