PRINSIP-PRINSIP BELAJAR DAN ASAS PEMBELAJARAN
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Belajar dan Pembelajaran
Yang dibimbing olehDr. H. Agung Winarno,
M.M
Oleh
Nita
Lily Mardiyansah
130411604493
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN TATA NIAGA
FEBRUARI
2014
PRINSIP-PRINSIP BELAJAR DAN ASAS PEMBELAJARAN
Salah satu tugas guru dalah mengajar.Dalam kegiatan
mengajar tentu saja tidak dapat dilakukan sembarangan, tetapi harus menggunakan
teori-teori dan prinsip-prinsip belajar tertentu agar bisa bertindak secara
tepat.prinsip belajar dapat mengungkapkan batas-batas kemungkinan dalam
pembelajaran.Selain itu dengan teori dan prinsip belajar ia memiliki dan
mengembangkan sikap yang diperlukan untuk menunjang peningkatan belajar siswa.
A. Prinsip-prinsip Belajar
Dari
berbagai prinsip belajar tersebut terdapat beberapa prinsip yang relative
berlaku umum yang dapat kita pakai sebagai dasar dalam upaya pembelajaran, baik
bagi siswa yang perlu meningkatkan upaya belajarnya maupun bagi guru dalam
upaya meningkatkan mengajarnya.Prinsip-prinsip itu berkaitan dengan perhatian
dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman, pengulangan,
tantangan, balikan dan penguatan, serta berbeda individual.
1.
Perhatian
dan Motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar.
Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran
sesuai dengan kebutuhannya. Apabila perhatian alami tidak ada maka siswa perlu
dibangkitkan perhatianya.
Motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar.Motivasi
adalah tenaga yang menggerakan dan mengarahkan aktivitas seseorang.Motivasi
merupakan salah satu tujuan dalam mengajar. Guru berharap bahwa siswa tertarik
dalam kegiatan intelektual dan estetik sampai kegiatan belajar berakhir.
Motivasi merupakan salah satu factor seperti halnya intelegensi dan hasil
belajar sebelumnya yang dapat menentukan keberhasilan belajar siswa dalam
bidang pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan.
Motivasi mempunyai kaitan erat dengan minat.Siswa memiliki minat
terhadap sesuatu bidang studi tertentu cenderung tertarik perhatiannya dan
dengan demikian timbul motivasinya untuk mempelajari bidang studi tertentu.
Motivasi dapat bersifat internal, artinya datang dari dirinya sendiri,
dapat juga bersifat eksternal yakni datang dari orang lain. Motif intrinsik
adalah tenaga pendorong yang sesuai dengan perbuatan yang dilakukan.Motif
ekstrinsik adalah tenaga pendorong yang ada di luar perbuatan yang dilakukannya
tetapi menjadi penyertanya.
2.
Keaktifan
Menurut teori kognitif, belajar menunjukkan adanya jiwa yang sangat
aktif, jiwa mengolah informasi yang kita terima, tidak sekedar menyimpanya saja
tanpa mengadakan tranformasi.(Gage and Berliner, 1984:267).Menurut teori ini
anak memiliki sifat aktif, konstruktif, dan mampu merancang sesuatu.Anak mampu
untuk mencari, menemukan, dan menggunakan pengetahuan yang telah diperolehnya.
Dalam proses belajar-mengajar anak mampu mengidentifikasi, merumuskan masalah,
mencari dan menemukan fakta, menganalisis, menafsirkan, dan menarik kesimpulan.
Dalam setiap proses belajar, siswa selalu menampakkan keaktifan.
Keaktifan itu beraneka ragam bentuknya. Mulai dari kegiatan fisik yang mudah
kita amati sampai kegiatan psikis yang susah diamati. Kegiatan fisik bisa
berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilan, dan sebagainya.
3.
Keterlibatan
Langsung/Berpengalaman
Edgar Dale dalam penggolongan pengalaman belajar yang dituangkan dalam
kerucut pengalamannya mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah
belajar melalui pengalaman langsung. Dalam belajar melalui pengalaman langsung
siswa tidak sekedar mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati,
terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya.
Belajar sebaiknya dialami melalui perbuatan langsung. Belajar harus
dilakukan oleh siswa secara aktif, baik individual maupun kelompok, dengan cara
memecahkan masalah (problem solving). Guru bertindak guru bertindak sebagai
pembimbing dan fasilitator.
Keterlibatan siswa dalam belajar jangan diartikan keterlibatan fisik
semata, namun lebih dari itu terutama adalah keterlibatan mental emosional,
keterlibatan dengan kegiatan kognitif dalam pencapaian dan perolehan pengetahuan,
dalam penghayatan dan internalisasi nilai-nilai dalam pembentukan sikap dan
nilai, dan juga pada saat mengadakan latihan-latihan dalam pembentukan
keterampilan.
4.
Pengulangan
Menurut Psikologi Daya belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia
yang terdiri atas daya mengamat, menanggap, mengingat, mengkhayal, merasakan
berpikir, dan sebagainya.
Teori lain yang menekankan prinsip pengulangan adalah teori Psikologi
Asosiasi atau Koneksionalisme dengan tokohnya yang terkenal Thomdike. Berangkat
dari salah satu hukum belajarnya “law of exercise”, ia mengemukakan bahwa
belajar ialah pembentukan hubungan antara stimulus dan respons, dan pengulangan
terhadap pengalaman-pengalaman itu memperbesar peluang timbulnya respons benar.
Psikologi conditioning yang merupakan perkembangan lebih lanjut dari
Koneksionisme juga menekankan pentingnya pengulangan dalam belajar. Kalau pada
Koneksinisme, belajar adalah pembentukan hubungan stimulus dan respons maka
pada Psikologi Conditionaing respons akan timbul bukan karena saja oleh
stimulus, tetapi juga oleh stimulus yang dikondisikan.Maksud dari teori
tersebut merupakan upaya untuk mengkondisikan suatu perilaku atau respons
terhadap sesuatu.Mengajar adalah membentuk kebiasaan, mengulang-ulang suatu
perbuatan sehingga menjadi suatu kebiasaan dan pembiasaan tidak perlu selalu
oleh stimulus yang sesungguhnya, tetapi dapat juga oleh stimulus penyerta.
5.
Tantangan
Teori Medan (Field Theory) dari Kurt Lewin mengemukakan bahwa dalam
situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu
ada hambatan yaitu mempelajari bahan belajar, maka timbulah motif untuk
mengatasi hambatan itu yaitu dengan mempelajari bahan belajar tersebut. Apabila
hambatan itu telah diatasi, artinya tujuan belajar telah tercapai maka ia akan
masuk dalam medan baru dan tujuan baru, demikian seterusnya.agar pada anak
timbul motif yang kuat untuk mengatasi hambatan dengan baik maka bahan belajar
haruslah menantang.
Penggunaan metode eksperimen, inkuiri, diskoveri juga memberikan
tantangan bagi siswa untuk belajar secara lebih giat dan
sungguh-sungguh.Penguatan positif maupun negative juga menantang siswa dan
menimbulkan motif untuk memperoleh ganjaran atau terhindar dari hukum yang
tidak menyenangkan.
6.
Balikan
dan Penguatan
Prinsip belajar yang berkaitan dengan balikan dan penguatan terutama
ditekankan oleh teori belajarOperant Conditioning dari B.F.Skinner. kunci dari
teori belajar ini adalah law of effect-nya Thomdike. Siswa akan belajar lebih
bersemangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik. Nilai yang baik
dapat merupakan Operant Conditioning atau penguatan positif.Selain itu, siswa
menghindar dari peristiwa yang tidak menyenangkan, maka penguatan negative juga
disebut Escape Conditioning. Format saji berupa Tanya jawab, diskusi,
eksperimen, metode penemuan, dan sebagainya merupakan cara belajar-mengajar
yang memungkinkan terjadinya balikan dan penguatan. Balikan yang segera
diperoleh siswa setelah belajar melalui penggunaan metode-metode ini akan
membuat siswa terdorong untuk belajarlebih giat dan bersemangat.
7.
Perbedaan
Individual
Siswa merupakan individual yang unik artinya tidak ada dua orang siswa
yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lain.
Perbedaan ini terdapat pada karakteristik psikis, kepribadian, dan
sifat-sifatnya.
Perbedaan individu ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa.
Pembelajaran yang bersifat klasikal yang mengbaikan perbedaan individual dapat
diperbaiki dengan beberapa cara. Antara lain dengan menggunakan metode atau
strategi belajar-mengajar yang bervariasi, media instruksional sehingga
perbedaan-perbedaan kemampuan siswa dapat dilayani, memberikan tambahan
pelajaran atau pengayaan pelajaran bagi siswa yang pandai, dan memberikan
bimbingan belajar bagi anak-anak yang kurang.
a.
Impikasi
Prinsip-Prinsip Belajar bagi Siswa
Siswa sebagai “Primus Motor” (motor utama) dalam kegiatan pembelajaran,
dengan alasan apapun tidak dapat mengabaikan begitu saja adanya prinsip-prinsip
belajar. Justru para siswa akan berhasil dalam pembelajaran,.Jika mereka
menyadari implikasi prinsip-prinsip belajar terhadap diri mereka.
1.
