Jumat, 22 Agustus 2014

Hakikat Belajar dan Pembelajaran


HAKIKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Belajar dan Pembelajaran
Yang dibimbing olehDr. H. Agung Winarno, M.M



Oleh
Nita Lily Mardiyansah
130411604493














UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA NIAGA
JANUARI 2014
HAKIKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN


A.    Pengertian Belajar dan Pembelajaran
Ada beberapa pendapat mengenai pengertian belajar, diantaranya :
Howard L. Kingsley dalam Dantes (1997) mengemukakan bahwa 'belajar adalah suatu proses bukan produk. Proses dimana sifat dan tingkah laku ditimbulkan dan diubah melalui praktek dan latihan‟.
a. Hilgard dalam Nasution (1997:35) mengatakan bahwa belajar adalah „proses melahirkan atau mengubah suatu kegiatan melalui jalan latihan yang dibedakan dari perubahan-perubahan oleh factor-faktor yang tidak termasuk latihan‟.
b. Jauhari (2000:75) mengatakan bahwa belajar adalah „proses untuk memperoleh perubahan yang dilakukan secara sadar, aktif, dinamis, sistematis, berkesinambungan, integrativ dan tujuan yang jelas‟.
c. Fontana dalam Khoir (1991) memusatkan belajar dalam tiga hal, yaitu belajar adalah mengubah tingkah laku, perubahan adalah hasil dari pengalaman, dan perubahan terjadi dalam perilaku individu.
Jadi, pada hakekatnya belajar adalah segala proses atau uasaha yang dilakukan secara sadar, sengaja, aktif, sistematis dan integrativ untuk menciptakan perubahan-perubahan dalam dirinya menuju kearah kesempurnaan hidup.
Dari rekayasa pembelajaran guru dan tindak belajar siswa sebagai berikut :
1.      Guru sebagai pendidik melakukan rekayasa pembelajaran.
2.      Siswa sebagai pembelajar disekolah memiliki kepribadian, pengalaman, dan tujuan.
3.      Guru menyusun desain instruksional untuk pembelajaran siswa.
4.      Guru menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar.
5.      Guru bertindak mengajar dikelas dengan maksud membelajarkan siswa.
6.      Siswa brtindak belajar, artinya mengalami prosesdan  meningkatkan kemampuan mentalnya.
7.      Dengan berakhirnya suatu proses belajar, maka siswa memperoleh suatu hasil belajar.
Dampak pengajaran adalah hasil yang dapat diukur, seperti tertuang dalam angka rapot, angka dalam ijazah, atau kemampuan meloncat setelah latihan. Dampak pengiring adalah terapan pengetahuan dan kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar.
1)      Belajar, Perkembangan, dan Pendidikan.
Belajar, perkembangan, dan pendidikan merupakan hal yang menarik dipelajari.Ketiga gejala tersebut terkait dengan pembelajaran.Belajar dilakukan oleh siswa secara individu.
Perkembangan mental dapat terjadi bila :
a.       Pertumbuhan jasmani telah siap
b.      Individu belajar, baik atas dorongan sendiri ataupun dorongan dari lingkungan sekitar.
2)      Ciri- ciri belajar dan pembelajaran
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks.Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa keadaan alam, benda-benda, hewan tumbuh-tumbuhan, manusia, atau hal-hal yang dijadikan bahan belajar.Beberapa ahli mengemukakan pandangan yang berbeda tentang belajar.
a.       Belajar Menurut Pandangan Skinner
Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku.Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun.Guru dapat menyusun program pembelajaran berdaskan pandangan Skinner. Dalam menerapkan teori Skinner, guru perlu memperhatikan dua hal penting, yaitu 1) pemilihan stimulus yang diskriminatif, 2) penggunaan penguatan, sebagai ilustrasi, apakah guru akan meminta respons ranah kognitif atau afektif.
Langkah-langkah pembelajaran berdasarkan kondisioningoperan :
1)    Mempelajari keadaan kelas
2)    Membuat daftar pengut positif
3)   Memilih dan menentukan urutan tingkah laku yang dipelajari serta jenis penguatan
4)    Membuat program pembelajaran yang berisi urutan perilaku yang dikehendaki, penguatan, waktu mempelajari perilaku , dan evaluasi.
b.      Belajar Menurut Gagne.
Menurut Gagne belajar merupakan kegiatan yang kompleks.Hasil belajar berupa kapabilitas. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah: 1)stimulasi yang berasal dari lingkungan, 2) proses kognitif yang dilakukan oleh pembelajar. Dengan  demikian belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru.
              Menurut Gagne belajar terdiri dari tiga komponen penting, yaitu kondisi eksternal, kondisi internal, dan hasil belajar. Dari ketiga komponen tersebut memberikan lima hasil belajar yang merupakan kapabilitas siswa. Kapabilitas siswa tersebut berupa:
1)    Informasi verbal
2)    Keterampilan intelektual
3)    Strategi kognitif
4)    Keterampilan motorik
5)    Sikap
Gagne berpendapat bahwa dalam belajar terdiri dari tiga tahap yangmeliputi Sembilan fase. Tahapan itu sebagai berikut: 1) persiapan untuk belajar, 2) pemerolehan dan unjuk perbuatan (performasi), 3) ahli belajar. Dalam rangka pembelajaran maka guru dapat menyusun acara pembelajaran yang cocok dengan tahap dan faase-fase belajar.Sudah barang tentu guru masih harus menyelesaikan dengan bidang studi dan kondisi kelas yang sebenarnya. Guru dapat memodifikasi seperlunya.
c.    Belajar Menurut Pandangan Piaget.
Piaget berpendapat bahwa pengetahuan dibentuk oleh individu.Sebab individu melakukan interaksi terus-menerus dengan lingkungan.Dengan adanya interaksi dengan lingkungan maka fungsi intelek semakin berkembang.
Pengetahuan dibangun dalam pikiran.Setiap individu membangun sendiri pengetahuannya.Pengetahuan yang dibangun terdiri dari tiga bentuk, yaitu pengetahuan fisik, pengetahuan logika-matematik, dan pengetahuan sosial. Menurut Piaget, ,pembelajaran terdiri dari empat langkah berikut:
1)    Menentukan topic yang dapat dipelajari oleh anak sendiri
2)    Memilih atau mengembangkan aktifitas kelas dengan topic tersebut
3)    Mengetahui adanya kesempatan bagi guru untuk mengemukakan  pertanyaan yang menunjang proses pemecahan masalah
4)    Menilai pelaksanaan tiap kegiatan, memperhatikan kebersihan, dan melakukan revisi.
Secara singkat, Piaget menyarankan agar dalam pembelajaran guru memilih masalah yang berciri kegiatan prediksi, eksperimentsi, dan eksplansi.
d.   Belajar Menurut Rogers.
Rogers menyayangkan praktek pendidikan di sekolah tahun 1960-an. Menurut praktek pendapatnya, praktek pendidikan menitikberatkan pada segi pengajaran, bukan pada siswa yang belajar.Praktek tersebut ditandai oleh peran guru yang dominan dan siswa hanya menghafalkan pelajaran.
Rogers mengemukakan saran tentang langkah-langkah pembelajaran yang perlu dilakukan oleh guru. Saran pembelajaran itu meliputi hal berikut:
1)         Guru memberi kepercayaan kepada kelas agar kelas memilih belajar secara efektif
2)         Guru dan siswa membuat kontrak belajar
3)         Guru menggunakan metode inkuiri, atau belajar menemukan
4)         Guru menggunakan metode simulasi
5)         Guru mengadakan latihan kepekaan
6)         Guru bertindak  sebagai fasilitator belajar
7)   Sebaiknya guru menggunakan pengajaran berprogram, agar tercipta peluang bagisiswa untuk timbulnya kreatifitas.
Keempat pandangan tentang belajar tersebut merupakan bagian kecil dari pandangan yang ada.Untuk kepentingan pembelajaran, para guru dan calon guru masih harus mempelajari sendiri dari psikologi belajar.Di samping itu, para guru masih perlu memilih teori yang relevan bagi bidang studi asuhannya.Guru juga perlu memodifikasi secara praktis sesuai dengan kondisi perilaku siswa belajar.
B.     Tujuan Belajar dan Pembelajaran.
Belajar merupakan peristiwa sehari-hari disekolah. Belajar merupakan proses internal yang kompleks. Yang terlibat dalam proses internal tersebut adalah seluruh mental yang meliputi ranah-ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dari segi guru, proses belajar tersebut dapat diamati secara tidak langsung. Artinya proses belajar yang merupakan proses internal siswa tidak dapat diamati, tetapi dapat dipahami oleh guru. Perilaku belajar tersebut ada hubunganya dengan desain instruksional guru.Hal ikhwal yang terjadi pada siswa dalam rangka kemandirian. Secara umum hal-hal tersebut terjadi sebagai berikut :
1.      Guru yang membuat desain instruksional, guru menyusun acara pembelajaran.
2.      Siswa memiliki latar pengalaman dan kemampuan awal dalam proses pembelajaran.
3.      Tujuan pembelajaran dalam desain instruksional dirumuskan oleh guru berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu.
4.      Kegiatan belajar mengajar merupakan tindak pembelajaran guru dikelas.
5.      Proses belajar merupakan hal yang dialami oleh siswa, suatu respons terhadap segala acara pembelajaran yang diprogramkan oleh guru.
6.      Perilaku siswa merupakan hasil proses belajar.
7.      Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar.
8.      Setelah siswa lulus berkat hasil belajar, siswa menyusun program belajar sendiri.
1.      Tujuan Instruksional, Tujuan Pembelajaran, dan tujuan Belajar.
Tujuan instuksional khusus disebut sebagai sasaran belajar siswa, sebab rumusan tujuan tersebut diorientasikan bagi kepentingan siswa. Tujuan instruksional khusus atau tujuan belajar siswa memperhitungkan pengetahuan  awal dan kebutuhan belajar siswa, semua siswa belajar bidang studi yang sama, ternyata mereka memiliki tujuan belajar yang berbeda.
Dari segi guru, tujuan instruksional dan tujuan pembelajaran merupakan pedoman tindak mengajar dengan acuan berbeda.Tujuan kurikulum sekolah tersebut dijabarkan dari tujuan pendidikan nasional yang terumus didalam UU Pendidikan yang berlaku.berarti juga mengaitkan pada baahan belajar yang “harus” diajarkan oleh guru.Bahan belajar tersebut ditentukan oleh ahli kurikulum.
Dari segi siswa, sasaran belajar tersebut merupakan panduan belajar.Sasaran belajar tersebut diketahui oleh siswa sebagai akibat adanya informasi guru.keberhasilan belajar siswa merupakan prasyarat bagi program belajar selanjutnya. Dengan keberhasilan belajar, maka siswa akan menyusun program belajar dan tujuan belajar sendiri
2.      Siswa dan Tujuan Belajar.
Siswa adalah subjek yang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar disekolah.Dalam kegiatan tersebut siswa mengalami tindak mengajar dan merespon dengan tindak belajar. Siswa mengalami suatu proses belajar yang menggunakan kemampuan mentalnya untuk mempelajari bahan belajar. Kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dibelajarkan dengan bahan belajar menjadi semakin rinci dan menguat. Adanya informasi tentang sasaranbelajar, adanya penguatan, adanya evaluasi, dan keberhasilan belajar menyebabkan siswa sadar akan kemampuan dirinya.
Melukiskan kesejajaran tindak guru mencapai sasaran belajar, dan tindak siswa yang belajar untuk mencapai tujuan belajar sampai lulus dan mencapai tingkat kemandirian. (1) Guru menyusun secara pembelajaran dan berusaha mencapai sasaran belajar, suatu perilaku yang dapat dilakukan oleh siswa. (2) Siswa melakukan tindak belajar, yang meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Akibat belajar tersebut siswa mencapai tujuan belajar tertentu dengan meningkatnya kemampuan dan dapat mencapai tingkat kemandirian.
C.       Unsur- unsur Dinamis dalam Belajar dan Pembelajaran.
1.    Dinamika siswa dalam belajar.
Ada beberapa yang mempelajari ranah-ranah tersebut dengan hasil penggolongan kemampuan pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik secara hiararkis.
Ranah kognitif  (Bloom, dkk.) terdiri dari enam jenis perilaku sebagai berikut :
1.      Pengetahuan.
2.      Pemahaman.
3.      Penerapan.
4.      Analisis.
5.      Sintesis.
6.      Evaluasi.
Keenam jenis perilaku ini bersifat hierarkis, artinya perilaku pengetahuan tergolong terendah, dan perilaku evaluasi tergolong tertinggi. Dapat diketahui bahwa siswa yang belajar akan memperbaiki kemampuan internalnya. Dari kemampuan awal pada pra-belajar, meningkat memperoleh kemampuan yang tergolong pada keenam jenis perilaku yang dididik disekolah.
Ranah afektif (Krathwohl & Bloom, dkk.) terdiri dari lima perilaku :
1.      Penerimaan.
2.      Partisipasi.
3.      Penilaian dan penentuan sikap.
4.      Organisasi.
5.      Pembentukan pola hidup.
Perilaku penerimaan merupakan jenis perilaku terendah dan perilaku pembentukan pola hidup merupakan jenis perilaku tertinggi.Siswa mempelajari kepekaan tentang sesuatu hal sampai pada penghayatan nilai sehingga menjadi suatu pegangan hidup.
Ranah psikomotorik (Simpson) terdiri dari :
1.      Persepsi.
2.      Kesiapan.
3.      Gerakan terbimbing.
4.      Gerakan yang terbiasa.
5.      Gerakan kompleks.
6.      Penyesuaian pola gerakan.
7.      Kreativitas.
2.      Dinamika Guru dalam Kegiatan Pembelajaran.
Menurut Biggs dan Telfer diantara motivasi belajar siswa ada yang dapat diperkkuat dengan cara pembelajaran. Motivasi instrumental, sosial, dan berprestasi rendah misalnya dapat dikondisikan secara bersyarat agar terjadi peran belajar siswa.Kondisi eksternal yang berpengaruh pada belajar yang penting adalah bahan belajar, suasana belajar, media dan sumber belajar, dan subjek pembelajar itu sendiri.
a.       Bahan Belajar
Bahan belajar dapat berwujud benda dan isi pendidikan dapat berupa pengetahuan, perilaku, nilai, sikap, dan metode pemerolehan.
b.      Suasana Belajar
Kondisi gedung sekolah, tata ruang kelas, alat belajar mempunyai pengaruh pada kegiatan belajar.Suasana pergaulan disekolah juga berpengaruh pada kegiatan belajar. Guru memiliki peran penting dalam menciptakan suasana belajar yang menarik bagi siswa.
c.       Media dan Suasana Belajar
Saat ini media dan sumber belajar dapat ditemukan dengan mudah.Sawah percobaan, kebun bibit, kebun binatang, tempat wisata, museum, perpustakaan umum, surat kabar, majalah, radio, sanggar seni, televise dapat ditemukan didekat sekolah. Disamping itu buku pelajaran, buku bacaan, laboratorium semakin baik.
Guru dapat membuat program pembelajaran dengan memanfaatkan media dan sumber belajar diluar sekolah. Pemanfaatan tersebut meningkatkan kegiatan belajar, sehingga mutu hasil belajar semakin meningkat (Woolkfolk & Nicolich, 1984: 307-338).
d.      Guru sebagai Subjek Pembelajar
Guru adalah subjek pembelajar siswa. Sebagai subjek pembelajar guru berhubungan langsung dengan siswa. Guru dapat menggolongkan motivasi belajar siswa guru melakukan penguatan pada motivasi instrumental, motivasi sosial, motivasi berprestasi, dan motivasi intrinsik siswa.






























DAFTAR RUJUKAN


Amarstain. 2013. Hakikat Belajar dan Pembelajaran (Online)http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_DAERAH/195901191986011-USEP_KUSWARI/Hakikat_Belajar_dan_Pembelajaran.pdf diakses tanggal 24 Januari 2014
Dimyanti & Mukiono. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar