Jumat, 22 Agustus 2014

Pendekatan Pembelajaran


PENDEKATAN PEMBELAJARAN

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Belajar dan Pembelajaran
Yang dibimbing olehDr. H. Agung Winarno, M.M



Oleh
Nita Lily Mardiyansah
130411604493













UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA NIAGA
MARET 2014
PENDEKATAN PEMBELAJARAN


Perilaku belajar dapat ditemukan di sembarang tempat. Informasi lewat radio, televise, surat kabar, majalah, penyuluh, film, atau wisatawan mudah diperoleh. Meluas dan cepatnya informasi tersebut dapat mempermudah perilaku belajar.Dalam kegiatan belajar mengajar guru dihadapkan pada siswa.Guru juga menghadapi bahan pengetahuan yang berasal dari buku teks, dari kehidupan, sumber informasi lain, atau kenyataan diluar sekolah.Pembelajaran juga berarti meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan keterampilan siswa. Dengan menghadapi sejumlah pebelajar, berbagai pesan yang terkandung dalam bahan ajar, peningkatan kemampuan pebelajar, dan proses pemerolehan pengalaman, maka setiap guru memerlukan pengetahuan tentang pendekatan pembelajaran. Suatu prasyarat teknis untuk dapat membelajarkan adalah bahwa seorang pembelajar sudah pernah bertindak belajar itu sendiri.
A.    Pengorganisasian Siswa
1.      Pembelajaran Secara Individual
Pembelajaran secara individual adalah kegiatan mengajar guru yang menitikberatkan pada bantuan dan bimbingan belajar kepada masing-masing individu.Bantuan dan bimbingan kepada individu juga ditemukan pada pembelajaran klasikal, tetapi prinsipnya berbeda.Pada pembelajaran individual, guru memberi bantuan pada masing-masing pribadi.Sedangkan pada pembelajaran klasikal, guru memberi bantuan individual secara umum. Ciri-ciri yang menonjol pada pembelajaran individual dapat ditinjau dari segi :
a.       Tujuan Pengajaran Pada Pembelajaran Secara Individual
Perilaku belajar-mengajar di sekolah yang menganut system klasikal tampak serupa.Dalam kelas terdapat siswa yang rata-rata berjumlah 40 orang. Guru membantu siswa yang menghadapi kesukaran. Adapun tujuan pengajaran yang menonjol adalah:
1.      Pemberian kesempatan dan keleluasaan siswa untuk belajar berdasarkan kemampuan sendiri
2.      Pengembangan kemampuan tiap individu secara optimal
b.      Siswa dalam Pembelajaran Individual
Kedudukan siswa dalam pembelajaran individual bersifat sentral.Pebelajar merupakan pusat layanan pengajaran. Berbeda dengan pengajaran klasikal, maka siswa memiliki keleluasaan berupa:
1.      Keleluasaan belajar berdasarkan kemampuan sendiri
2.      Kebebasan menggunakan waktu belajar
3.      Keleluasaan dalam mengontrol kegiatan, kecepatan, dan intensitas belajar, dalam rangka mencapai tujuan belajar yang telah dicapai
4.      Siswa melakukan penilaian sendiri atas hasil belajar
5.      Siswa dapat mengetahui kemampuan dan hasil belajar sendiri
6.      Siswa memiliki kesempatan untuk menyusun program belajarnya sendiri
Keenam jenis kedudukan siswa tersebut berakibat pada adanya perbedaan tanggungjawab belajar mengajar.
c.       Guru dalam Pembelajaran Secara Individual
Kedudukan guru dalam pembelajaran individual bersifat membantu. Bantuan guru berkenaan dengan komponen pembelajaran berupa (i) perencanaan kegatan belajar (ii) pengorganisasian kegiatan belajar (iii) penciptaan pendekatan terbuka antara guru dan siswa, dan (iv) fasilitas yang mempermudah belajar
Peran guru dalam merencanakan kegiatan belajar sebagai berikut:
1.      Membantu merencanakan kegiatan belajar siswa
2.      Membicarakan pelaksanaan belajar, mengemukakan kriteria keberhasilan belajar, menentukan waktu, dan kondisi belajar
3.      Berperan sebagai penasihat atau pembimbing
4.      Membantu siswa dalam penilaian hasil belajar dan kemajuan sendiri
Peran guru dalam pengorganisasian kegiatan belajar adalah mengatur dan memonitor kegiatan belajar sejak awal sampai akhir. Peranan guru sebagai berikut: (i) memberi orientasi umum sehubungan dengan belajar topic tertentu, (ii) membuat variasai kegiatan belajar agar tidak terjadi kebosanan, (iii) mengkoordinasikan kegiatan dengan memperhatikan kemajuan, materi, media, dan sumber, (iv) membagi perhatian pada sejumlah pebelajar, (v) memberikan balikan terhadap setiap pebelajar, (vi) mengakhiri kegiatan belajar dalam suatu unjuk hasil belajar berupa laporan atau pameran hasil kerja.
Peran guru dalam penciptaan hubungan terbuka dengan siswa bertujuan menimbulkan perasaan bebas dalam belajar, caranya: (i) membuat hubungan akrab dan peka terhadap kebutuhan siswa, (ii) mendengarkan secara simpatik terhadap segala ungkapan jiwa siswa, (iii) tanggap dan memberikan reaksi positif pada siswa, (iv) membina hubungan saling mempercayai, (v) kesiapan membantu siswa, (vi) membina suasana aman sehingga siswa leluasa bereksplorasi, memberi kemungkinan penemuan-penemuan, dan mendorong terjadinya emansipasi dengan penuh tanggungjawab.
Peranan guru yang sangat penting adalah menjadi fasilitator belajar. Tujuannya adalah mempermudah proses belajar. Cara yang dilakukan guru antara lain adalah (i) membimbing siswa belajar, (ii) menyediakan media dan sumber belajar, (iii) memberi penguatan belajar, (iv) menjadi teman dalam mengevaluasi pelaksanaan, cara, dan hasil belajar, (v) memberi kesempatan siswa untuk memperbaiki diri.
d.      Program Pembelajaran dalam Pembelajaran Individual
Program Pembelajaran individual merupakan usaha memperbaiki kelemahan pengajaran klasikal. Dari segi kebutuhan pebelajar, program pembelajaran individual lebih efektif, sebab siswa belajar sesuai dengan programnya sendiri.
Prpgram pembelajaran individual dapat dilaksanakan secara efektif, bila mempertimbangkan hal-hal berikut: (i) disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan siswa, (ii) tujuan pembelajaran dibuat dan dimengerti oleh siswa, (iii) prosedur dan cara kerja dimengerti oleh siswa, (iv) kriteria keberhasilan dimengerti oleh siswa, dan (v) keterlibatan guru dalam evaluasi dimengerti siswa.
e.       Orientasi dan Tekanan utama Pelaksanaan
Program pembelajaran individual berorientasi pada pemberian bantuan kepada siswa agar ia dapat belajar secara mandiri. Kemandirian belajar tersebut merupakan tuntutan perkembangan individu.Dalam menciptakan pembelajaran individual, rencana guru berbeda dengan pengajaran klasikal.Dalam pelaksanaan guru berperan sebagai fasilitator, pembimbing, pendiagnosis kesukaran belajar, dan rekan diskusi. Guru berperan sebagai guru pendidik, bukan instruktur.
2.      Pembelajaran Secara Kelompok
Dalam kegiatan belajar mengajar di kelas adakalanya guru membentuk kelompok kecil.Dalam pembelajaran kelompok kecil, guru memberikan bantuan atau bimbingan kepada tiap anggota kelompok lebih intensif. Hal ini dapat terjadi, sebab (i) hubungan antar guru-siswa menjadi lebih sehat dan akrab, (ii) siswa memperoleh bantuan, kesempatan, sesuai dengan kebutuhan, kemampuan dan minat, (iii) siswa dilibatkan dalam penentuan tujuan belajar, cara belajar, kriteria keberhasilan. Ciri-ciri yang menonjol pada pembelajaran secara kelompok dapat ditinjau dari segi:
a.       Tujuan Pengajaran pada Kelompok Kecil
Pembelajaran kelompok kecil merupakan perbaikan dari kelemahan pengajaran klasikal. Adapun tujuan pengajaran pada pembelajaran kelompok kecil adalah
1.      Memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah secara rasional
2.      Mengembangkan sikap sosial dan semangat bergotong royong dalam kehidupan
3.      Mendinamiskn kegiatan kelompok dalam belajar sehingga tiap anggota merasa diri sebagai bagian kelompok yang bertanggungjawab
4.      Mengembangkan kemampuan kepemimpinan pada tiap anggota kelompok dalam pemecahan masalah kelompok
b.      Siswa dalam Pembelajaran Kelompok Kecil
Siswa dalam kelompok kecil adalah anggota kelompok yang belajar untuk memecahkan masalah kelompok.Kelompok kecil merupakan satuan kerja yang kompak dan kohesif.
Siswa dalam kelompok kecil berperan serta dalam tugas-tugas kelompok. Agar kelompok kecil berperan konstruktif dan produktif, diharapkan (i) anggota kelompok sadar diri menjadi anggota kelompok, (ii) siswa sebagai anggota kelompok memiliki rasa tanggungjawab, (iii) tiap anggota kelompok membina hubungan akrab yang mendorong timbulnya semangat tim, (iv) kolompok mewujud dalam satuan kerja yang kohesif.
c.       Guru sebagai Pembelajar dalam Pembelajaran Kelompok
Pembelajaran kelompok bermaksud menimbulkan dinamika kelompok agar kualitas belajar meningkat. Peran guru dalam pembelajaran kelompok terdiri dari (i) pembentukan kelompok, (ii) perencanaan tugas kelompok, (iii) pelaksanaan, dan (iv) evaluasi hasil belajar kelompok.
Dalam pelaksanaan mengajar, guru dapat berperan sebagai berikut:
1.      Pemberi informasi umum tentang proses belajar kelompok
2.      Setelah kelompok memahami tugasnya, maka kelompok melaksanakan tugas
3.      Pada akhir pelajaran, tiap kelompok melaporkan hasil kerja
4.      Guru melakukan evaluasi tentang proses kerja kelompok sebagai satuan, hasil kerja, perilaku, dan tata kerja, dan membandingkan dengan kellompok lain
Pada pembelajaran kelompok, orientasi dan tekanan utama pelaksanaan adalah peningkatan kemampuan kerja kelompok.Kerja kelompok berarti belajar kepemimpinan dan keterpimpinan.Kedua keterampilan tersebut, memimpin dan terpimpin, perlu dipelajari oleh tiap siswa.Dalam masyarakat modern keterampilan memimpin dan terpimpin diperlukan dalam kehidupan.
3.      Pembelajaran Secara Klasikal
Pembelajaran klasikal merupakan kemampuan guru yang utama.hal ini disebabkan oleh pengajaran klasikal merupakan kegiatan mengajar yang tergolong efisien. Pembelajaran kelas berarti melaksanakan dua kegiatan sekaligus, yaitu:
a.       Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas adalah penciptaan kondisi yang memungkkinkan terselenggarakannya kegiatan belajar dengan baik. Dalam pengelolaan kelas dapat terjadi masalah yang bersumber dari kondisi tempat belajar dan siswa yang terlibat dalam belajar


b.      Pengelolaan Pembelajaran
Pengelolaan pembelajaran bertujuan mencapai tujuan belajar.Tekanan utama pembelajaran adalah seluruh anggota kelas. Disamping penyusunan desain intruksional yang dibuat, maka pembelajaran kelas dapat dilakukan dengan tindakan sebagai berikut: (i) penciptaan tertib belajar di kelas, (ii) penciptaan suasana senang dalam belajar, (iii) pemusatan perhatian pada bahan ajar, dan (iv) mengikutsertakan siswa belajar aktif, (v) pengorganisasian belajar sesuai dengan kondisi siswa.
B.     Posisi Guru-Siswa dalam Pengolahan Pesan
Dalam kegiatan belajar-mengajar guru berusaha menyampaikan sesuatu hal yang disebut “pesan”.Sebaliknya, dalam kegiatan belajar siswa juga berusaha memperoleh sesuatu hal. Pesan atau sesuatu hal tersebut dapat berupa pengetahuan, keterampilan, wawasan, atau isi ajaran yang lain seperti kesenian, kesusilaan, dan agama.
1.      Pembelajaran dengan Strategi Ekspositori
Perilaku mengajar dengan strategi ekspositori juga dinamakan model ekspositori.Model pengajaran ekspositori merupakan kegiatan mengajar yang terpusat pada guru. Guru aktif memberikan penjelasan atau informasi terperinci tentang bahan pengajaran. Tujuan utama pengajaran ekspositori adalah memindahkan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai kepada siswa.
Peran guru yang paling penting adalah sebagai berikut: (i) penyusun program pembelajaran, (ii) pemberi informasi yang benar, (iii) pemberi fasilitas belajar yang baik, (iv) pembimbing siswa dalam pemerolehan informasi yang benar, dan (v) penilai pemerolehan informasi
Peran siswa yang penting adalah (i) pencari informasi yang benar, (ii) pemakai media dan sumber yang benar, (iii) menyelesaikan tugas sehubungan dengan penilaian guru. Adapun hasil yang dievaluasi adalah luas dan jumlah pengetahuan, keterampilan, dan nilai yang dikuasai siswa.Pada umumnya alat evaluasi hasil belajar yang digunakan tes yang telah dibakukan atau tes buatan guru.

2.      Pembelajaran dengan Strategi Inkuiri
Perilaku mengajar dengan strategi inkuiri juga disebut sebagai model inkuiri.Model inkuiri merupakan pengajaran yang mengharuskan siswa mengolah pesan sehingga memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai.Dalm model inkuiri siswa dirancang untuk terlibat dalam melakukan inkuiri.Model pengajaran inkuiri merupakan pengajaran yang terpust pada siswa.Tujuan utama model inkuiri adalah mengembangkan keterampilan intelektual, berpikir kritis, dan mampu memecahkan masalah secara ilmiah.
C.     Kemampuan yang Akan Dicapai dalam Pembelajaran
Kemampuan yang akan dicapai dalam pembelajaran adalah tujuan pembelajaran. Ada kesenjangan antara kemampuan pra-belajar dengan kemampuan yang akan dicapai. Kesenjangan tersebut dapat diatasi berkat belajar bahan ajar tertentu. Kondisi kemampuan pra-belajar dan kemampuan yang akan dicapai atau tujuan pembelajaran tersebut dapat diketahui hal-hal berikut:
1.      Guru melakukan tugas pembelajaran
2.      Siswa memiliki motivasi belajar dan beremansipasi sepanjang hayat
3.      Siswa bersangkutan memiliki kemampuan pra-belajar, kemampuan belajar tersebut berupa kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, dan psikomatorik
4.      Berkat tindak pembelajaran ataupun motivasi intrinsiknya, siswa melakukan kegiatan belajar
5.      Berkat evaluasi belajar dari guru, maka siswa digolongkan telah mencapai satu hasil belajar
6.      Dampak pengajaran
7.      Dampak pengiring
Secar umum kegiatan belajar meliputi fase-fase: (i) motivasi, (ii) konsentrasi, (iii) mengolh pesan, (iv) menyimpan, (v) menggali, (vi) prestasi, dan (vii) umpan balik.
Kegiatan belajar di sekolah, menurut Biggs dan Telfer pada umumnya dapat dibedakan menjadi empat hal berkenaan dengan (i) belajar yang kognitif, (ii) belajar yang afektif, (iii) belajar yang berkenaan dengan isi ajaran, dan (iv) belajar yang berkenaan dengan proses.
D.    Proses Pengolahan Pesan
Pemerolehan pengalaman, peningkatan jenis ranah tiap siswa tidak sama. Hal itu disebabkan oleh proses pengolahan pesan. Ada 2 jenis pengolahan pesan, yaitu secara deduktif dan induktif.
1.      Pengolahan Pesan Secara Deduktif
Secara umum perilaku pengolahan pesan secara deduktif dapat dilukiskan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Tahap Satu    : pendahuluan pembelajaran
Tahap dua     : penyajian generalisasi dan konsep
Tahap tiga     : pengumpulan data yang mendukkung generalisasi
Tahap empat : analisis data dan verifikasi generalisasi
Tahap lima    : aplikasi generlisasi pada data yang terkumpul
Tahap enam    : evaluasi tentang proses pengolahan pesan, pengetahuan dan pengalaman
Secara singkat dapat dikatakan bahwa pengolahan pesan secara deduktif dimulai dengan (i) guru mengemukakan generalisasi, (ii) penjelasan berkenaan dengan konsep-konsep, (iii) pencarian data yang dilakukan oleh siswa. Pengumpulan data tersebut berguna untuk menguji kebenaran generalisasi.Dalam kegiatan ini siswa juga mengaplikasikan konsep terhadap data tertentu.
2.      Pengolahan Pesan Secara Induktif
Secara umum perilaku pengolahan pesan secara induktif dapat dilukiskan sebagai berikut:
Tahap Satu    : pendahuluan pembelajaran
Tahap dua     : pengumpulan data
Tahap tiga     : analisis data
Tahap empat : perumusan dan pengujian hipotesis
Tahap lima    : mengaplikasikan generalisasi
Tahap enam   : evaluasi hsil dan proses belajar
Pengolahan pesan secara induktif bermula dari (i) fakta atau peristiwa khusus, (ii) penyususnan konsep berdasarkan fakta-fakta, (iii) penyusunan generalisasi berdasarkan konsep-konsep. Bila sudah ada teori yang benar, pada umumnya dirumuskan hipotesis, (iv) terapan generalisasi data baru, atau uji hipotesis, dan (v) penarikan kesimpulan lanjut.





























DAFTAR RUJUKAN


Dimyanti & Mukiono. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta


1 komentar:

  1. Merkur 23C Open Comb Safety Razor
    Merkur 23C Open Comb 제왕카지노 Safety Razor 바카라 - A classic style safety razor with chromatic shine, this sleek chrome finished Merkur razor has the same design on 메리트 카지노 쿠폰 a traditional

    BalasHapus