Perhatian
dan Motivasi
Siswa dituntut untuk memberikan perhatian terhadap semua rangsangan yang
mengarah kearah pencapaian tujuan belajar.Dengan demikian siswa diharapkan
selalu melatih indranya untuk memperhatikan rangsangan yang muncul dalamproses
pembelajaran.Peningkatan/pengembangan minat ini merupakan salah satu factor
yang mempengaruhi motivasi (Gage dan Berliner, 1984:373).
Implikasi prinsip motivasi bagi siswa adalah disadarinya oleh siswa
bahwa motivasi belajar yang ada pada diri mereka harus dibangkitkan dan
mengembangkan secara terus-menerus untuk dapat membangkitkan dan mengembangkan
motivasi belajar mereka secara terus-menerus, siswa dapat melakukannya dengan
menentukan/mengetahui tujuan belajar yang hendak dicapai, menanggapi secara
positif tujuan/dorongan dari orang lain, menentukan target/sasaran penyelesaian
tugas belajar, dan perilakusejenis lainnya.
2.
Keaktifan
Sebagai “Primus Motor” dalam kegiatan pembelajaran maupun kegiatan
belajar, siswa dituntut untuk selalu aktif memproses dan mengolah perolehan
belajarnya.Untuk dapat memproses dan mengolah perolehan belajarnya secara
efektif, pembelajar dituntut untuk aktif secara fisik, intelektual, dan
emosional.Implikasi prinsip keaktifan bagi siswa berwujud perilaku-perilaku
seperti mencari sumber informasi yang dibutuhkan, menganalisis hasil percobaan,
ingin tahu hasil dari suatu reaksi kimia, membuat karya tulis, membuat kliping,
dan perilaku sejenis lainnya.
3.
Keterlibatan
Langsung/Berpengalaman
Hal apapun yang dipelajari siswa, maka ia harus mempelajarinya sendiri.
Dengan keterlibatan langsung ini, secara logis akan menyebabkan mereka
memperoleh pengalaman atau berpengalaman. Bentuk perilaku keterlibatan langsung
siswa tidak secara mutlak menjamin terwujudnya prinsip keaktifan pada diri
siswa.Namun demikian, perilaku keterlibatan siswa secara langsung dalam
kegiatan belajar pembelajaran dapat diharapkan mewujudkan keaktifan siswa.
4.
Pengulangan
Penguasaan secara penuh dari setiap langkah memungkinkan belajar secara
keseluruhan lebih berarti (Davies, 1987:32).Implikasi adanya prinsip
pengulangan bagi siswa adalah kesadaran siswa untuk bersedia mengerjakan
latian-latian yang berulang untuk bersedia mengerjakan latian-latian yang
berulang untuk satu macam permasalahan.
5.
Tantangan
Prinsip belajar ini bersesuai dengan pernyataan bahwa apabila siswa
diberikan tanggungjawab untuk mempelajari sendiri, maka ian lebih termotivasi
untuk belajar dan mengingat secara lebih baik. Implikasi prinsip tantangan bagi
siswa adalah tuntutan dimilikinya kesadaran pada diri sendiri akan adanya
kebutuhan untuk selalu memperoleh, memproses, dan mengolah pesan. Bentuk-bentuk
perilaku siswa yang merupakan implikasi dari prinsip tantangan ini diantaranya
adalah melakukan eksperimen, melaksanakan tugas terbimbing maupun mandiri, atau
mencari tahu pemecahan suatu masalah.
6.
Balikan
dan Penguatan
Siswa selalu membutuhkan suatu kepastian dari kegiatan yang dilakukan.
Dengan demikian, siswa akan selalu memiliki pengetahuan tentang hasil
(Knowledge of result), yang sekaligus merupakan penguat (reinforce) bagi
dirinya sendiri. Seorang siswa belajar lebih banyak bilamana setiap setiap
langkah segera diberikan penguat (reinforcement) (Davies, 1987:32).Untuk
memperoleh balikan penguatan bentuk-bentuk perilaku siswa yang memungkinkan
diantaranya adalah dengan segera mencocokkan jawaban dengan kunci jawaban,
menerima kenyataan terhadap skor/nilai yang dicapai, atau menerima teguran dari
guru/orangtua karena hasil belajar yang jelek.
7.
Perbedaan
Individual
Setiap siswa memiliki karakteristik sendiri yang berbeda satu dengan
yang lain. Karena hal inilah, setiap siswa belajar menurut temponya sendiri dan
untuk setiap kelompok umur terdapat variasi kecepatan belajar (Davies,
1987:32).Implikasi adanya prinsip perbedaan individual bagi siswa diantaranya
adalah menentukan tempat duduk dikelas, menyusun jadwal belajar, atau memilih
bahwa implikasi adanya prinsip perbedaan individu bagi siswa dapat berupa perilaku
fisik maupun psikis.
b.
Implikasi
Prinsip-Prinsip Belajar bagi Guru
Guru sebagai orang kedua dalam kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari
adanya prinsip belajar. Implikasi prinsip belajar bagi guru tertampak pada rencarna pembelajaran
maupun pelaksanaan kegiatan pembelajarannya.
1.
Perhatian
dan Motivasi
Guru sejak merencanakan kegiatan pembelajarannya sudah memikirkan
perilakunya terhadap siswa sehingga dapat menarik perhatian dan menimbulkan
motivasi siswa dan tidak berhenti pada rencana pembelajaranya dalam pelaksanaan
kegiatan pembelajaranya. Perilaku yang merupakan implikasi prinsip perhatian
dan motivasi bagi guru dapat tertampak lebih dari satu perilaku dalam suatu
kegiatan pembelajaran.
2.
Keaktifan
Para guru memberikan kesempatan belajar kepada para siswa, memberikan
peluang dilaksanakannya implikasi prinsip keaktifan bagi guru secara optimal.
Guru akan menuntut siswa selalu aktif mencari, memperoleh, an mengolah
perolehan belajarnya.
3.
Keterlibatan
Langsung/berpengalaman
Guru harus menyadari bahwa keaktifan membutuhkan keterlibatan langsung
siswa dalam kegiatan pembelajaran. Untuk dapat melibatkan siswa secara fisik,
mental-emosional, dan intelektual dalam kegiatan pembelajaran, maka guru
hendaknya merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan
mempertimbangkan karakteristik siswa da nisi pelajaran.
4.
Pengulangan
Implikasi prinsip pengulanagan bagi guru adalah mampu memilihkan antara
kegiatan belajar pembelajaran yang berisis pesan yang membutuhkan pengulangan
dengan yang tidak membutuhkan pengulangan.pengulangan terutama dibutuhkan oleh
pesan pembelajaran yang harus dihafalkan secara tetap tanpa ada kesalahan
sedikitpun.
5.
Tantangan
Apabila guru menginginkan siswa selalu berusaha mencapai tujuan, maka
guru harus memberikan tantangan pada siswa dalam kegiatan
pembelajarannya.Tantangan dalam kegiatan pembelajaran dapat diwujudkan oleh
guru melalui bentuk kegiatan, bahan, dan alat pembelajaran yang dipilih untuk
kegiatan pembelajaran.
Perilaku guru yang merupakan implikasi prinsip tntangan antara lain :
a.
Merancang
dan mengelola kegiatan eksperimen
b.
Memberikan
tugas pada siswa
c.
Menugaskan
kepada siswa untuk menyimpulkan isi pelajaran
d.
Mengembangkan
bahan pembelajaran
e.
Membimbing
siswa
f.
Guru
merancang dan mengelola kegiatan diskusi
6.
Balikan
dan Penguatan
Balikan dapat diberikan secara lisan maupun tertulis, baik secara
individual ataupun kelompok klasikal. Guru sebagai penyelenggara kegiatan
pembelajaran harus data menentukan bentuk, cara, serta kapan balikan dan
penguatan diberikan.
Implikasi prinsip balikan dan penguatan bagi guru sebagai berikut :
a.
Memberitahu
jawaban yang benar setiap kali mengajukan pertanyaan
b.
Mengoreksi
pembahasan pekerjaan rumah
c.
Memberikan
catatan pada hasil karya siswa
d.
Membagikan
lembar jawaban tes pelajaran yang telah dikoreksi
e.
Mengumumkan
atau mengkonfirmasika peringkat kelas
f.
Memberikan
anggukan atau acungan jempol bil menjawab pertanyaan dengan benar
g.
Memberikan
hadiah kepada siswa yang berhasil
7.
Perbedaan
Individual
Guru sebagai penyelenggara kegiatan pembelajaran dituntut untuk
memberikan perhatian kepada semua keunikan yang melekat pada tiap siswa.
Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakannya merupakan satu kesatuan yang
memiliki karakteristik yang sama.
Implikasi prinsip perbedaan individual sebagai berikut :
a.
Menentukan
penggunaan berbagai metode
b.
Merancang
pemanfaatan berbagai media
c.
Mengenali
karakteristik setip siswa
d.
Memberikan
remediasi ataupun pertanyaan kepada siswa yang membutuhkan
Kenyataan bahwa dalam satu kegiatan pembelajaran terdapat lebih dari
satu prinsip belajar yang tampak, menuntut guru untuk benar-benar menguasai dan
terlebih menandai perwujudan prinsip-prinsip belajar dalam kegiatan
pembelajaran.
DAFTAR RUJUKAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar