MOTIVASI
BELAJAR
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas
matakuliah Belajar dan
Pembelajaran
Yang dibimbing olehDr. H. Agung Winarno, M.M
Oleh
Nita
Lily Mardiyansah
130411604493
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA NIAGA
FEBRUARI
2014
MOTIVASI
BELAJAR
Motivasi
belajar
adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan
belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah
pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu
dapat tercapai (Sardiman,1986:75).
Demikian dalam belajar, prestasi siswa akan lebih baik bila siswa memiliki dorongan motivasi orang tua untuk berhasil lebih besar dalam diri siswa itu. Sebab ada kecenderungan bahwa seseorang yang memiliki kecerdasan tinggi mungkin akan gagal berprestasi karena kurang adanya motivasi dari orang tua.
Demikian dalam belajar, prestasi siswa akan lebih baik bila siswa memiliki dorongan motivasi orang tua untuk berhasil lebih besar dalam diri siswa itu. Sebab ada kecenderungan bahwa seseorang yang memiliki kecerdasan tinggi mungkin akan gagal berprestasi karena kurang adanya motivasi dari orang tua.
A.
Motivasi dan Pentingnya Motivasi
Motivasi dalam belajar sangat penting artinya untuk mencapai
tujuan proses belajar mengajar yang diharapkan, sehingga motivasi siswa dalam
belajar perlu dibangun.
1.
Pengertian Motivasi
Pada diri siswa terdapat kekuatan mental yang menjadi
penggerak belajar.Kekuatan penggerak tersebut berasal dari berbagai sumber.Siswa
belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya.Kekuatan mental itu berupa
keinginan, perhatian, kemauan atau cita-cita. Ada ahli Psikologi pendidikan yang menyebutkan kekuatan mental
yang mendorong terjadinya belajar tersebut sebagai motivasi belajar. Motivasi
dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku
manusia, termasuk perilaku belajar.
Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu:
a.
Kebutuhan
Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada tidakseimbangan
antara apa yang ia miliki dan ia harapkan.
b.
Dorongan
Dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan
dalam rangka memenuhi harapan.Dorongan merupakan kekuatan mental yang
berorientasi pada pemenuhan harapan atau pencapaian tujuan.Dorongan yang
berorientasi pada tujuan tersebut merupakan inti motivasi.
c.
Tujuan
Tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh seorang individu.Tujuan
tersebut mengarahkan perilaku dalam hal ini perilaku pelajar.
Maslow membagi kebutuhan menjadi lima tingkat, yaitu:
a.
Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan fisiologis berkenaan dengan kebutuhan pokok
manusia seperti pangan, sandang, dan perumahan
b.
Kebutuhan Akan Perasaan Aman
Kebutuhan rasa aman berkenaan dengan keamanan yang bersifat
fisik dan psikologis.
c.
Kebutuhan Sosial
Kebutuhan sosial berkenaan dengan perwujudan berupa diterima
orang lain, jati diri yang khas, berkesempatan maju, merasa diikutsertakan, dan
memiliki harga diri.
d.
Kebutuhan Akan Penghargaaan Diri
Kebutuhan sosial berkenaan dengan perwujudan berupa diterima
orang lain, jati diri yang khas, berkesempatan maju, merasa diikutsertakan, dan
memiliki harga diri.
e.
Kebutuhan Untuk Aktualisasi Diri
Kebutuhan untuk aktualisasi diri berkenaan dengan kebutuhan
individu untuk menjadi sesuatu yang sesuai dengan kemampuannya.
Ahli lain, Mc. Cleland berpendapat bahwa setiap orang
memiliki tiga jenis kebutuhan dasar, yaitu:
a.
Kebutuhan akan kekuasaan
Kebutuhan akan kekuasaan terwujud dalam keinginan
mempengaruhi orang lain.
b.
Kebutuhan untuk berafiliasi
Kebutuhan berafiliasi tercermin dalam terwujudnya situasi
bersahabat dengan orang lain.
c.
Kebutuhan berprestasi
Kebutuhan berprestasi terwujud dalam keberhasilan melakukan
tugas-tugas yang dibebankan.
Ketiga kebutuhan dasar tersebut sebenarnya saling
melengkapi.
Dari segi dorongan, menurut Hull dorongan atau motivasi
berkembang untuk memenuhi kebutuhan organisme.Disamping itu juga merupakan
system yang memungkinkan organisme dapat memelihara kelangsungan hidupnya.
Kebutuhan organisme merupakan penyebab munculnya dorongan, dan dorongan akan
mengaktifkan tingkah laku mengembalikan keseimbangan fisiologis organisme.
Tingkah laku organisme terjadi disebabkan oleh respon dari organisme, kekuatan
dorongan organisme, dan penguatan kedua hal tersebut.Teori Hull merupakan dasar
yang penting untuk penelitian tentang motivasi lebih lanjut.Teori dorongan Hull
juga berguna dalam prlajaran (Koeswara, 1989; Scein, 1991; Biggs & Telfer,
1987).
Dari segi tujuan, maka tujuan merupakan pemberi arah pada
perilaku.Secara psikologis, tujuan merupakan titik akhir “sementara” pencapaian
kebutuhan.Jika kebutuhan tercapai, maka kebutuhan terpenting untuk
“sementara”.Jika kebutuhan terpenuhi, maka orang menjadi puas dan dorongan
mental untuk berbuat “terhenti sementara”.
Menurut Monks, kekuatan mental atau kekuatan motivasi
tersebut dapat dipelihara. Perjalanan perilaku manusia, termasuk perilaku
belajar dapat diperkuat dan dikembangkan. Menurut Monks, paham-paham
interaksionisme, paham tugas perkembangan, dan teori emansipasi mengakui
pentingnya pemeliharaan kekuatan motivasi belajar.
2.
Pentingnya Motivasi dalam Belajar
Perilaku yang penting bagi manusia adalah belajar dan
bekerja.Belajar menimbulkan perubahan mental pada diri siswa. Bekerja
menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi diri pelaku dan orang lain. Motivasi
belajar dan motivasi bekerja merupakan penggerak kemajuan masyarakat.
Bagi siswa pentingnya motivasi belajar adalah sebagai
berikut:
a.
Menyadarkan kedudukkan pada awal belajar, proses, dan hasil
akhir
b.
Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang
dibndingkan dengan teman sebaya
c.
Mengarahkan kegiatan belajar
d.
Membesarkan semangat belajar
e.
Menyadarkan tentang adanya perjalanan dan kemudian bekerja
yang bersinambungan
Motivasi belajar juga penting diketahui oleh guru.
Pengetahuan dan pemahaman tentang motivasi belajar pada siswa bermanfaat bagi
guru, sebagai berikut:
a.
Membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara semangat siswa
untuk belajar sampai berhasil
b.
Mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa dikelas
bermacam ragam
c.
Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih satu
diantara bermacam-macam peran
d.
Memberi peluang guru untuk “unjuk kerja” rekayasa pedagosis.
Tugas guru adalah membuat semua siswa belajar sampai
berhasil.Tantangan profesionalnya justru terletak pada “mengubah” siswa tak
berminat menjadi bersemangat belajar.“ mengubah” siswa cerdaas yang acuh tak
acuh menjadi bersemangat belajar.
B.
Jenis dan Sifat Motivasi
Motivasi, sebagai kekuatan individu memiliki
tingkat-tingkat.
1.
Jenis Motivasi
Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada
motif-motif dasar.Manusia adalah makhluk berjasmani, sehingga perilakunya
terpengaruhi oleh insting atau kebutuhan jasmaninya.
Mc Dougall berpendapat bahwa tingkah laku terdiri dari
pemikiran tentang tujuan, perasaan subjektif, dan dorongan mencapai
kepuasan.Insting itu memiliki tujuan dan memerlukan pemuasan.Tingkah laku
insting tersebut dapat diaktifkan, dimodifikasi, dipicu secara spontan, dan
dapat diorganisasiakan.
Freud berpendapat bahwa insting memiliki empat ciri, sebagai
berikut:
a.
Tekanan
Tekanan adalah kekuatan yang memotivai individu untuk
bertingkah laku.Semakain besar energy dalam insting, maka tekanan terhadap individu
terhadap individu semakin besar.
b.
Sasaran
Sasaran insting adalah kepuasan atau kesenangan.Kepuasan
tercapai, bila tekanan energy pada insting berkurang.
c.
Objek
Objek insting adalah hal-hal yang memuaskan insting. Hal-hal
yang memuaskan insting tersebut dapat berasal dari luar individu atau dari
dalam individu
d.
Sumber
Sumber insting adalah keadaan kejasmaniaan individu.
Tingkah laku individu yang memuaskan insting dapat secara
langsung atau dengan menekan.Penekanan insting tersebut tidak menghilangkan
energy.Penekanan insting tersebut diupayakan masuk kedalam alam tidak sadar.
Motivasi sekunder adalah motivasi yang dipelajari.Hal ini
berbeda dengan motivasi primer.
Menurut beberapa ahli, manusia adalah makhluk sosial.Perilaku
manusia terpengaruh oleh tiga komponen penting seperti afektif, kognitif, dan
konatif.Komponen afektif adalah aspek emosional.Komponen ini terdiri dari motif
sosial, sikap, dan emosi.Komponen kognitif adalah aspek intelektual yang
terkait dengan pengetahuan.Komponen konatif adalah terkait dengan kemauan dan
kebiasaan bertindak.
Thomas dan Znaniecki menggolongkan motivasi menjadi
keinginan-keinginan:
a.
Memperoleh pengalaman baru
b.
Untuk mendapat respon
c.
Memperoleh pengakuan
d.
Memperoleh rasa aman
Mc Cleland menggolongkanya menjadi kebutuhan-kebutuhan
untuk:
a.
Berprestasi
b.
Memperoleh kasih sayang
c.
Memperoleh kekuasaan
Maslow menggolongkan menjadi kebutuhan-kebutuhan untuk:
a.
Memperoleh rasa aman
b.
Memperoleh kasih sayang dan kebersamaan
c.
Memperoleh penghargaan
d.
Pemenuhan diri atau aktualisasi diri
Ahli lain, Marx menggolongkan motivasi sekunder menjadi:
a.
Kebutuhan organisme seperti motif ingin tahu, memperoleh
kecakapan, berprestasi
b.
Motif-motif sosial seperti kasih sayang, kekuasaan, dan
kebebasan
Sikap adalah suatu motif yang dipelajari. Ciri-ciri sikap,
yaitu:
a.
Merupakan kecenderungan berpikir, merasa, kemudian bertindak
b.
Memiliki daya dorong bertindak
c.
Relative bersifat tetap
d.
Berkecenderungan melakukan penilaian
e.
Dapat timbul dari pengalaman, dapat dipelajari atau berubah
Emosi menunjukan adanya sejenis kegoncangan seseorang. Emosi
memiliki fungsi sebagai:
a.
Pembangkit energy
b.
Pemberi informasi pada orang lain
c.
Pembawa pesan dalam berhubungan dengan orang lain
d.
Sumber informasi tentang diri seseorang
Ada emosi yang ringan, kuat, dan disintegrative.Emosi
yang ringan berakibat meningkatkan perhatian pada objek yang dihargai.Emosi
kuat disertai perubahan fisiolagi yang kuat.Emosi yang disintegrative terjadi
bila kekuatan emosi memuncak, dan terjadi perubahan perilaku.
Kemauan merupakan tindakan mencapai tujuan secara
kuat. Kemauan seseorang timbul karena adanya:
a.
Keinginan yang kuat untuk mencapai tujuan
b.
Pengetahuan tentang cara memperoleh tujuan
c.
Energy dan kecerdasan
d.
Pengeluaran energy yang tepat untuk mencapai tujuan.
Dengan kata lain, kebiasaan dan kemauan seseorang
mempertinggi motif untuk berperilaku.
2.
Sifat Motivasi
Motivasi intrinsik adalah keinginan bertindak yang
disebabkan oleh faktor pendorong dari dalam diri (internal) individu.
Menurut Monks, motivasi berprestasi telah muncul pada saat
anak berusia balita. Pada usia ini para guru masih memberi tekanan pada
pendidikan kepribadian, khususnya disiplin diri untuk beremansipasi. Penguatan
terhadap motivasi intrinsic perlu diperhatikan, sebab disiplin diri merupakan
kunci keberhasilan belajar.
Motivasi ekstrinsik adalah dorongan terhadap perilaku
seseorang yang ada diluar seperti adanya hadiah, dan menghindari hukuman.
Menurut Maslow setiap individu memotivasi untuk
mengaktualisasikan diri.Ia menemukan 15 ciri orang yang mampu
mengaktualisasikan diri. Ciri tersebut adalah:
a.
Berkemampuan mengamati suatu realitas secara efisien, apa
adanya, dan terbatas dari subjektivitas
b.
Dapat menerima diri sendiri dan orang lain secara wajar
c.
Berperilaku spontan, sederhana, dan wajar
d.
Terpusat pada masalah atau tugasnya
e.
Memiliki kebutuhan privasi atau kemandirian yang tinggi
f.
Memiliki kebebasan dan kemandirian terhadap lingkungan dan
kebudayaannya
g.
Dapat menghargai denga rasa hormat dan penuh gairah
h.
Dapat meengalami pengalaman puncak
i.
Memiliki rasa keterikatan, solidaritas kemanusiaan yang
tinggi
j.
Dapat menjalin hubungan pribadi yang wajar
k.
Memiliki watak terbuka dan bebas prasangka
l.
Memiliki standar kesusilaan tinggi
m.
Memiliki rasa humor tinggi
n.
Memiliki kreativitas dalam bidang kehidupan
o.
Memiliki otonomi tinggi
Upaya memuaskan kebutuhan aktualisasi diri tersebut tentu
saja tidak mudah.
Carl Rogers berpendapat bahwa setiap individu memiliki
motivasi utama berupa kecenderungan aktualisasi diri. Ciri kecenderungan
aktualisasi diri tersebut adalah: (i) Berakar dari sifat bawaan, (ii) perilaku
bermotivasi mencapai perkembangan diri optimal, (iii) pengaktualisasian diri
juga bertindak sebagai evaluasi pengalaman. Adapun ciri-ciri individu yang
berkembang menjadi seorang yang beraktualisasi diri penuh adalah (i) terbuka
terhadap segala pengalaman hidup (ii) menjalin kehidupan secara berkepribadian,
(iii) percaya pada diri sendiri, (iv) memiliki rasa kebebasan, dan (v) memiliki
kreatifitas.
Adakalanya guru menghadapi siswa yang belum memiliki
motivasi belajar yang baik.Dalam hal ini seyogianya guru berpegang pada
motivasi ekstrinsik.dengan menggunakan penguat berupa hadiah atau hukuman,
seyogianya guru memperbaiki disiplin diri siswa dalam beremansipasi.
C. Motivasi Dalam Belajar
Dalam perilaku belajar terdapat motivasi belajar.Motivasi
belajar tersebut ada yang intrinsic atau ekstrinsik.perilaku pelajar yang
mengandung motivasi belajar, yang dikelola oleh guru dan dihayati oleh siswa,
sebagai berikut:
1.
Guru adalah pendidik yang berperanan dalam rekayasa
pedagosis
2.
Siswa adalah pebelajar yang paling berkepentingan dalam
menghayati belajar
3.
Dalam proses belajar mengajar, guru melakukan tindakan
mendidik seperti, memberi hadiah, memuji, menegur, menghukum atau memberi
nasihat
4.
Dengan belajar yang bermotivasi, siswa memperoleh hasil
belajar
5.
Dampak pengajaran adalah hasil belajar yang segera dapat
diukur, yang terwujud dalam hasil ujian
6.
Dampak pengiring adalah unjuk kerja siswa setelah mereka
lulus ujian atau merupakan transfer hasil belajar di sekolah
7.
Setelah siswa lulus sekolah, sekurang-kurangnya selesai
wajib belajar, maka diharapkan mengembangkan diri lebih lanjut
8.
Dengan memprogram belajar sendiri secara bersinambungan,
maka ia memperoleh hasil belajar atas tanggungjawab sendiri
Dalam hal ini siswa telah mampu memperkuat motivasi
belajarnya sendiri karena kebutuhan aktualisasi diri.
A.
Unsur-unsur yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Dalam kerangka pendidikan formal, motivasi belajar tersebut
ada dalam jaringan rekayasa pedagosis guru.Dengan tindakan pembuatan persiapan
mengajar, pelaksanaan belajar-mengajar, maka guru menguatkan motivasi belajar
siswa.Motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami perkembangan,
artinya terpengaruh oleh kondisi fisiologis dan kematangan psikologis siswa.
1.
Cita-cita atau Aspirasi Siswa
Motivasi belajar tampak pada keinginan anak sejak kecil
seperti keinginan belajar berjalan, makanan yang lezat, berebut permainan,
dapat membca, dapat menyanyi, dan lain-lain.Keberhasilan mencapai keinginan
tersebut menumbuhkan kemauan bergiat, bahkan di kemudian hari menimbulkan
cita-cita dalam kehidupan.Timbulnya cita-cita dibarengi oleh perkembangan akal,
moral, kemauan, bahasa, dan nilai-nilai kehidupan.Timbulnya cita-cita juga
dibarengi oleh perkembangan kepribadian. Cita-cita akan memperkuat motivasi
belajar intrinsic maupun ekstrinsik. sebab tercapainya suatu cita-cita akan
mewujudkan aktualisasi diri.
2.
Kemauan Siswa
Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan atau
kecakapan mencapainya. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa kemampuan akan
memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan.
3.
Kondisi Siswa
Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani
mempengaruhi motivasi belajar. Dengan kata lain, kondisi jasmani dan rohani
siswa berpengaruh pada motivasi belajar.
4.
Kondisi Lingkungan Siswa
Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan
tempat tinggal, pergaulan sebaya, dan kehidupan bermasyarakat.Sebagai anggota
masyarakat maka siswa dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitar.Oleh karena itu
kondisi lingkungan sekolah yang sehat, kerukunan hidup, ketertiban pergaulan
perlu dibarengi mutunya.Dengan lingkungan yang aman, tentram, tertib, dan
indah, maka semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat.
5.
Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar dan pembelajaran
Siswa memilki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, dan
pikiran yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidup.Pengalaman dengan
teman sebayanya berpengaruh pada motivasi dan perilaku belajar.Lingkungan siswa
yang berupa lingkungan alam, lingkungan tempat tinggal, dan pergaulan juga
mengalami perubahan. Lingkungan budaya siswa yang berupa surat kabar, majalah,
radio, televise, dan film semakin menjangkau siswa. Guru professional
diharapkan mampu memanfaatkan suratkabar, majalah, siaran radio, televisi, dan
sumber belajar di sekitar sekolah untuk memotivasi belajar.
6.
Upaya Guru dalam Membelajarkan Siswa
Guru adalah seorang pendidik professional. Ia bergaul setiap
hari dengan puluhan atau ratusan siswa. Guru adalah pendidik yang berkembang.
Tugas profesionalnya mengharuskan dia belajar sepanjang hayat.Sebagai pendidik,
guru dapat memilah dan memilih yang baik.Partisipasi dan teladan memilih
perilaku yang baik tersebut sudah merupakan upaya membelajarkan siswa.
Upaya guru membelajarkan siswa terjadi di sekolah dan di
luar sekolah. Upaya pembelajaran di sekolah meliputi hal-hal berikut:
a.
Menyelenggarakan tertib belajar di sekolah
b.
Membina disiplin belajar dalam tiap kesempatan
c.
Membina belajar tertib pergaulan
d.
Membina belajar tertib lingkungn sekolah
Disamping penyelenggaraan tertib yang umum tersebut,
maka setiap individual tiap guru menghadapi anak didiknya. Upaya pembelajaran
tersebut meliputi:
a.
Pemahaman tentang diri siswa dalam rangka kewajiban tertib belajar
b.
Pemanfaatan penguatan berupa hadiah, kritik, hukuman secara
tepat guna
c.
Mendidik cinta belajar
Upaya pembelajaran guru disekolah tidak terlepas dari
kegiatan luar sekolah. Pusat pendidikan luar sekolah yang penting adalah
keluarga, lembaga agama, pramuka, dan pusat pendidikan pemuda yang lain. Siswa
sekolah pada umumnya tergabung dalam pusat pendidikan tersebut.Guru
professional dituntut menjalin kerjasama pedagosis dengan pusat-pusat
pendidikan tersebut.
B.
Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar
Perilaku belajar merupakan salah satu perilaku.Motif
mempengaruhi belajar siswa.Membaca dengan motivasi “mencari sesuatu” lebih
berarti bila dibandingkan dengan membaca “tanpa mencari sesuatu”. Guru
disekolah menghadapi banyak siswa dengan bermacam-macam motivasi belajar. Oleh
karena itu peran guru cukup banyak untuk meningkatkan belajar.
1.
Optimalisasi Penerapan Prinsip Belajar
Perilaku belajar di sekolah telah menjadi pola umum. Sejak
usia enam tahun, siswa masuk sekolah selama lima-enam jam sehari.
Sekurang-kurangnya tiap siswa mengalami belajar di sekolah selam Sembilan
tahun.Dari segi perkembangan, ada siswa yang semula hanya ikut-ikutan, suka
bermain, belum mengerti faedah belajar.Dengan tugas-tugas sekolahnya, kemudian
mereka mulai menyenangi belajar.
Dalam upaya pembelajaran, guru berhadapan dengan siswa dan
bahan belajar. Untuk dapat membelajarkan atau mengajarkan bahan pelajaran
dipersyaratkan:
a.
Guru telah mempelajari bahan pelajaran
b.
Guru telah memahami bagian-bagian yang mudah, sedng, dan
sukar
c.
Guru telah menguasai cara-cara mempelajari bahan
d.
Guru telah memahami sifat bahan pelajaran tersebut
Upaya pembelajaran terkait dengan beberapa prinsip
belajar. Beberapa prinsip belajar tersebut antara lain sebagai berikut :
a.
Belajar menjadi bermakna bila siswa mempelajari tujuan
belajar
b.
Belajar menjadi bermakna bila siswa dihadapkan pada
pemecahan masalah yang menantangnya
c.
Belajar menjadi bermakna bila guru mampu memusatkan segala
kemampuan mental siswa dalam program keadaan tertentu
d.
Sesuai dengan perkembangan jiwa siswa, maka kebutuhan
bahan-bahan belajar siswa semakin bertambah, oleh karena itu, guru perlu
mengatur bahan dari yang paling sederhana sampai paling menantang
e.
Belajar menjadi menantang bila siswa memahami prinsip
penilaian dan faedah nilai belajarnya bagi kehidupan dikemudian hari
2.
Optimalisasi Unsur Dinamis Belajar dan Pembelajaran
Seorang siswa akan belajar dengan seutuh pribadinya.
Perasaan, kemauan, pikiran, perhatian, fantasi, dan kemampuan yang lain tertuju
pada belajar.
Guru adalah pendidik dan sekaligus pembimbing belajar. Guru
lebih memahami keterbatasan waktu bagi siswa. Seringkali siswa lengah tentang
nilai kesempatan belajar.Oleh karena itu guru dapat mengupayakan optimalisasi
unsur dinamis yang ada dalam diri siswa dan yang ada di lingkungan siswa. Upaya
optimalisasi tersebut sebagai berikut:
a.
Pemberian kesempatan pada siswa untuk mengungkap hambatan
belajar yang dialami
b.
Memelihara minat, kemauan, dan semangat belajarnya
c.
Meminta kesempatan pada orang tua siswa atau wali, agar
memberi kesempatan kepada siswa untuk beraktualisasi diri dalam belajar
d.
Memanfaaatkan unsur lingkungan yang mendorong belajar
e.
Menggunakan waktu secara tertib, penguat, dan suasana
gembira terpusat pada perilaku belajar
f.
Guru merangsang siswa dengan penguatan memberi rasa percaya
diri bahwa ia dapat mengatasi segala hambatan
3.
Optimalisasi Pemanfaatan Pengalaman dan Kemampuan Siswa
Perilaku belajar siswa merupakan rangkaian tindak belajar
setiap hari. Guru sebagai penggerak perjalanan belajar bagi siswa. Guru wajib
menggunakan pengalaman belajar dan kemampuan siswa dalam mengola siswa belajar.
Upaya optimalisasi pemanfaatan pengalaman siswa tersebut dapat dilakukan
sebagai berikut:
a.
Siswa ditugasi membaca bahan belajar sebelumnya
b.
Guru mempelajari hal-hal yang sukar bagi siswa
c.
Guru memecahkan hal-hal yang sukar dengan mencari “cara
memecahkan”
d.
Guru mengajarkan “cara memecahkan” dan mendidikkan
keberanian mengatasi kesukaran
e.
Guru mengajak serta siswa mengalami dan mengatasi kesukaran
f.
Guru memberi kesempatan kepada siswa yang mampu memecahkan
masalah untuk membantu rekannya yang mengalami kesukaran
g.
Guru memberi penguatan kepada siswa yang berhasil mengatasi
kesukaran belajarnya sendiri
h.
Guru menghargai pengalaman dan kemampuan siswa agar belajar
secara mandiri
4.
Pengembangan Cita-cita dan Aspirasi Belajar
Cara mendidik dan mengembangkan yang dapat dilakukan antara
lain sebagai berikut:
a.
Guru menciptakan suasana belajar yang menggembirakan
b.
Guru mengikutsertakan semua siswa untuk memelihara fasilitas
belajar
c.
Guru mengajak serta siswa untuk membuat perlombaan unjuk
belajar
d.
Guru mengajak serta orang tua siswa untuk memperlengkap
fasilitas belajar
e.
Guru memberanikan siswa untuk mencatat keinginan di notes
pramuka, dan mencatat keinginan yang tercapai dan tak tercapai
f.
Guru bekerja sama dengan pendidik lain
DAFTAR RUJUKAN
Dimyanti & Mukiono. 2010. Belajar dan Pembelajaran.
Jakarta : Rineka Cipta
MuchlisinRiadi. 2013. MotivasiBelajar
(Online) file:///C:/New%20folder%20%282%29/Desktop/Documents/Motivasi%20Belajar%20-%20Pengertian%20dan%20Referensi.htm diakses tanggal 19 Februari 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar