Jumat, 22 Agustus 2014

Motivasi Belajar


MOTIVASI BELAJAR

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Belajar dan Pembelajaran
Yang dibimbing olehDr. H. Agung Winarno, M.M



Oleh
Nita Lily Mardiyansah
130411604493












UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA NIAGA
FEBRUARI 2014


MOTIVASI BELAJAR

Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai (Sardiman,1986:75).
Demikian dalam belajar, prestasi siswa akan lebih baik bila siswa memiliki dorongan motivasi orang tua untuk berhasil lebih besar dalam diri siswa itu. Sebab ada kecenderungan bahwa seseorang yang memiliki kecerdasan tinggi mungkin akan gagal berprestasi karena kurang adanya motivasi dari orang tua.
A.    Motivasi dan Pentingnya Motivasi
Motivasi dalam belajar sangat penting artinya untuk mencapai tujuan proses belajar mengajar yang diharapkan, sehingga motivasi siswa dalam belajar perlu dibangun.
1.      Pengertian Motivasi
Pada diri siswa terdapat kekuatan mental yang menjadi penggerak belajar.Kekuatan penggerak tersebut berasal dari berbagai sumber.Siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya.Kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian, kemauan atau cita-cita. Ada ahli Psikologi  pendidikan yang menyebutkan kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar tersebut sebagai motivasi belajar. Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar.
Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu:
a.       Kebutuhan
Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada tidakseimbangan antara apa yang ia miliki dan ia harapkan.
b.      Dorongan
Dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan.Dorongan merupakan kekuatan mental yang berorientasi pada pemenuhan harapan atau pencapaian tujuan.Dorongan yang berorientasi pada tujuan tersebut merupakan inti motivasi.

c.       Tujuan
Tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh seorang individu.Tujuan tersebut mengarahkan perilaku dalam hal ini perilaku pelajar.
Maslow membagi kebutuhan menjadi lima tingkat, yaitu:
a.       Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan fisiologis berkenaan dengan kebutuhan pokok manusia seperti pangan, sandang, dan perumahan
b.      Kebutuhan Akan Perasaan Aman
Kebutuhan rasa aman berkenaan dengan keamanan yang bersifat fisik dan psikologis.
c.       Kebutuhan Sosial
Kebutuhan sosial berkenaan dengan perwujudan berupa diterima orang lain, jati diri yang khas, berkesempatan maju, merasa diikutsertakan, dan memiliki harga diri.
d.      Kebutuhan Akan Penghargaaan Diri
Kebutuhan sosial berkenaan dengan perwujudan berupa diterima orang lain, jati diri yang khas, berkesempatan maju, merasa diikutsertakan, dan memiliki harga diri.
e.       Kebutuhan Untuk Aktualisasi Diri
Kebutuhan untuk aktualisasi diri berkenaan dengan kebutuhan individu untuk menjadi sesuatu yang sesuai dengan kemampuannya.
Ahli lain, Mc. Cleland berpendapat bahwa setiap orang memiliki tiga jenis kebutuhan dasar, yaitu:
a.       Kebutuhan akan kekuasaan
Kebutuhan akan kekuasaan terwujud dalam keinginan mempengaruhi orang lain.
b.      Kebutuhan untuk berafiliasi
Kebutuhan berafiliasi tercermin dalam terwujudnya situasi bersahabat dengan orang lain.
c.       Kebutuhan berprestasi
Kebutuhan berprestasi terwujud dalam keberhasilan melakukan tugas-tugas yang dibebankan.
Ketiga kebutuhan dasar tersebut sebenarnya saling melengkapi.
Dari segi dorongan, menurut Hull dorongan atau motivasi berkembang untuk memenuhi kebutuhan organisme.Disamping itu juga merupakan system yang memungkinkan organisme dapat memelihara kelangsungan hidupnya. Kebutuhan organisme merupakan penyebab munculnya dorongan, dan dorongan akan mengaktifkan tingkah laku mengembalikan keseimbangan fisiologis organisme. Tingkah laku organisme terjadi disebabkan oleh respon dari organisme, kekuatan dorongan organisme, dan penguatan kedua hal tersebut.Teori Hull merupakan dasar yang penting untuk penelitian tentang motivasi lebih lanjut.Teori dorongan Hull juga berguna dalam prlajaran (Koeswara, 1989; Scein, 1991; Biggs & Telfer, 1987).
Dari segi tujuan, maka tujuan merupakan pemberi arah pada perilaku.Secara psikologis, tujuan merupakan titik akhir “sementara” pencapaian kebutuhan.Jika kebutuhan tercapai, maka kebutuhan terpenting untuk “sementara”.Jika kebutuhan terpenuhi, maka orang menjadi puas dan dorongan mental untuk berbuat “terhenti sementara”.
Menurut Monks, kekuatan mental atau kekuatan motivasi tersebut dapat dipelihara. Perjalanan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar dapat diperkuat dan dikembangkan. Menurut Monks, paham-paham interaksionisme, paham tugas perkembangan, dan teori emansipasi mengakui pentingnya pemeliharaan kekuatan motivasi belajar.
2.      Pentingnya Motivasi dalam Belajar
Perilaku yang penting bagi manusia adalah belajar dan bekerja.Belajar menimbulkan perubahan mental pada diri siswa. Bekerja menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi diri pelaku dan orang lain. Motivasi belajar dan motivasi bekerja merupakan penggerak kemajuan masyarakat.
Bagi siswa pentingnya motivasi belajar adalah sebagai berikut:
a.       Menyadarkan kedudukkan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir
b.      Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibndingkan dengan teman sebaya
c.       Mengarahkan kegiatan belajar
d.      Membesarkan semangat belajar
e.       Menyadarkan tentang adanya perjalanan dan kemudian bekerja yang bersinambungan
Motivasi belajar juga penting diketahui oleh guru. Pengetahuan dan pemahaman tentang motivasi belajar pada siswa bermanfaat bagi guru, sebagai berikut:
a.       Membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara semangat siswa untuk belajar sampai berhasil
b.      Mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa dikelas bermacam ragam
c.       Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih satu diantara bermacam-macam peran
d.      Memberi peluang guru untuk “unjuk kerja” rekayasa pedagosis.
Tugas guru adalah membuat semua siswa belajar sampai berhasil.Tantangan profesionalnya justru terletak pada “mengubah” siswa tak berminat menjadi bersemangat belajar.“ mengubah” siswa cerdaas yang acuh tak acuh menjadi bersemangat belajar.
B.     Jenis dan Sifat Motivasi
Motivasi, sebagai kekuatan individu memiliki tingkat-tingkat.
1.      Jenis Motivasi
Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar.Manusia adalah makhluk berjasmani, sehingga perilakunya terpengaruhi oleh insting atau kebutuhan jasmaninya.
Mc Dougall berpendapat bahwa tingkah laku terdiri dari pemikiran tentang tujuan, perasaan subjektif, dan dorongan mencapai kepuasan.Insting itu memiliki tujuan dan memerlukan pemuasan.Tingkah laku insting tersebut dapat diaktifkan, dimodifikasi, dipicu secara spontan, dan dapat diorganisasiakan.
Freud berpendapat bahwa insting memiliki empat ciri, sebagai berikut:
a.       Tekanan
Tekanan adalah kekuatan yang memotivai individu untuk bertingkah laku.Semakain besar energy dalam insting, maka tekanan terhadap individu terhadap individu semakin besar.
b.      Sasaran
Sasaran insting adalah kepuasan atau kesenangan.Kepuasan tercapai, bila tekanan energy pada insting berkurang.
c.       Objek
Objek insting adalah hal-hal yang memuaskan insting. Hal-hal yang memuaskan insting tersebut dapat berasal dari luar individu atau dari dalam individu

d.      Sumber
Sumber insting adalah keadaan kejasmaniaan individu.
Tingkah laku individu yang memuaskan insting dapat secara langsung atau dengan menekan.Penekanan insting tersebut tidak menghilangkan energy.Penekanan insting tersebut diupayakan masuk kedalam alam tidak sadar.
Motivasi sekunder adalah motivasi yang dipelajari.Hal ini berbeda dengan motivasi primer.
Menurut beberapa ahli, manusia adalah makhluk sosial.Perilaku manusia terpengaruh oleh tiga komponen penting seperti afektif, kognitif, dan konatif.Komponen afektif adalah aspek emosional.Komponen ini terdiri dari motif sosial, sikap, dan emosi.Komponen kognitif adalah aspek intelektual yang terkait dengan pengetahuan.Komponen konatif adalah terkait dengan kemauan dan kebiasaan bertindak.
Thomas dan Znaniecki menggolongkan motivasi menjadi keinginan-keinginan:

a.       Memperoleh pengalaman baru
b.      Untuk mendapat respon
c.       Memperoleh pengakuan
d.      Memperoleh rasa aman

Mc Cleland menggolongkanya menjadi kebutuhan-kebutuhan untuk:

a.       Berprestasi
b.      Memperoleh kasih sayang
c.       Memperoleh kekuasaan
Maslow menggolongkan menjadi kebutuhan-kebutuhan untuk:

a.       Memperoleh rasa aman
b.      Memperoleh kasih sayang dan kebersamaan
c.       Memperoleh penghargaan
d.      Pemenuhan diri atau aktualisasi diri
Ahli lain, Marx menggolongkan motivasi sekunder menjadi:
a.       Kebutuhan organisme seperti motif ingin tahu, memperoleh kecakapan, berprestasi
b.      Motif-motif sosial seperti kasih sayang, kekuasaan, dan kebebasan
Sikap adalah suatu motif yang dipelajari. Ciri-ciri sikap, yaitu:
a.       Merupakan kecenderungan berpikir, merasa, kemudian bertindak
b.      Memiliki daya dorong bertindak
c.       Relative bersifat tetap
d.      Berkecenderungan melakukan penilaian
e.       Dapat timbul dari pengalaman, dapat dipelajari atau berubah
Emosi menunjukan adanya sejenis kegoncangan seseorang. Emosi memiliki fungsi sebagai:
a.       Pembangkit energy
b.      Pemberi informasi pada orang lain
c.       Pembawa pesan dalam berhubungan dengan orang lain
d.      Sumber informasi tentang diri seseorang
Ada emosi yang ringan, kuat, dan disintegrative.Emosi yang ringan berakibat meningkatkan perhatian pada objek yang dihargai.Emosi kuat disertai perubahan fisiolagi yang kuat.Emosi yang disintegrative terjadi bila kekuatan emosi memuncak, dan terjadi perubahan perilaku.
Kemauan merupakan tindakan mencapai tujuan secara kuat. Kemauan seseorang timbul karena adanya:
a.       Keinginan yang kuat untuk mencapai tujuan
b.      Pengetahuan tentang cara memperoleh tujuan
c.       Energy dan kecerdasan
d.      Pengeluaran energy yang tepat untuk mencapai tujuan.
Dengan kata lain, kebiasaan dan kemauan seseorang mempertinggi motif untuk berperilaku.
2.      Sifat Motivasi
Motivasi  intrinsik adalah keinginan bertindak yang disebabkan oleh faktor pendorong dari dalam diri (internal) individu.
Menurut Monks, motivasi berprestasi telah muncul pada saat anak berusia balita. Pada usia ini para guru masih memberi tekanan pada pendidikan kepribadian, khususnya disiplin diri untuk beremansipasi. Penguatan terhadap motivasi intrinsic perlu diperhatikan, sebab disiplin diri merupakan kunci keberhasilan belajar.
Motivasi ekstrinsik adalah dorongan terhadap perilaku seseorang yang ada diluar seperti adanya hadiah, dan menghindari hukuman.
Menurut Maslow setiap individu memotivasi untuk mengaktualisasikan diri.Ia menemukan 15 ciri orang yang mampu mengaktualisasikan diri. Ciri tersebut adalah:
a.       Berkemampuan mengamati suatu realitas secara efisien, apa adanya, dan terbatas dari subjektivitas
b.      Dapat menerima diri sendiri dan orang lain secara wajar
c.       Berperilaku spontan, sederhana, dan wajar
d.      Terpusat pada masalah atau tugasnya
e.       Memiliki kebutuhan privasi atau kemandirian yang tinggi
f.       Memiliki kebebasan dan kemandirian terhadap lingkungan dan kebudayaannya
g.      Dapat menghargai denga rasa hormat dan penuh gairah
h.      Dapat meengalami pengalaman puncak
i.        Memiliki rasa keterikatan, solidaritas kemanusiaan yang tinggi
j.        Dapat menjalin hubungan pribadi yang wajar
k.      Memiliki watak terbuka dan bebas prasangka
l.        Memiliki standar kesusilaan tinggi
m.    Memiliki rasa humor tinggi
n.      Memiliki kreativitas dalam bidang kehidupan
o.      Memiliki otonomi tinggi
Upaya memuaskan kebutuhan aktualisasi diri tersebut tentu saja tidak mudah.
Carl Rogers berpendapat bahwa setiap individu memiliki motivasi utama berupa kecenderungan aktualisasi diri. Ciri kecenderungan aktualisasi diri tersebut adalah: (i) Berakar dari sifat bawaan, (ii) perilaku bermotivasi mencapai perkembangan diri optimal, (iii) pengaktualisasian diri juga bertindak sebagai evaluasi pengalaman. Adapun ciri-ciri individu yang berkembang menjadi seorang yang beraktualisasi diri penuh adalah (i) terbuka terhadap segala pengalaman hidup (ii) menjalin kehidupan secara berkepribadian, (iii) percaya pada diri sendiri, (iv) memiliki rasa kebebasan, dan (v) memiliki kreatifitas.
Adakalanya guru menghadapi siswa yang belum memiliki motivasi belajar yang baik.Dalam hal ini seyogianya guru berpegang pada motivasi ekstrinsik.dengan menggunakan penguat berupa hadiah atau hukuman, seyogianya guru memperbaiki disiplin diri siswa dalam beremansipasi.

C.  Motivasi Dalam Belajar
Dalam perilaku belajar terdapat motivasi belajar.Motivasi belajar tersebut ada yang intrinsic atau ekstrinsik.perilaku pelajar yang mengandung motivasi belajar, yang dikelola oleh guru dan dihayati oleh siswa, sebagai berikut:
1.      Guru adalah pendidik yang berperanan dalam rekayasa pedagosis
2.      Siswa adalah pebelajar yang paling berkepentingan dalam menghayati belajar
3.      Dalam proses belajar mengajar, guru melakukan tindakan mendidik seperti, memberi hadiah, memuji, menegur, menghukum atau memberi nasihat
4.      Dengan belajar yang bermotivasi, siswa memperoleh hasil belajar
5.      Dampak pengajaran adalah hasil belajar yang segera dapat diukur, yang terwujud dalam hasil ujian
6.      Dampak pengiring adalah unjuk kerja siswa setelah mereka lulus ujian atau merupakan transfer hasil belajar di sekolah
7.      Setelah siswa lulus sekolah, sekurang-kurangnya selesai wajib belajar, maka diharapkan mengembangkan diri lebih lanjut
8.      Dengan memprogram belajar sendiri secara bersinambungan, maka ia memperoleh hasil belajar atas tanggungjawab sendiri
Dalam hal ini siswa telah mampu memperkuat motivasi belajarnya sendiri karena kebutuhan aktualisasi diri.
A.    Unsur-unsur yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Dalam kerangka pendidikan formal, motivasi belajar tersebut ada dalam jaringan rekayasa pedagosis guru.Dengan tindakan pembuatan persiapan mengajar, pelaksanaan belajar-mengajar, maka guru menguatkan motivasi belajar siswa.Motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami perkembangan, artinya terpengaruh oleh kondisi fisiologis dan kematangan psikologis siswa.
1.      Cita-cita atau Aspirasi Siswa
Motivasi belajar tampak pada keinginan anak sejak kecil seperti keinginan belajar berjalan, makanan yang lezat, berebut permainan, dapat membca, dapat menyanyi, dan lain-lain.Keberhasilan mencapai keinginan tersebut menumbuhkan kemauan bergiat, bahkan di kemudian hari menimbulkan cita-cita dalam kehidupan.Timbulnya cita-cita dibarengi oleh perkembangan akal, moral, kemauan, bahasa, dan nilai-nilai kehidupan.Timbulnya cita-cita juga dibarengi oleh perkembangan kepribadian. Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar intrinsic maupun ekstrinsik. sebab tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan aktualisasi diri.
2.      Kemauan Siswa
Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan atau kecakapan mencapainya. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan.
3.      Kondisi Siswa
Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi motivasi belajar. Dengan kata lain, kondisi jasmani dan rohani siswa berpengaruh pada motivasi belajar.
4.      Kondisi Lingkungan Siswa
Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya, dan kehidupan bermasyarakat.Sebagai anggota masyarakat maka siswa dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitar.Oleh karena itu kondisi lingkungan sekolah yang sehat, kerukunan hidup, ketertiban pergaulan perlu dibarengi mutunya.Dengan lingkungan yang aman, tentram, tertib, dan indah, maka semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat.
5.      Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar dan pembelajaran
Siswa memilki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, dan pikiran yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidup.Pengalaman dengan teman sebayanya berpengaruh pada motivasi dan perilaku belajar.Lingkungan siswa yang berupa lingkungan alam, lingkungan tempat tinggal, dan pergaulan juga mengalami perubahan. Lingkungan budaya siswa yang berupa surat kabar, majalah, radio, televise, dan film semakin menjangkau siswa. Guru professional diharapkan mampu memanfaatkan suratkabar, majalah, siaran radio, televisi, dan sumber belajar di sekitar sekolah untuk memotivasi belajar.
6.      Upaya Guru dalam Membelajarkan Siswa
Guru adalah seorang pendidik professional. Ia bergaul setiap hari dengan puluhan atau ratusan siswa. Guru adalah pendidik yang berkembang. Tugas profesionalnya mengharuskan dia belajar sepanjang hayat.Sebagai pendidik, guru dapat memilah dan memilih yang baik.Partisipasi dan teladan memilih perilaku yang baik tersebut sudah merupakan upaya membelajarkan siswa.
Upaya guru membelajarkan siswa terjadi di sekolah dan di luar sekolah. Upaya pembelajaran di sekolah meliputi hal-hal berikut:
a.       Menyelenggarakan tertib belajar di sekolah
b.      Membina disiplin belajar dalam tiap kesempatan
c.       Membina belajar tertib pergaulan
d.      Membina belajar tertib lingkungn sekolah
Disamping penyelenggaraan tertib yang umum tersebut, maka setiap individual tiap guru menghadapi anak didiknya. Upaya pembelajaran tersebut meliputi:
a.       Pemahaman tentang diri siswa dalam rangka kewajiban tertib belajar
b.      Pemanfaatan penguatan berupa hadiah, kritik, hukuman secara tepat guna
c.       Mendidik cinta belajar
Upaya pembelajaran guru disekolah tidak terlepas dari kegiatan luar sekolah. Pusat pendidikan luar sekolah yang penting adalah keluarga, lembaga agama, pramuka, dan pusat pendidikan pemuda yang lain. Siswa sekolah pada umumnya tergabung dalam pusat pendidikan tersebut.Guru professional dituntut menjalin kerjasama pedagosis dengan pusat-pusat pendidikan tersebut.
B.     Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar
Perilaku belajar merupakan salah satu perilaku.Motif mempengaruhi belajar siswa.Membaca dengan motivasi “mencari sesuatu” lebih berarti bila dibandingkan dengan membaca “tanpa mencari sesuatu”. Guru disekolah menghadapi banyak siswa dengan bermacam-macam motivasi belajar. Oleh karena itu peran guru cukup banyak untuk meningkatkan belajar.
1.      Optimalisasi Penerapan Prinsip Belajar
Perilaku belajar di sekolah telah menjadi pola umum. Sejak usia enam tahun, siswa masuk sekolah selama lima-enam jam sehari. Sekurang-kurangnya tiap siswa mengalami belajar di sekolah selam Sembilan tahun.Dari segi perkembangan, ada siswa yang semula hanya ikut-ikutan, suka bermain, belum mengerti faedah belajar.Dengan tugas-tugas sekolahnya, kemudian mereka mulai menyenangi belajar.
Dalam upaya pembelajaran, guru berhadapan dengan siswa dan bahan belajar. Untuk dapat membelajarkan atau mengajarkan bahan pelajaran dipersyaratkan:
a.       Guru telah mempelajari bahan pelajaran
b.      Guru telah memahami bagian-bagian yang mudah, sedng, dan sukar
c.       Guru telah menguasai cara-cara mempelajari bahan
d.      Guru telah memahami sifat bahan pelajaran tersebut
Upaya pembelajaran terkait dengan beberapa prinsip belajar. Beberapa prinsip belajar tersebut antara lain sebagai berikut :
a.       Belajar menjadi bermakna bila siswa mempelajari tujuan belajar
b.      Belajar menjadi bermakna bila siswa dihadapkan pada pemecahan masalah yang menantangnya
c.       Belajar menjadi bermakna bila guru mampu memusatkan segala kemampuan mental siswa dalam program keadaan tertentu
d.      Sesuai dengan perkembangan jiwa siswa, maka kebutuhan bahan-bahan belajar siswa semakin bertambah, oleh karena itu, guru perlu mengatur bahan dari yang paling sederhana sampai paling menantang
e.       Belajar menjadi menantang bila siswa memahami prinsip penilaian dan faedah nilai belajarnya bagi kehidupan dikemudian hari
2.      Optimalisasi Unsur Dinamis Belajar dan Pembelajaran
Seorang siswa akan belajar dengan seutuh pribadinya. Perasaan, kemauan, pikiran, perhatian, fantasi, dan kemampuan yang lain tertuju pada belajar.
Guru adalah pendidik dan sekaligus pembimbing belajar. Guru lebih memahami keterbatasan waktu bagi siswa. Seringkali siswa lengah tentang nilai kesempatan belajar.Oleh karena itu guru dapat mengupayakan optimalisasi unsur dinamis yang ada dalam diri siswa dan yang ada di lingkungan siswa. Upaya optimalisasi tersebut sebagai berikut:
a.       Pemberian kesempatan pada siswa untuk mengungkap hambatan belajar yang dialami
b.      Memelihara minat, kemauan, dan semangat belajarnya
c.       Meminta kesempatan pada orang tua siswa atau wali, agar memberi kesempatan kepada siswa untuk beraktualisasi diri dalam belajar
d.      Memanfaaatkan unsur lingkungan yang mendorong belajar
e.       Menggunakan waktu secara tertib, penguat, dan suasana gembira terpusat pada perilaku belajar
f.       Guru merangsang siswa dengan penguatan memberi rasa percaya diri bahwa ia dapat mengatasi segala hambatan
3.      Optimalisasi Pemanfaatan Pengalaman dan Kemampuan Siswa
Perilaku belajar siswa merupakan rangkaian tindak belajar setiap hari. Guru sebagai penggerak perjalanan belajar bagi siswa. Guru wajib menggunakan pengalaman belajar dan kemampuan siswa dalam mengola siswa belajar. Upaya optimalisasi pemanfaatan pengalaman siswa tersebut dapat dilakukan sebagai berikut:
a.       Siswa ditugasi membaca bahan belajar sebelumnya
b.      Guru mempelajari hal-hal yang sukar bagi siswa
c.       Guru memecahkan hal-hal yang sukar dengan mencari “cara memecahkan”
d.      Guru mengajarkan “cara memecahkan” dan mendidikkan keberanian mengatasi kesukaran
e.       Guru mengajak serta siswa mengalami dan mengatasi kesukaran
f.       Guru memberi kesempatan kepada siswa yang mampu memecahkan masalah untuk membantu rekannya yang mengalami kesukaran
g.      Guru memberi penguatan kepada siswa yang berhasil mengatasi kesukaran belajarnya sendiri
h.      Guru menghargai pengalaman dan kemampuan siswa agar belajar secara mandiri
4.      Pengembangan Cita-cita dan Aspirasi Belajar
Cara mendidik dan mengembangkan yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut:
a.       Guru menciptakan suasana belajar yang menggembirakan
b.      Guru mengikutsertakan semua siswa untuk memelihara fasilitas belajar
c.       Guru mengajak serta siswa untuk membuat perlombaan unjuk belajar
d.      Guru mengajak serta orang tua siswa untuk memperlengkap fasilitas belajar
e.       Guru memberanikan siswa untuk mencatat keinginan di notes pramuka, dan mencatat keinginan yang tercapai dan tak tercapai
f.       Guru bekerja sama dengan pendidik lain

DAFTAR RUJUKAN

Dimyanti & Mukiono. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta
MuchlisinRiadi. 2013. MotivasiBelajar (Online) file:///C:/New%20folder%20%282%29/Desktop/Documents/Motivasi%20Belajar%20-%20Pengertian%20dan%20Referensi.htm diakses tanggal 19 Februari 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar