PENDEKATAN PEMBELAJARAN
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Belajar dan Pembelajaran
Yang dibimbing olehDr. H. Agung Winarno,
M.M
Oleh
Nita
Lily Mardiyansah
130411604493
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS
EKONOMI
JURUSAN
MANAJEMEN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA NIAGA
MARET 2014
PENDEKATAN PEMBELAJARAN
Perilaku belajar dapat ditemukan di sembarang tempat.
Informasi lewat radio, televise, surat kabar, majalah, penyuluh, film, atau
wisatawan mudah diperoleh. Meluas dan cepatnya informasi tersebut dapat
mempermudah perilaku belajar.Dalam kegiatan belajar mengajar guru dihadapkan
pada siswa.Guru juga menghadapi bahan pengetahuan yang berasal dari buku teks,
dari kehidupan, sumber informasi lain, atau kenyataan diluar sekolah.Pembelajaran
juga berarti meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan keterampilan siswa.
Dengan menghadapi sejumlah pebelajar, berbagai pesan yang terkandung dalam
bahan ajar, peningkatan kemampuan pebelajar, dan proses pemerolehan pengalaman,
maka setiap guru memerlukan pengetahuan tentang pendekatan pembelajaran. Suatu
prasyarat teknis untuk dapat membelajarkan adalah bahwa seorang pembelajar
sudah pernah bertindak belajar itu sendiri.
A.
Pengorganisasian Siswa
1.
Pembelajaran Secara Individual
Pembelajaran secara individual adalah kegiatan mengajar guru
yang menitikberatkan pada bantuan dan bimbingan belajar kepada masing-masing
individu.Bantuan dan bimbingan kepada individu juga ditemukan pada pembelajaran
klasikal, tetapi prinsipnya berbeda.Pada pembelajaran individual, guru memberi
bantuan pada masing-masing pribadi.Sedangkan pada pembelajaran klasikal, guru
memberi bantuan individual secara umum. Ciri-ciri yang menonjol pada
pembelajaran individual dapat ditinjau dari segi :
a.
Tujuan Pengajaran Pada Pembelajaran Secara Individual
Perilaku belajar-mengajar di sekolah yang menganut system
klasikal tampak serupa.Dalam kelas terdapat siswa yang rata-rata berjumlah 40
orang. Guru membantu siswa yang menghadapi kesukaran. Adapun tujuan pengajaran
yang menonjol adalah:
1.
Pemberian kesempatan dan keleluasaan siswa untuk belajar
berdasarkan kemampuan sendiri
2.
Pengembangan kemampuan tiap individu secara optimal
b.
Siswa dalam Pembelajaran Individual
Kedudukan siswa dalam pembelajaran individual bersifat
sentral.Pebelajar merupakan pusat layanan pengajaran. Berbeda dengan pengajaran
klasikal, maka siswa memiliki keleluasaan berupa:
1.
Keleluasaan belajar berdasarkan kemampuan sendiri
2.
Kebebasan menggunakan waktu belajar
3.
Keleluasaan dalam mengontrol kegiatan, kecepatan, dan intensitas
belajar, dalam rangka mencapai tujuan belajar yang telah dicapai
4.
Siswa melakukan penilaian sendiri atas hasil belajar
5.
Siswa dapat mengetahui kemampuan dan hasil belajar sendiri
6.
Siswa memiliki kesempatan untuk menyusun program belajarnya
sendiri
Keenam
jenis kedudukan siswa tersebut berakibat pada adanya perbedaan tanggungjawab
belajar mengajar.
c.
Guru dalam Pembelajaran Secara Individual
Kedudukan guru dalam pembelajaran individual bersifat
membantu. Bantuan guru berkenaan dengan komponen pembelajaran berupa (i)
perencanaan kegatan belajar (ii) pengorganisasian kegiatan belajar (iii)
penciptaan pendekatan terbuka antara guru dan siswa, dan (iv) fasilitas yang
mempermudah belajar
Peran guru dalam merencanakan kegiatan belajar sebagai
berikut:
1.
Membantu merencanakan kegiatan belajar siswa
2.
Membicarakan pelaksanaan belajar, mengemukakan kriteria
keberhasilan belajar, menentukan waktu, dan kondisi belajar
3.
Berperan sebagai penasihat atau pembimbing
4.
Membantu siswa dalam penilaian hasil belajar dan kemajuan
sendiri
Peran guru dalam
pengorganisasian kegiatan belajar adalah mengatur dan memonitor kegiatan
belajar sejak awal sampai akhir. Peranan guru sebagai berikut: (i) memberi
orientasi umum sehubungan dengan belajar topic tertentu, (ii) membuat variasai
kegiatan belajar agar tidak terjadi kebosanan, (iii) mengkoordinasikan kegiatan
dengan memperhatikan kemajuan, materi, media, dan sumber, (iv) membagi
perhatian pada sejumlah pebelajar, (v) memberikan balikan terhadap setiap
pebelajar, (vi) mengakhiri kegiatan belajar dalam suatu unjuk hasil belajar
berupa laporan atau pameran hasil kerja.
Peran guru dalam penciptaan
hubungan terbuka dengan siswa bertujuan menimbulkan perasaan bebas dalam
belajar, caranya: (i) membuat hubungan akrab dan peka terhadap kebutuhan siswa,
(ii) mendengarkan secara simpatik terhadap segala ungkapan jiwa siswa, (iii)
tanggap dan memberikan reaksi positif pada siswa, (iv) membina hubungan saling
mempercayai, (v) kesiapan membantu siswa, (vi) membina suasana aman sehingga
siswa leluasa bereksplorasi, memberi kemungkinan penemuan-penemuan, dan
mendorong terjadinya emansipasi dengan penuh tanggungjawab.
Peranan guru yang sangat
penting adalah menjadi fasilitator belajar. Tujuannya adalah mempermudah proses
belajar. Cara yang dilakukan guru antara lain adalah (i) membimbing siswa
belajar, (ii) menyediakan media dan sumber belajar, (iii) memberi penguatan
belajar, (iv) menjadi teman dalam mengevaluasi pelaksanaan, cara, dan hasil
belajar, (v) memberi kesempatan siswa untuk memperbaiki diri.
d.
Program Pembelajaran dalam Pembelajaran Individual
Program Pembelajaran individual merupakan usaha memperbaiki
kelemahan pengajaran klasikal. Dari segi kebutuhan pebelajar, program pembelajaran
individual lebih efektif, sebab siswa belajar sesuai dengan programnya sendiri.
Prpgram pembelajaran individual dapat dilaksanakan secara
efektif, bila mempertimbangkan hal-hal berikut: (i) disesuaikan dengan
kebutuhan dan kemampuan siswa, (ii) tujuan pembelajaran dibuat dan dimengerti
oleh siswa, (iii) prosedur dan cara kerja dimengerti oleh siswa, (iv) kriteria
keberhasilan dimengerti oleh siswa, dan (v) keterlibatan guru dalam evaluasi
dimengerti siswa.
e.
Orientasi dan Tekanan utama Pelaksanaan
Program pembelajaran individual berorientasi pada pemberian
bantuan kepada siswa agar ia dapat belajar secara mandiri. Kemandirian belajar
tersebut merupakan tuntutan perkembangan individu.Dalam menciptakan
pembelajaran individual, rencana guru berbeda dengan pengajaran klasikal.Dalam
pelaksanaan guru berperan sebagai fasilitator, pembimbing, pendiagnosis
kesukaran belajar, dan rekan diskusi. Guru berperan sebagai guru pendidik,
bukan instruktur.
2.
Pembelajaran Secara Kelompok
Dalam kegiatan belajar mengajar di kelas adakalanya guru
membentuk kelompok kecil.Dalam pembelajaran kelompok kecil, guru memberikan
bantuan atau bimbingan kepada tiap anggota kelompok lebih intensif. Hal ini
dapat terjadi, sebab (i) hubungan antar guru-siswa menjadi lebih sehat dan
akrab, (ii) siswa memperoleh bantuan, kesempatan, sesuai dengan kebutuhan,
kemampuan dan minat, (iii) siswa dilibatkan dalam penentuan tujuan belajar,
cara belajar, kriteria keberhasilan. Ciri-ciri yang menonjol pada pembelajaran
secara kelompok dapat ditinjau dari segi:
a.
Tujuan Pengajaran pada Kelompok Kecil
Pembelajaran kelompok kecil merupakan perbaikan dari
kelemahan pengajaran klasikal. Adapun tujuan pengajaran pada pembelajaran
kelompok kecil adalah
1.
Memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk mengembangkan kemampuan
memecahkan masalah secara rasional
2.
Mengembangkan sikap sosial dan semangat bergotong royong
dalam kehidupan
3.
Mendinamiskn kegiatan kelompok dalam belajar sehingga tiap
anggota merasa diri sebagai bagian kelompok yang bertanggungjawab
4.
Mengembangkan kemampuan kepemimpinan pada tiap anggota
kelompok dalam pemecahan masalah kelompok
b.
Siswa dalam Pembelajaran Kelompok Kecil
Siswa dalam kelompok kecil adalah anggota kelompok yang
belajar untuk memecahkan masalah kelompok.Kelompok kecil merupakan satuan kerja
yang kompak dan kohesif.
Siswa dalam kelompok kecil berperan serta dalam tugas-tugas
kelompok. Agar kelompok kecil berperan konstruktif dan produktif, diharapkan
(i) anggota kelompok sadar diri menjadi anggota kelompok, (ii) siswa sebagai
anggota kelompok memiliki rasa tanggungjawab, (iii) tiap anggota kelompok
membina hubungan akrab yang mendorong timbulnya semangat tim, (iv) kolompok
mewujud dalam satuan kerja yang kohesif.
c.
Guru sebagai Pembelajar dalam Pembelajaran Kelompok
Pembelajaran kelompok bermaksud menimbulkan dinamika
kelompok agar kualitas belajar meningkat. Peran guru dalam pembelajaran
kelompok terdiri dari (i) pembentukan kelompok, (ii) perencanaan tugas
kelompok, (iii) pelaksanaan, dan (iv) evaluasi hasil belajar kelompok.
Dalam pelaksanaan mengajar, guru dapat berperan sebagai
berikut:
1.
Pemberi informasi umum tentang proses belajar kelompok
2.
Setelah kelompok memahami tugasnya, maka kelompok
melaksanakan tugas
3.
Pada akhir pelajaran, tiap kelompok melaporkan hasil kerja
4.
Guru melakukan evaluasi tentang proses kerja kelompok
sebagai satuan, hasil kerja, perilaku, dan tata kerja, dan membandingkan dengan
kellompok lain
Pada pembelajaran kelompok,
orientasi dan tekanan utama pelaksanaan adalah peningkatan kemampuan kerja
kelompok.Kerja kelompok berarti belajar kepemimpinan dan keterpimpinan.Kedua
keterampilan tersebut, memimpin dan terpimpin, perlu dipelajari oleh tiap
siswa.Dalam masyarakat modern keterampilan memimpin dan terpimpin diperlukan
dalam kehidupan.
3.
Pembelajaran Secara Klasikal
Pembelajaran klasikal merupakan kemampuan guru yang utama.hal
ini disebabkan oleh pengajaran klasikal merupakan kegiatan mengajar yang
tergolong efisien. Pembelajaran kelas berarti melaksanakan dua kegiatan
sekaligus, yaitu:
a.
Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas adalah penciptaan kondisi yang
memungkkinkan terselenggarakannya kegiatan belajar dengan baik. Dalam
pengelolaan kelas dapat terjadi masalah yang bersumber dari kondisi tempat
belajar dan siswa yang terlibat dalam belajar
b.
Pengelolaan Pembelajaran
Pengelolaan pembelajaran bertujuan mencapai tujuan
belajar.Tekanan utama pembelajaran adalah seluruh anggota kelas. Disamping
penyusunan desain intruksional yang dibuat, maka pembelajaran kelas dapat
dilakukan dengan tindakan sebagai berikut: (i) penciptaan tertib belajar di
kelas, (ii) penciptaan suasana senang dalam belajar, (iii) pemusatan perhatian
pada bahan ajar, dan (iv) mengikutsertakan siswa belajar aktif, (v)
pengorganisasian belajar sesuai dengan kondisi siswa.
B.
Posisi Guru-Siswa dalam Pengolahan Pesan
Dalam kegiatan belajar-mengajar guru berusaha menyampaikan
sesuatu hal yang disebut “pesan”.Sebaliknya, dalam kegiatan belajar siswa juga
berusaha memperoleh sesuatu hal. Pesan atau sesuatu hal tersebut dapat berupa
pengetahuan, keterampilan, wawasan, atau isi ajaran yang lain seperti kesenian,
kesusilaan, dan agama.
1.
Pembelajaran dengan Strategi Ekspositori
Perilaku mengajar dengan strategi ekspositori juga dinamakan
model ekspositori.Model pengajaran ekspositori merupakan kegiatan mengajar yang
terpusat pada guru. Guru aktif memberikan penjelasan atau informasi terperinci
tentang bahan pengajaran. Tujuan utama pengajaran ekspositori adalah
memindahkan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai kepada siswa.
Peran guru yang paling penting adalah sebagai berikut: (i)
penyusun program pembelajaran, (ii) pemberi informasi yang benar, (iii) pemberi
fasilitas belajar yang baik, (iv) pembimbing siswa dalam pemerolehan informasi
yang benar, dan (v) penilai pemerolehan informasi
Peran siswa yang penting adalah (i) pencari informasi yang
benar, (ii) pemakai media dan sumber yang benar, (iii) menyelesaikan tugas
sehubungan dengan penilaian guru. Adapun hasil yang dievaluasi adalah luas dan
jumlah pengetahuan, keterampilan, dan nilai yang dikuasai siswa.Pada umumnya
alat evaluasi hasil belajar yang digunakan tes yang telah dibakukan atau tes
buatan guru.
2.
Pembelajaran dengan Strategi Inkuiri
Perilaku mengajar dengan strategi inkuiri juga disebut
sebagai model inkuiri.Model inkuiri merupakan pengajaran yang mengharuskan
siswa mengolah pesan sehingga memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan
nilai-nilai.Dalm model inkuiri siswa dirancang untuk terlibat dalam melakukan
inkuiri.Model pengajaran inkuiri merupakan pengajaran yang terpust pada
siswa.Tujuan utama model inkuiri adalah mengembangkan keterampilan intelektual,
berpikir kritis, dan mampu memecahkan masalah secara ilmiah.
C.
Kemampuan yang Akan Dicapai dalam Pembelajaran
Kemampuan yang akan dicapai dalam pembelajaran adalah tujuan
pembelajaran. Ada kesenjangan antara kemampuan pra-belajar dengan kemampuan
yang akan dicapai. Kesenjangan tersebut dapat diatasi berkat belajar bahan ajar
tertentu. Kondisi kemampuan pra-belajar dan kemampuan yang akan dicapai atau
tujuan pembelajaran tersebut dapat diketahui hal-hal berikut:
1.
Guru melakukan tugas pembelajaran
2.
Siswa memiliki motivasi belajar dan beremansipasi sepanjang
hayat
3.
Siswa bersangkutan memiliki kemampuan pra-belajar, kemampuan
belajar tersebut berupa kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, dan psikomatorik
4.
Berkat tindak pembelajaran ataupun motivasi intrinsiknya,
siswa melakukan kegiatan belajar
5.
Berkat evaluasi belajar dari guru, maka siswa digolongkan
telah mencapai satu hasil belajar
6.
Dampak pengajaran
7.
Dampak pengiring
Secar umum kegiatan belajar
meliputi fase-fase: (i) motivasi, (ii) konsentrasi, (iii) mengolh pesan, (iv)
menyimpan, (v) menggali, (vi) prestasi, dan (vii) umpan balik.
Kegiatan belajar di sekolah,
menurut Biggs dan Telfer pada umumnya dapat dibedakan menjadi empat hal
berkenaan dengan (i) belajar yang kognitif, (ii) belajar yang afektif, (iii)
belajar yang berkenaan dengan isi ajaran, dan (iv) belajar yang berkenaan
dengan proses.
D.
Proses Pengolahan Pesan
Pemerolehan pengalaman, peningkatan jenis ranah tiap siswa
tidak sama. Hal itu disebabkan oleh proses pengolahan pesan. Ada 2 jenis
pengolahan pesan, yaitu secara deduktif dan induktif.
1.
Pengolahan Pesan Secara Deduktif
Secara umum perilaku pengolahan pesan secara deduktif dapat
dilukiskan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Tahap Satu :
pendahuluan pembelajaran
Tahap dua :
penyajian generalisasi dan konsep
Tahap tiga :
pengumpulan data yang mendukkung generalisasi
Tahap empat : analisis
data dan verifikasi generalisasi
Tahap lima :
aplikasi generlisasi pada data yang terkumpul
Tahap enam : evaluasi tentang proses pengolahan pesan, pengetahuan dan
pengalaman
Secara singkat dapat dikatakan bahwa pengolahan pesan secara
deduktif dimulai dengan (i) guru mengemukakan generalisasi, (ii) penjelasan
berkenaan dengan konsep-konsep, (iii) pencarian data yang dilakukan oleh siswa.
Pengumpulan data tersebut berguna untuk menguji kebenaran generalisasi.Dalam
kegiatan ini siswa juga mengaplikasikan konsep terhadap data tertentu.
2.
Pengolahan Pesan Secara Induktif
Secara umum perilaku pengolahan pesan secara induktif dapat
dilukiskan sebagai berikut:
Tahap Satu :
pendahuluan pembelajaran
Tahap dua :
pengumpulan data
Tahap tiga :
analisis data
Tahap empat : perumusan
dan pengujian hipotesis
Tahap lima :
mengaplikasikan generalisasi
Tahap enam : evaluasi
hsil dan proses belajar
Pengolahan pesan secara induktif bermula dari (i) fakta atau
peristiwa khusus, (ii) penyususnan konsep berdasarkan fakta-fakta, (iii)
penyusunan generalisasi berdasarkan konsep-konsep. Bila sudah ada teori yang
benar, pada umumnya dirumuskan hipotesis, (iv) terapan generalisasi data baru,
atau uji hipotesis, dan (v) penarikan kesimpulan lanjut.
DAFTAR
RUJUKAN
Merkur 23C Open Comb Safety Razor
BalasHapusMerkur 23C Open Comb 제왕카지노 Safety Razor 바카라 - A classic style safety razor with chromatic shine, this sleek chrome finished Merkur razor has the same design on 메리트 카지노 쿠폰 a traditional